Day5 : Tentang Media Sosial, Pernahkah Pakai Nama Alay?
Berapa jam sehari waktu yang kamu habiskan untuk mengakses media sosial? Kayaknya setiap detik setiap waktu kalau sedang senggang, pegang handphone, pasti yang dibuka media sosial? Bener nggak? Ngaku hayo!
Kalau tidak ada yang mengaku, biar aku saja yang mengakuinya. Rasanya hampa sekali kalau sehari tak buka instagram, facebook, twitter, atau sebangsanya. Padahal bukanya juga hal-hal yang kurang berfaedah, gosip artis misalnya. Dari dulu sampai sekarang media sosial sudah jadi candu ya, bedanya kalau dulu Facebook satu-satunya yang jadi jawara, sekarang lebih banyak ragamnya.
Ngomongin facebook, pernah nggak sih pakai nama alay? Atau sekarang masih pakai? Aku pernah loh, haha. #bangga
Nama facebookku dulu Mia ZTers RedDish. Subhanallah, alay nya nggak nguatin. Bisa kepikiran nama itu karena aku pakai email terez_merah@yahoo.com
Mia : nama panggilanku
ZTers : dari kata terez
RedDish : dari kata merah yang ditranslate ke bahasa Inggris jadi "red" dan biar beda ditambah "dish" sehingga artinya "kemerah-merahan"
#apasih
Seiring bertambahnya usia dan semakin banyak yang menyebutku alay, akhirnya aku mengubah nama di facebook dan semua media sosialku menggunakan nama asli.
Baca : About Me Now
Sudah insaf ceritanya. Meski demikian nama alay "ZTers" tetap melekat dan masih diingat sampai sekarang. Legendaris ya, haha.
Tahun demi tahun berganti, banyak media sosial baru bermunculan dan facebook perlahan mulai ditinggalkan. Ada Path, media sosial yang tiba-tiba ngehits. Aku punya akunnya, tak pakai nama alay, tapi tidak intens di dalamnya. Sejujurnya aku tidak menikmati media sosial ini karena (aku merasa) aplikasi ini sudah seperti ajang untuk pamer. Lagi apa, sedang dimana, sekarang berbuat apa. Jadi ya, punya akun buat punya-punya aja. Setidaknya orang bisa mention namaku lah. Haha.
Di lingkungan per-twitter-an aku punya akun dengan username @NSMia, nggak alay lah ya, kan itu nama panggilanku, dipadupadankan dengan nama belakang. Meski nggak intens, jujur aku suka media sosial ini. Cocok banget buat misuh nggak jelas. Kalau lagi emosi pasti butuh pelampiasan kan, salah satunya dengan menulis status di media sosial. Nulis banyak status di facebook di waktu yang berdekatan itu spamming banget (menurutku). Dan twitter satu-satunya media sosial yang pas untuk mengakomodir hal itu.
"Bapak-bapak itu nggak banget deh"
"Dia pura-pura tidur padahal ada nenek yang butuh bangku prioritas"
"Tega banget"
"bla..bla..bla"
...
...
...
...
Itu sih kalau aku ya, dalam memanfaatkan twitter. Tapi begitu emosinya sudah hilang, aku akan hapus twit yang penuh amarah tadi. "Walau mulut bungkam, tangan bicara", mungkin seperti itu ya gambaran tentangku, pantaslah ku jadikan jargon untuk blog ini.
Baca : Kenapa Wamubutabi?
Kalau sekarang, orang-orang sudah pintar memanfaatkan media sosial, untuk jualan, media promosi, tebar link dan sebagainya. Tapi masih ada nggak sih yang pakai nama alay?
Sama mbak. Saya juga sekarang lebih suka sama Twitter hihi asik buat nyindir-nyindir orang (yang pastinya dia gak ada di Twitter yaa)
ReplyDeleteiya mbak, bisa puas ngoceh di twitter.
Deletehehe