Wanita Terinspiratif, versiku
Saat bulan April tiba, pasti dalam benak kita terbesit satu nama yang mungkin tak terlupakan sepanjang masa. Siapa lagi kalau bukan Ibu Kartini. Demi mengenang perjuangan Ibu kita Kartini mari kita menyanyikan sebuah lagu untuk beliau.
Di setiap bulan April akan selalu kita jumpai perayaan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April. Perayaan tersebut diselenggarakan dari anak-anak di tingkat Taman Kanak-Kanak hingga para remaja di tingkat SMA. Bahkan tak jarang ibu-ibu dasawisma juga turut memeriahkannya. Mereka berlomba-lomba menjadi sosok Kartini masa kini.
Akan tetapi, dari sekian Kartini masa kini, hanya satu wanita yang (bagiku) menjadi Kartini sepanjang masa dalam kehidupanku. Siapa lagi kalau bukan ibuku, sosok Wanita Terinspiratif yang menjadi penyemangatku.
Ibuku adalah sosok yang tiada duanya. Beliau tak tergantikan oleh siapapun. Beliau nomor satu dalam kehidupanku. Apapun dan bagaimana pun beliau, beliau adalah segalanya bagiku.
Ibuku adalah sosok yang tangguh. Beliau pekerja keras yang tak bisa berdiam diri tiduran sejenak. Ada saja yang beliau kerjakan.
Ibuku seorang guru olahraga di Sekolah Dasar. Senin hingga Sabtu beliau mengabdikan diri untuk mendidik para murid-muridnya di sekolah yang berada di daerah terpencil. Beliau begitu tulus dalam mengajar. Sering kali ibu bercerita tentang betapa lucunya anak-anak gunung yang sering kali bersekolah tanpa sepatu. Terkadang ibu juga merasa kesal dengan murid-muridnya yang nakal dan susah diatur.
Dalam sibuknya bekerja, ibu tak pernah melupakan kewajibannya sebagai istri dan sebagai seorang ibu dari ketiga anaknya. Sarapan selalu dihidangkannya walau hanya sebatas telur goreng, tahu dan tempe goreng, mie goreng, dan makanan seadanya di pagi hari. Di siang hari ibu membeli lauk dan sayur untuk kami, putri-putrinya dan suaminya. Malam hari, ibu memasakkan kami makanan yang lezat.
Selain itu, ibu juga tak melupakan kewajibannya sebagai makhluk sosial. Beliau begitu akrab dengan orang-orang sekitar, para penjual yang ada di pasar, atau penjual bensin yang ada di pinggiran jalan.
Satu hal yang menarik dari kebiasaan ibuku yaitu ketika beliau menghadiri pesta pernikahan dari orang yang beliau kenal, meski bukan sanak saudara, meski tanpa undangan. Tak ada niat khusus dari kedatangan beliau, hanya untuk mempererat persaudaraan. Rupanya niat baik beliau terbalaskan. Terbukti dengan kedatangan mereka (orang-orang didatangi ibuku waktu memiliki hajatan) di pesta pernikahan kakakku Desember 2012 silam. Mereka tanpa undangan juga menghadiri hajatan yang diadakan keluargaku.
Sekitar dua tahun silam, ibuku mulai disibukkan dengan kegiatan kampusnya. Demi mematuhi peraturan, beliau diharuskan meraih gelar S1. Waktu ibu di rumah pun semakin terbatas. Pulang larut sore hingga terkadang maghrib menjelang. Walau terlihat lelah, ibuku jarang mengeluh di depan anak-anaknya. Kami, putri-putrinya pun memaklumi kesibukan ibuku. Kami selalu memberikan semangat untuk beliau hingga sampailah hari ini, 15 April 2013, sebuah kabar gembira datang dari ibuku yang hari ini resmi mengenakan toga (dan kucirnya). Perjuangan ibuku berbuah manis.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, komputer menjadi hal yang sangat penting dalam setiap bidang, termasuk juga pendidikan. Sudah menjadi keharusan bagi setiap instansi untuk memiliki perangkat komputer maupun laptop. Demikian pula di sekolah tempat ibuku mengajar. Meski di daerah terpencil dan meski ibuku hanya seorang guru olahraga, namun beliau juga dituntut untuk bisa mengikuti teknologi yang berkembang. Salah satunya harus bisa menguasai Microsoft Word untuk membuat RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Aku sungguh salut dengan kerja keras ibuku. Di usianya yang mulai memasuki kepala lima, beliau masih semangat untuk belajar dan belajar. Sering kali ibu bertanya padaku, “Gimana cara mengatur nomor halaman?” “Gimana caranya ini, itu?” Semangat belajarnya begitu tinggi di usianya yang mulai senja.
Ibuku, Wanita Terinspiratif, versiku.
Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Di setiap bulan April akan selalu kita jumpai perayaan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April. Perayaan tersebut diselenggarakan dari anak-anak di tingkat Taman Kanak-Kanak hingga para remaja di tingkat SMA. Bahkan tak jarang ibu-ibu dasawisma juga turut memeriahkannya. Mereka berlomba-lomba menjadi sosok Kartini masa kini.
Akan tetapi, dari sekian Kartini masa kini, hanya satu wanita yang (bagiku) menjadi Kartini sepanjang masa dalam kehidupanku. Siapa lagi kalau bukan ibuku, sosok Wanita Terinspiratif yang menjadi penyemangatku.
Ibuku adalah sosok yang tiada duanya. Beliau tak tergantikan oleh siapapun. Beliau nomor satu dalam kehidupanku. Apapun dan bagaimana pun beliau, beliau adalah segalanya bagiku.
Ibuku adalah sosok yang tangguh. Beliau pekerja keras yang tak bisa berdiam diri tiduran sejenak. Ada saja yang beliau kerjakan.
Ibuku seorang guru olahraga di Sekolah Dasar. Senin hingga Sabtu beliau mengabdikan diri untuk mendidik para murid-muridnya di sekolah yang berada di daerah terpencil. Beliau begitu tulus dalam mengajar. Sering kali ibu bercerita tentang betapa lucunya anak-anak gunung yang sering kali bersekolah tanpa sepatu. Terkadang ibu juga merasa kesal dengan murid-muridnya yang nakal dan susah diatur.
Dalam sibuknya bekerja, ibu tak pernah melupakan kewajibannya sebagai istri dan sebagai seorang ibu dari ketiga anaknya. Sarapan selalu dihidangkannya walau hanya sebatas telur goreng, tahu dan tempe goreng, mie goreng, dan makanan seadanya di pagi hari. Di siang hari ibu membeli lauk dan sayur untuk kami, putri-putrinya dan suaminya. Malam hari, ibu memasakkan kami makanan yang lezat.
Selain itu, ibu juga tak melupakan kewajibannya sebagai makhluk sosial. Beliau begitu akrab dengan orang-orang sekitar, para penjual yang ada di pasar, atau penjual bensin yang ada di pinggiran jalan.
Satu hal yang menarik dari kebiasaan ibuku yaitu ketika beliau menghadiri pesta pernikahan dari orang yang beliau kenal, meski bukan sanak saudara, meski tanpa undangan. Tak ada niat khusus dari kedatangan beliau, hanya untuk mempererat persaudaraan. Rupanya niat baik beliau terbalaskan. Terbukti dengan kedatangan mereka (orang-orang didatangi ibuku waktu memiliki hajatan) di pesta pernikahan kakakku Desember 2012 silam. Mereka tanpa undangan juga menghadiri hajatan yang diadakan keluargaku.
Sekitar dua tahun silam, ibuku mulai disibukkan dengan kegiatan kampusnya. Demi mematuhi peraturan, beliau diharuskan meraih gelar S1. Waktu ibu di rumah pun semakin terbatas. Pulang larut sore hingga terkadang maghrib menjelang. Walau terlihat lelah, ibuku jarang mengeluh di depan anak-anaknya. Kami, putri-putrinya pun memaklumi kesibukan ibuku. Kami selalu memberikan semangat untuk beliau hingga sampailah hari ini, 15 April 2013, sebuah kabar gembira datang dari ibuku yang hari ini resmi mengenakan toga (dan kucirnya). Perjuangan ibuku berbuah manis.
Happy Wisuda, Mom |
Ibuku, Wanita Terinspiratif, versiku.
Postingan ini diikut sertakan dalam Blog Competition yang diselenggarakan oleh ZALORA Indonesia dan Blog ZALORA Indonesia
Ibu memang seorang sosok yang luar biasa ..:D
ReplyDeletebangeeeeettt.. :')
ReplyDeleteSangat menginspirasi..
ReplyDeletemama saya gak sekolah tinggi, pake hp canggih aja belum bisa, tapi kami anak2 slalu share ma Beliau.
slamat ya buat Mamanya.