Purworejo-ku
Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua.
Purworejo. Itulah nama kotaku. Sebuah kota (kabupaten) yang menjadi ujung selatan provinsi Jawa Tengah. Tak banyak orang yang mengetahui kabupaten Purworejo. Pernah suatu ketika aku bermain ke Kota Solo dan seseorang bertanya padaku, “Asalnya dari mana?”
“Purworejo, Pak!” jawabku sopan.
“Purworejo itu dimana ya?”
Sedih rasanya mengingat Kota Sola dengan Kabupaten Purworejo itu tak begitu jauh jaraknya. Hanya memakan waktu dua jam jika naik kereta api.
Dengan pengalaman seperti itu, kini aku yang singgah di Jakarta, tak heran jika banyak orang yang tidak mengetahui Kota Pensiun-ku ini. Kota Pensiun adalah sebutan untuk kabupaten Purworejo. Aku justru salut dengan orang-orang yang sedikit banyak tahu tentang keberadaan kota kecilku ini.
Kabupaten Purworejo memang tak seramai kabupaten/kota yang lain. Tak ada Candi Borobudur seperti di Magelang. Tak ada gua seramai Gua Jatijajar di Kebumen.
Di Purworejo tidak ada bioskop. Sebenarnya ada, namun hanya menyisakan bangunan yang nelangsa. Kata guru sejarahku, dulu sewaktu krisis moneter, bioskop itu dibakar massa sebagai wujud kemarahan rakyat Indonesia.
Selain itu, di Purworejo tidak ada mall-mall besar seperti di Jakarta. Jangankan mall, bangunan bertingkat masih jarang ditemukan, walaupun saat ini di pusat kota mulai dibangun rumah-rumah dan toko berlantai dua dan tiga. Jika kau ingin berbelanja layaknya di mall, ada beberapa supermarket yang hanya ditemukan di pusat kota. Laris adalah nama supermarket terbesar (yang ku temukan) di Purworejo. Biasanya Laris akan sangat padat jika menjelang Lebaran / Hari Raya Idul Fitri. Mengapa? Karena warga dari seluruh pelosok di Kabupaten Purworejo berbondong-bondong membawa anak dan sanak keluarganya untuk membeli baju baru. Demikianlah tradisi kami. Bahkan, kebiasaan di desaku, jika anak mereka mencapai prestasi tertentu, misalnya juara kelas, khatam al-Quran, dan segala macam bentuk prestasi lainnya, orang tua mereka akan menjanjikan anak-anak mereka pergi ke pusat kota Purworejo, jalan-jalan ke Laris, atau sekedar makan bakso di Purworejo. #Begitu sederhana.
Purworejo memiliki 16 kecamatan. Masing-masing kecamatan memiliki letak geografis yang berbeda. Ada kecamatan yang kebagian di pinggir pantai, ada yang di pusat kota, dan ada yang di pucuk gunung. Keberagaman geografis ternyata menunjukkan keberagaman sifat. Hal ini begitu aku rasakan ketika aku bermain ke rumah kawanku di daerah Bener, salah satu kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo. Daerah yang dingin karena berada di dataran tinggi. Kebiasan orang ‘gunung’, demikian aku menyebutnya, adalah begitu menghormati tamu yang datang. Tak perlu mereka tahu siapa namamu, asal usul keluargamu, mereka dengan senang hati akan menerimamu. Jika kau tersesat maka ketuk saja pintu rumah mereka, ceritakan apa yang terjadi padamu, maka mereka akan menyambutmu. Tak jarang mereka juga akan menjamumu dengan makanan seadanya. Dan saat musim panen (hasil kebun, seperti salak, manggis) tiba, mereka tak segan-segan membungkuskan sebagian untukmu.
Bagaimana dengan orang-orang di kecamatan lain? Mereka juga sama baiknya, namun orang ‘gunung’ jauh di atas rata-rata. Begitulah kehidupan di kota kecil. #Sangat sederhana pemikiran mereka.
Ada satu hal menarik lagi dari kotaku, khususnya di desaku, yang kebanyakan dari warganya bermata pencaharian sebagai petani. Saat musim panen tiba, betapa bahagianya para petani di desaku. Mereka beriringan pergi ke sawah dengan senyum yang merekah, karena bagi mereka, disitulah 'rejeki nomplok' mereka.
Di tengah kegiatan mereka menuai padi milik tetangga dan menjemur padi milik mereka sendiri, biasanya para penjual sering berkeliling menyusuri desa-desa, termasuk di desaku.
“Pettttttttt…tapeeeeeee…” alunan khas si penjual tape yang biasa berjualan di tengah teriknya matahari. Biasanya ia menukar tape singkongnya dengan gabah yang sedang dijemur milik warga. #Barter.
Ada pula tukang kredit panci yang mulai meminta piutang dari para warga. Selain itu, ada pula tukang baju keliling yang menjual baju-baju dengan harga miring. Biasanya, tukang baju ini laris diburu ibu-ibu yang ingin membelikan baju anaknya. Bagi para ibu-ibu ini, mereka hanya bisa membelikan baju anaknya tiap panen tiba (dan saat menjelang lebaran, meski tak selalu). Pada saat panen pula, janji-janji terpenuhi. Saat seorang anak kecil merengek meminta dibelikan sepeda, maka orang tua menjanjikannya saat panen padi tiba. #Sungguh mengharukan.
#8MIngguNgeblog
Enak yah kalau harmonisasi masih terjaga antar sesama..
ReplyDeleteBtw... Barter masih sering dilakuinn..kirain dah gak ada yah!!
:-) keren itu yg tulisan upurworejo.. Itu dimana ??
iyyah,,
ReplyDeletebiasanya barter juga cuma dilakuin pas musim panen, warga lagi jemur gabah, e ada tukang es cendol lewat, barter deh mereka..
klo tulisan itu ada di Alun-alun Purworejo, baru dibuat tahun lalu.. :D
maklum pembangunannya rada telat, tapi sekarang udah mulai keren :)
aih, suasana desanya masih seperti di sinetron.. asri, damai dan ramah... sepertinya aku naksir dengan suasana desamu.
ReplyDeletehaha.. iya mbak, tapi sekarang pemuda pemudi nya udah banyak yang merantau.. jadinya udah mulai sepi..
ReplyDeleteSepertinya Purworejo adalah kota yang damai. Membaca postingan ini membuat saya ingin kesana,heheheh...
ReplyDeleteSemoga sukses ya...
Saya tahu Purworejo, tapi blm pernah kesana
ReplyDeleteayo pada mampir ke Purworejo,
ReplyDeletejangan lupa singgah sebentar ke Pantai Jati Malang yang memesona :D
Purworejo? jauh ya dari Purwokerto hehehe... namanya mirip sih :-) kalau ke Purwokerto saya pernah beberapa kali, ketika masih kuliah di Yogya.
ReplyDeleteUnik ya masih ada sistem barter, hehehe.
Sekitar 3-4jam naik bus dari Purwokerto,
ReplyDeleteklo ke Jogjanya naek kereta pasti deh ngelewati Purworejo ^^
behhh, untungnya Laris belum punya pesaing yahhh sperti alfamart atau indomart. Klo udah ada dua minimarket itu berarti suatu kota perkembangannya cukup pesat dehhh... tp bukan berarti purworejo ketinggalan yahhh, bukan itu maksudku hehehe #salamucok :D
ReplyDeleteklo alfamart atau indomart ada banyak, cuma klo kyk Matahari, Gramedia, KFC, gitu ga ada :p
ReplyDeletepurworejo, pernah dengar tapi blum pernah ksana. kyk nya disana tentram, asik buat jalan2 kayak nya,
ReplyDeletesalam kenal, dari makassar yah...
g ada mall? sama kaya di kota jepara donx hihi
ReplyDelete@ekoikhyar: salam kenal juga :) saya tunggu kedatangannya di Purworejo..
ReplyDelete@jiah al jafara: Jepara kelihatannnya juga adem ayem nih.. hihihi..
saya sering lewat, tapi belum pernah singgah lama, cuma pernah di terminal purworejonya, waktu itu dari semarang ga ada bis yg langsung ke purwokerto, jadi mampir purworejo dulu.. :)
ReplyDeleteBaru kali ini nemuin blogger asal Purworejo :). Kotanya memang terkenal sebagai kota pensiunan, karena perkembangannya tidak pesat dan lamaaaaaa sekali. Kebetulan simbok (mbah), ibu dan bapakku orang Purworejo :). Terakhir kali ke sana tahun 2007
ReplyDeleteJadi pingin ke Purworejo.
ReplyDeleteBtw, kalo saya tahu koq ada daerah bernama Purworejo di Jateng cuma letaknya di mana, saya tdk tahu. Masih ingat pelajaran peta buta jaman SD dulu, disuruh ngafal kota2 seindonesia :)
@Riski Fitriasari : gimana mba rasanya menjejakkan kaki di Purworejo? ekekeke..
ReplyDelete@Catcilku : bapak ibuknya tinggal dimana? iyaahh,, Purworejo lambat banget perkembangannya. tapi sekarang udah lumayan lho.. hohohoh
@Mugniar Marakarma: Purworejo ada di bagian bawah (selatan) Jawa Tengah..
ReplyDeletepeta buta ya? bikin puyeng ituu.. hahaa.. :D
Meski kehidupan mereka sederhana, namun kalau sikap dan karakternya tetap relijius dan sangat menghormati adat istiadat maka Purwerejo bisa memiliki potensi yang terus digalakkan,
ReplyDeleteSerasa ingin mencoba tape di sana.. :)
Saya berharap, Purwerejo akan berubah dan memiliki daya tarik bagi pendatang sehingga masyarakat setempat pun berkembang, tapi tetap mempertahankan kearifan budaya lokal. semoga, Allahumma Aamiin..
Salam...
Pernah denger Purworejo, tapi belum pernah berkunjung ke sana, mudah-mudahan suatu hari nanti :)
ReplyDeletesaya belum pernah ke saaaanaaaaaaaaaaaaa aaaaaakkk pengen
ReplyDeleteKok mirip ya dng nasib kendari, hehe.
ReplyDeletegimana kalau kamu bangun bioskop biar ramai?
ReplyDeletekota asliku, pasuruan, sudah hampir 5 tahun ini punya bioskop. bukan aku yang bangun, sih. hehe. tiketnya murah, cm 12 rb. tapi ... filmnya udah muter 3 bulan lalu :p
bagus tuh idenya, masak mau nonton film harus ke Jogja dulu.. ckckck
ReplyDeleteSungguh luar biasa kota purworejo.. karna aku jg org pwrjo rasanya dg baca blog ini sdh membayang kan sy berada di kota trsbt
ReplyDeleteTerharu baca daerah.y sendiri..hhe
ReplyDeleteHai saya sunu, info alamat mall yang dege di purworejo dong.. Thanks sebelumnya 😊😊
ReplyDeleteHai saya sunu, info alamat mall yang dege di purworejo dong.. Thanks sebelumnya 😊😊
ReplyDeleteKarena yang lebih kesohor Kutoarjo,pdhl hanya Kecamatan bagian dari wilayah Purworejo,aku merasa senang tnggl di Purworejo masih asri,religi,guyup rukun antar agama dan sesama,tetap maju dan membangun Purworejo
ReplyDeleteRindu kampung halamanku......aku lhr di kec bayan... tepatnya desa pogung rejo....lama merantau di sumatra...pertama di bengkulu....sekarang di riau udah sepuluh tahun.....pingin banget pindah lg ke jawa....entah itu di purworejo atau di jogja....damai banget dengan kehidupan di dua kota tersebut....ngangenin.....
ReplyDeleteyah telat nemu ini blog, ttep semangat nulis y adminnya. biar kota kita lbih dikenal, nyesek juga waktu sesi perkenalan dikampus gak ada yg tau purworejo
ReplyDeletePurworejoku.,buatku adlh kota kecil dgn berjuta kenangan..walaupn skrg aku tinggal dbekasi,tp aku msh punya niat ntk kembali lg ke kampung halaman..klo diberi umur panjang,aku ingin masa tua-ku tinggal di kampung halaman,.
ReplyDeleteSaya dari Kutoarjo, dekat Stasiun kereta.. selalu amat bahagia saat tugas lewat Purworejo dan Kutoarjo... dan ketemu dengan Pak H. Sukar bakso dan keluarganya nan ramah. Ingat jaman putri kami masih bayi, saat kami makan bakso bu Hj. Sukar yang gendong putri kami... he he Kel. Pak H. Sukar dan kakaknya pula yang repot saat saya lamaran calon istri.. alhamdulillah..
ReplyDeleteHallo.... saya jg berasal dari Purworejo, tepatnya Desa Kedung Pomahan Kulon, Kecamatan Kemiri. Meski desaku jauh dari pusat kota purworejo (karena letaknya yang di atas gunung hehehe...) tapi dulu saya pas sekolah sempat tinggal (kos)di kota purworejo. #banggajadiorangpurworejo. Meski sudah merantau di Jkt selama 16 th, berharap suatu saat akan menetap di kampung halaman Purworejo Berirama...
ReplyDeleteWahh lebaran ini saya mau ke purworejo nih niat ziarah ke makam simbah 😄😄
ReplyDeletePurworejonya mana mbak?
DeletePengen nyari istri orang purworejo,, ^—^
ReplyDeleteeaaaa >.<
Delete