Week 18 : USG 2 Dimensi

Thursday, November 08, 2018
Semenjak BPJS mengeluarkan aturan baru terkait rujukan berjenjang, yang mana dari Faskes I harus ke Rumah Sakit tipe C/D, baru bisa ke Rumah Sakit tipe B, aku tak bisa lagi minta rujukan untuk periksa kehamilan di rumah sakit tempatku bekerja, tak bisa lagi menunggu antrian sambil bekerja di ruangan. 

Aku pun memilih rumah sakit tempat dimana dokter yang sama praktek. Sebenarnya aku kurang sreg dengan dokter ini, tapi teman-temanku menyarankan dokter tersebut, pun suamiku sepertinya sudah yakin dengan dokter itu. Okelah.

Aku pergi ke rumah sakit hari Rabu, 07 November 2018, sehari sebelum ikut tes CPNS. Pukul 12.30 WIB aku ijin meninggalkan pekerjaan. Aku sudah mendaftar via WhatsApp, jadi sampai rumah sakit, menuju loket, langsung tanda tangan SEP (Surat Eligibilitas Peserta) BPJS, tanpa harus antri berkepanjangan. Selanjutnya aku diminta ke ruangan untuk cek tekanan darah dan menyampaikan keluhan.

Keluhan? Apa ya? Mungkin yang paling berasa akhir-akhir ini hanyalah sembelit. Aku belum merasakan sakit pinggang dan semacamnya.

Selesai, aku keluar ruangan. Tepat pukul 13.00 WIB, dokter datang. Perawat mulai memanggil pasien sesuai urutan. 

Tiba giliranku, aku masuk ditemani suami. Dokter yang menangani aku waktu itu, kali ini jauuuuh lebih ramah. Kami diajak ngobrol ini, itu, membuatku merasa nyaman.

Dan waktu yang dinantikan itu tiba, saatnya USG. Yey!

Ini kepalanya.
Ini kakinya.
Ini jantungnya.

"Kok saya nggak dengar detak jantungnya ya Dok?" tanya suami.
"Ini 2 dimensi, jadi nggak bisa. Kapan-kapan saya kasih rujukan deh ke RSUD." jawab dokter.


Aku tanya beratnya, ternyata sudah 350 gram. Alhamdulillah semua baik-baik saja. Si bayi juga masih suka muter-muter.

Aku tanya letak plasentanya dimana, aku justru dinasehati dokter, tak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Boleh baca-baca semua artikel kehamilan yang ada di Google, tapi percayakan kondisimu pada tenaga medis yang memeriksa secara langsung. Sejak saat itu, aku jadi lebih santai menghadapi kehamilan ini.

Aku pun bertanya soal skrining antenatal yang disarankan bidan waktu itu. Dokter menjelaskan skrining itu penting, apalagi di trimester pertama dan ketiga. Gimana kalau udah terlanjur masuk ke trimester kedua? Ya nggak apa-apa.

Selesai konsultasi, aku diresepi obat penambah darah, Nonemi, untuk diambil di bagian Farmasi.

Selesai semua urusan, aku tak langsung pulang ke rumah. Aku justru menuju Yogyakarta, malam ini aku menginap disana, karena esok harinya pukul 06.30 WIB aku sudah harus ke lokasi tes SKD CPNS.

Kamu yang kuat ya Nak!

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.