Quote of The Day : Ucapan
Kita tak pernah benar-benar tahu selama belum merasakannya sendiri.
Baru saja lihat media sosial, ada seorang teman, wanita, yang usianya (mungkin) lebih tua dariku, dan belum menikah. Aku dalam hati, "Nikmatilah waktumu sekarang. Puaskan diri sebelum berkeluarga. Tak apa nikah nanti-nanti."
Aku umur 25 tahun, ketika diceramahi seperti itu, ada rasa kesal, "Ya kamu nggak ada di posisiku. Kamu nggak tahu rasanya berada di lingkungan yang semuanya sudah menikah. Kamu nggak tahu gimana saat orang tua mulai bertanya 'mana calonnya'."
Sekarang setelah menikah, baru deh bisa ngomong "Nikahnya nanti-nanti nggak apa-apa." Tapi kalau aku katakan hal ini ke teman yang belum menikah, bisa saja responnya seperti aku saat umur 25 tahun. Karena yang tahu benar tentang diri kita ya hanya kita sendiri. Kita yang merasakan, orang lain hanya bisa melihat dan berasumsi.
Aku juga jadi ingat waktu itu, saat aku menyemangati Bulikku yang akan operasi mastektomi. "Semangat Lik, harus berani. Percaya pada Allah, semua akan baik-baik saja."
Satu tahun berlalu dan ...
.
.
.
ternyata aku dihadapkan pada kondisi untuk operasi karena masalah gigi bungsu (operasi odontektomi). Seketika kalimat semangat yang pernah ku ucapkan itu mendadak luntur berubah menjadi ketakutan. Mungkin seperti inilah yang dirasakan Bulikku waktu itu. Apapun yang orang lain katakan, orang lain nggak akan bisa benar-benar ikut merasakan.
Akan tetapi, setelah ku pikir-pikir, ya nggak ada salahnya orang lain memberikan pendapat/saran/motivasi karena siapa tahu orang yang mendengarkan bisa mendapat insight atau sedikit pencerahan. Tapi penting banget untuk melihat kondisi, jangan sampai membuat si pendengar merasa tidak nyaman dan yang paling penting, jangan memaksakan apa yang disampaikan. Apa yang kita anggap benar, belum tentu benar di mata orang lain. ^^
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^