Ciptakan Kondisi Agar Pekerjaan Rumah Tangga Terasa Menyenangkan
Apa pekerjaan rumah tangga yang disukai? NGGAK ADA. lol
Aku nggak suka melakukan pekerjaan rumah tangga. Tapi meski nggak suka, ya harus tetap dikerjakan. Ya kali mau makan pakai daun? Pergi ke kantor pakai baju kusut? Nggak apa-apa juga sih sebenarnya tapi kalau emang mampu, bisa pakai jasa ART (Asisten Rumah Tangga) atau pakai jasa yang ditawarkan lewat aplikasi. Mau makan tinggal GO-FOOD, mau bersih-bersih panggil GO-CLEAN. Lah kok jadi ngiklan ya?
Ya pada intinya, kalau punya uang kita bisa mempermudah hidup kita tanpa melakukan semua pekerjaan rumah yang tidak disukai. Tapi kalau tidak mampu, ya paksa diri kita untuk melakukannya. Nggak seberat yang kita bayangkan, paling terasa capek saja. Haha.
Akan tetapi, meski nggak suka, ada kondisi dimana aku semangat untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, kecuali setrika baju (pekerjaan rutin yang belum bisa aku nikmati).
Apa saja kondisinya, ini dia;
1. Tunggu hingga banyak
Lihat pakaian kotor tumpuk menggunung, piring kotor dimana-mana, lantai penuh debu, kamar mandi lumutan, tempat sampah penuh, pokoknya kalau rumah lagi kacau balau, berantakan macam kapal pecah, di saat itulah diri ini merasa terpanggil untuk membereskannya. Karena kalau dikerjakan, akan terasa sekali perbedaannya. Before - After nya akan sangat terlihat jelas, jadi merasa tenaga yang dikeluarkan tidak terbuang sia-sia. Lebih hemat juga kan?! Haha. Tapi ya emang jadi butuh tenaga ekstra sih.
2. Tidak ada paksaan/tuntutan
Dalam berumah tangga, mungkin ada tuntutan dari pasangan, 'aku maunya lantai harus selalu bersih, meja tidak boleh berantakan, piring kotor harus segera dicuci'. Nah kalau aku punya suami yang seperti itu, mungkin aku bisa tertekan dan biasanya malah jadi malas mengerjakannya.
...
Untuk menciptakan kondisi tersebut, tentu butuh kesepakatan dengan suami. Minta suami memahami keadaan dan kemauan kita. Kalau ternyata suami menuntut rumah harus rapi dan meminta untuk tidak menumpuk kerjaan, ya nego untuk bisa berbagi pekerjaan agar jangan semuanya dilimpahkan ke istri.
Sejauh ini sih suamiku tak pernah menuntut. Jadi ya nggak setiap saat beberes. Nyuci baju juga kalau udah menggunung hingga kadang suami mencari baju yang ingin dikenakan, ternyata belum dicuci. Suami sih nggak marah, tapi akunya yang merasa bersalah. Langsung deh buru-buru minta maaf. Hoho.
Eh tapi kalau diingat-ingat, ada satu lho pekerjaan rumah tangga yang aku sukai. Menjemur baju setelah bilasan terakhir di saat matahari pagi sedang bersinar. Waktu menjemur masih ada tetes-tetes air dan saat mentari sedang terik nanti akan kelihatan bagaimana air yang ada di baju akan menguap. Itu pemandangan keren, menurutku. Makanya kalau lagi cuci manual pakai tangan, aku nggak pernah memeras kering cucian yang siap jemur, biarkan alam yang bekerja.
Akan tetapi, meski nggak suka, ada kondisi dimana aku semangat untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, kecuali setrika baju (pekerjaan rutin yang belum bisa aku nikmati).
Apa saja kondisinya, ini dia;
1. Tunggu hingga banyak
Lihat pakaian kotor tumpuk menggunung, piring kotor dimana-mana, lantai penuh debu, kamar mandi lumutan, tempat sampah penuh, pokoknya kalau rumah lagi kacau balau, berantakan macam kapal pecah, di saat itulah diri ini merasa terpanggil untuk membereskannya. Karena kalau dikerjakan, akan terasa sekali perbedaannya. Before - After nya akan sangat terlihat jelas, jadi merasa tenaga yang dikeluarkan tidak terbuang sia-sia. Lebih hemat juga kan?! Haha. Tapi ya emang jadi butuh tenaga ekstra sih.
2. Tidak ada paksaan/tuntutan
Dalam berumah tangga, mungkin ada tuntutan dari pasangan, 'aku maunya lantai harus selalu bersih, meja tidak boleh berantakan, piring kotor harus segera dicuci'. Nah kalau aku punya suami yang seperti itu, mungkin aku bisa tertekan dan biasanya malah jadi malas mengerjakannya.
...
Untuk menciptakan kondisi tersebut, tentu butuh kesepakatan dengan suami. Minta suami memahami keadaan dan kemauan kita. Kalau ternyata suami menuntut rumah harus rapi dan meminta untuk tidak menumpuk kerjaan, ya nego untuk bisa berbagi pekerjaan agar jangan semuanya dilimpahkan ke istri.
Sejauh ini sih suamiku tak pernah menuntut. Jadi ya nggak setiap saat beberes. Nyuci baju juga kalau udah menggunung hingga kadang suami mencari baju yang ingin dikenakan, ternyata belum dicuci. Suami sih nggak marah, tapi akunya yang merasa bersalah. Langsung deh buru-buru minta maaf. Hoho.
Eh tapi kalau diingat-ingat, ada satu lho pekerjaan rumah tangga yang aku sukai. Menjemur baju setelah bilasan terakhir di saat matahari pagi sedang bersinar. Waktu menjemur masih ada tetes-tetes air dan saat mentari sedang terik nanti akan kelihatan bagaimana air yang ada di baju akan menguap. Itu pemandangan keren, menurutku. Makanya kalau lagi cuci manual pakai tangan, aku nggak pernah memeras kering cucian yang siap jemur, biarkan alam yang bekerja.
Itu dia sedikit cerita tentang pekerjaan rumah tangga. Sebenarnya ada satu cara agar kita bisa menyukai pekerjaan rumah tangga dan membuatnya sedikit lebih ringan; niatkan untuk ibadah. Minta sama Allah agar lelahnya kita diganti dengan pahala yang baik di sisi-Nya. Terdengar klise, memang! Tapi insyaallah, jika kita ikhlas maka semua kerjaan akan terasa ringan.
# Day 21
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^