2018 Year in Review

Friday, December 28, 2018

Tinggal menghitung hari menuju pergantian tahun. Banyak hal yang sudah ku lewati sepanjang tahun  dan biasanya ku abadikan semuanya lewat tulisan di blog. Di awal tahun aku cukup yakin, akan ada banyak cerita yang bisa ku bagikan di tahun 2018 ini. Berbicara soal kuantitas, jumlah postingan minimal bisa lah sama jumlahnya dengan tahun lalu.

Tahun 2017 lalu, bisa dibilang aku cukup produktif. Secara aku menulis apa yang aku alami, aku rasakan, aku pikirkan, dan di tahun 2017 itu terdapat perubahan besar dalam hidupku; aku pindah.

Aku pindah kerja dari perusahaan swasta ke instansi negeri, dari status karyawan tetap menjadi pegawai kontrak. Sebelumnya kerja di tempat yang penuh dengan suku cadang kendaraan bertenaga diesel, sekarang berada di tempat dimana banyak orang sakit dan tenaga medis.

Kepindahan ini juga diikuti dengan perubahan lingkungan sosial, dari yang tadinya tinggal di kota besar kembali ke kabupaten daerah, dari yang mainnya selalu ke mall sekarang harus merasa cukup dengan kafe ala-ala atau ke tempat makan yang jual fast food versi KW.

Baca : 5 Tempat Makan Favorit di Purworejo

Karena perubahan besar tersebut, aku mampu memposting banyak tulisan di tahun 2017. Itu sebabnya aku menjadi optimis tahun 2018 aku bisa menulis lebih banyak, ya karena tahun ini aku juga mengalami perubahan besar dalam hidupku; aku menikah.

Baca : Aku Menikah

Terbayang dalam benakku, nanti aku akan menulis segala tentang pernikahan yang membawa perubahan besar dalam hidupku ini.  

Bagaimana aku bertemu dengan suami? Apa yang membuatku yakin menikah dengannya?
Bagaimana aku dalam menyiapkan segala sesuatu untuk acara pernikahan? Ada kendala apa saja?
Bagaimana kehidupan setelah menikah?

Pasti bakal banyak ya kalau diceritakan. Akan tetapi, dalam praktiknya, baru beberapa tulisan saja yang terpublish.

Baca : Cerita Menikah

Pasalnya, aku belum mau bercerita jika belum terlaksana, biarlah menjadi misteri. Ceritanya nanti saja kalau sudah SAH resmi menikah. Takutnya, Tuhan berkehendak lain karena sebelum janur kuning melengkung, banyak hal yang bisa saja terjadi.

Begitu menikah, jjrrreeeengggggg... ternyata gini rasanya. Bahagia pasti, tapi selebihnya berat boss! Apalagi kalau tak bisa menurunkan ego masing-masing, maka tak heran kalau ada cerita pernikahan yang hanya bertahan tiga bulan. Yang pasti, butuh banyak belajar memahami pasangan. Begitu pula denganku, butuh banyak banyak belajar.

Proses belajar ini membuatku menikmati peran baruku sebagai istri, hingga belum sempat menceritakan detail persiapan pernikahan.

Bagaimana dengan kehidupan pasca menikah? Rasanya perlu pilah pilih banget kalau mau menceritakan kehidupan berumah tangga. Nggak semua bisa dibagikan ke publik, apalagi yang kaitannya dengan kekurangan pasangan dan kekisruhan rumah tangga. It is a BIG NO yha!


Jadi nggak semua bisa dibagikan! Kalau sejauh ini belum banyak tulisan tentang kehidupan setelah menikah, bisa jadi karena aku terlalu menikmati dunia baruku dan terlewat begitu saja tanpa terdokumentasikan dalam bentuk tulisan.

Kesimpulannya, meskipun di tahun 2018 ini ada banyak perubahan dalam hidupku, ternyata tak membuat jumlah postingan di blog ini meningkat.
Sesungguhnya, seberapa banyak jumlah tulisan yang tercipta, tergantung seberapa kuat niat dan semangat untuk terus konsisten mengembangkan konten blog.

1 comment:

  1. Salam Kenal mbak...baru kali ini berkunjung ke blog mbak...asik ya...menikah bisa jadi ide buat menulis. Betul harus bisa memilih dan memilah, apa saja yang boleh dan tidak yang tidak boleh di share diranah publik. Semoga tahun 2019 makin semangat menulis. Salam Kukuruyuk dari Semarang

    ReplyDelete

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.