#PejuangCPNS2018 : Penyerahan Berkas Pendaftaran

Friday, November 02, 2018
Pada akhirnya suami mendaftar instansi Pemerintah Kabupaten Bantul. Itu artinya dia harus mengirimkan berkas secara langsung ke Rumah Dinas Sekretaris Daerah. Sebagai istri yang baik, aku ikut nganterin dong. Hihi. Rencananya kami akan kerja dulu, nanti sekitar jam 10.00 WIB, kami ijin.

Rabu (10/10), kami sudah mempersiapkan berkas-berkas, pokoknya nanti langsung otw Bantul, tanpa harus balik ke rumah. Tapi di kantor, aku baca ulang persyaratannya dimana pelamar harus menunjukkan asli ijazah dan transkrip nilai. Walaaaaahhh, itu belum dibawa. Ternyata kami kurang lengkap persiapannya.

Akhirnya kami pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan ada banyak polisi yang sedang beroperasi. Kami berharap, bukan kami yang jadi mangsa. Alhamdulillah, aman. Sampai rumah, ambil ijazah, dan kembali berangkat. Nggak ada felling apa-apa hingga mobil yang dikendarai suami disuruh minggir oleh polisi. What? Apa kesalahan kami Pak? Ternyata suami melanggar marka jalan. Ealah. STNK ditahan oleh Bapak polisi, seharusnya SIM, tapi karena masih berupa SIM sementara, jadi STNK yang diambil. Kami meneruskan perjalanan.

Suami agak kesal, apalagi dengan kondisi perut yang mulai kosong. Tapi alhamdulillah perjalanan sampai Bantul lancar.

Sesampainya disana, banyak pelamar yang juga menyerahkan berkas pendaftaran. Selain itu, banyak juga para ibu yang menjajakan jasa 'merapikan berkas'. Mereka menjual map dan juga contoh soal CPNS.

Begitu kami datang, ada ibu-ibu yang mendekat. "Mbak, mapnya nggak boleh yang kayak gitu (nunjuk map yang ku bawa). Harus yang kayak gini (nunjuk map dagangannya, map untuk menyimpan kertas dengan cara dibolongi). Silahkan Mbak, nanti saya rapikan sekalian."

Aku selalu pusing kalau di kondisi seperti itu. Ibaratnya baru turun dari mobil sudah ditawari ini itu, seperti misalnya baru turun dari bis/kereta, kemudian diburu tukang ojek/becak yang menawarkan jasa. Aku lebih memilih duduk dulu, lihat kondisi sekitar, baru memutuskan apa langkah selanjutnya, termasuk menemui tukang ojek/becak tadi.

Begitu pula yang terjadi di Bantul, aku mengajak suami untuk duduk dulu, sambil melihat pelamar lain menyerahkan berkas. Tidak antri, suasana cukup kondusif. Di dekat meja registrasi disediakan pembolong kertas, lem, steples, gunting, dan peralatan lainnya.

Selesai istirahat, aku menyuruh suami menanyakan soal map ke pelamar lain. Katanya, map sudah ditentukan di pdf pengumuman. Eh? Masa iya? Aku buka kembali pdf nya dan ternyata disebutkan map snelhechter. Googling, kemudian mencari ibu-ibu yang jualan map. Harganya berapa ya? Rp 5.000 atau Rp 15.000, aku lupa.


Sembari suami membeli map dan menyiapkan berkasnya, aku mengamati pelamar lain.
1. Pelamar tidak perlu menunjukkan ijazah asli saat menyerahkan berkas
2. Pelamar menambahkan foto 3x4 di berkas yang dikumpulkan

Langsung bilang ke suami terkait foto tersebut karena dia tak menyiapkan hal itu. Di pdf pengumuman tidak disebutkan untuk mengumpulkan foto, hanya saja di surat lamaran yang ditulis, tertera bahwa pelamar melampirkan foto. Galau jadinya. Berhubung kami tak tahu harus nyetak dimana, aku juga tak tahu apakah suami bawa softcopy nya atau tidak, jadi bismillah, kami tetap mengumpulkan, apa adanya, dan tanpa menunjukkan ijazah asli. Ealah, kenapa kami harus repot-repot pulang ke rumah dan ditilang polisi ya. Yasudahlah.

Berkas sudah dikumpulkan, saatnya pulang. Berhubung tidak memungkinkan untuk kembali ke kantor, jadi kami lanjut main saja. Hahaha. Setidaknya kalau tes administrasi gagal, kami masih dapat jalan-jalannya. Kami memutuskan untuk menonton film di Empire Jogja, kebetulan sedang hits film "Venom". Btw, ini film pertama yang kami tonton setelah menikah.

Kami sampai Jogja sekitar jam duaan. Langsung cari makan karena perut sudah keroncongan. Bingung, akhirnya cuma beli nasi padang di dekat bioskop. Gak papalah, yang penting kenyang. Selesai makan, kami menuju bioskop, beruntungnya kami nge-pas-i jam yang 5 menit lagi akan tayang dan bangkunya pun bukan yang di depan layar. Cussss.

Kami pulang dengan rasa lelah, tapi aku bahagia. Kapan lagi bisa jalan berduaan dengan suami, nonton bareng. Luv.

Apakah kami lolos tes administrasi? Tunggu cerita berikutnya ;)

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.