Cerita Gigi Bungsu (5) : Hasil Rontgen Gigi dan Jadwal Operasi
Hari ini, 18 Juli 2019 aku kembali ke Poli Gigi dan Bedah Mulut sesuai dengan surat kontrol yang ku terima seminggu yang lalu.
Aku membawa hasil rontgen yang ku ambil hari Rabu, 17 Juli, dengan hasil sebagai berikut.
Klinis : multiple bukoversi gigi 18,28, multipl eembedded gigi 38,48
Foto panoramic, kondisi cukup. Hasil :
- Pada gigi 18 dan 28 tampak impaksi (terpendam), bukoversi (Posisi gigi yang tumbuhnya mengarah ke bukal (pipi))
- Pada gigi 38 dan 48 tampak embedded (tertanam)
- Tampak sisa radix (akar) gigi 35
Bertemu dengan dokter, aku langsung konsultasi mengenai hasil rontgen gigi.
Jadi, awalnya, yang ku keluhkan gigi nomor 2, yang mana berlubang dan lubangnya sudah besar. Setelah dicek, ternyata gigi nomor 3 'mengintip'. Lalu dicek juga rahang sebelah kanan yang ternyata gigi bungsunya juga tumbuh tidak sempurna. Begitu di rontgen, kelihatanlah bagaimana posisi mereka masing-masing.
Gigi 1,2,3,5 sudah pasti dicabut. Gigi no 4 adalah gigi yang berlubang sampai habis, namun masih meninggalkan akar, maka akan ikut dicabut juga. Ku pikir gigi radix ku sudah bersih tak bersisa, ternyata masih ada akarnya. Jadi total ada 5 gigi yang akan dicabut.
Setelah dilihat lebih lanjut, ternyata gigi nomor 5 menyenggol (bahkan menusuk) gigi di sebelahnya. Dokter memberi pilihan apakah gigi tersebut akan ikut dicabut juga atau tidak? Kalau merasa terlalu banyak gigi yang dicabut, yaudah, nggak dicabut nggak apa-apa. Tapi pasti ada risikonya; 50% gigi tersebut akan berlubang dan kalau perawatannya tidak benar, pasti akan menimbulkan rasa sakit. Gigi itu ada di belakang, sisa makanan akan berkumpul disana, dan biasanya akan susah dibersihkan. Kalau nantinya memang berlubang, bisa atau tidaknya ditambal, tergantung dokter giginya, yang jelas gigi tersebut bisa ditindak tanpa harus ada prosedur bedah. Keputusanku? Aku masih ingin mempertahankannya, berharap dia akan baik-baik saja dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Aamiin.
Selesai konsultasi, dokter menjadwalkan operasi. Aku diberi pilihan antara tanggal 29 Juli atau 7 Agustus. Berpikir singkat, aku memilih tanggal 29 Juli, dengan rencana:
- Sabtu, 27 Juli aku kembali ke poli Gigi dan Bedah Mulut untuk mendapatkan pengantar rawat inap
- Minggu, 28 Juli sore aku datang dan mulai rawat inap untuk dilakukan observasi dan juga puasa sebelum operasi
- Senin, 29 Juli tindakan operasi
- Selasa, 30 Juli diperbolehkan pulang
Oke, deal. Minggu pagi aku mau puas-puasin main bersama anakku, sebelum 2 hari 2 malam kami akan terpisah.
Meski takut, pada akhirnya aku tetap lanjut untuk diambil tindakan operasi.
1. Aku sadar betul bahwa operasi ini memang jalan satu-satunya untuk keluar dari masalah. Daripada menunggu sakit yang takbisa diajak kompromi apalagi timbul masalah baru, ya lebih baik sekarang saja. Lagipula aku pakai BPJS dan rujukanku sudah sampai disini, yakin mau minta rujukan dari awal lagi? Enggak, kan?
2. Dokter yang menanganiku sungguh sangat komunikatif dan menenangkan. Beliau menjelaskan dengan sangat detail dan ramah. Sebanyak apapun pasiennya dan bagaimana kondisi pasiennya, beliau akan tetap fokus menangani pasien di hadapannya dan berusaha maksimal memberikan pelayanan. Selain itu, aku juga melihat histori pasien yang sudah pernah melakukan operasi odontektomi. Banyak juga ternyata! Dan itu membuatku yakin bahwa aku akan baik-baik saja.
3. Awalnya aku takut sakit, la la la. Tapi setelah ku pikir-pikir, aku sudah pernah melahirkan, merasakan bagaimana nyerinya jahitan, dan ternyata aku bisa melewatinya (meski harus meringis dan menahan sakit). Aku yakin kali ini aku juga pasti bisa!
Baca : Aku Melahirkan
4. Takut ASI mampet dan mengering? Sekarang ini aku pompa cuma 2 kali. Kelihatan banget kalau aku masih belum bisa maintain produksi ASI dengan baik. Kalau nantinya kering, itu artinya aku harus ada usaha lebih untuk menaikkan produksi ASI. Lagipula si bayi masih 4 bulan, masih memungkinkan untuk dikejar produksinya.
5. Takut bingung puting? Aku percaya bahwa apa yang terjadi adalah ketetapan Allah, semua sudah sesuai dengan skenario Allah. Misal nih amit-amit ternyata si bayi memang bingung puting, ya itu memang sudah rencana Allah. Kalau bukan dengan operasi odontektomi, mungkin nantinya akan ada kejadian lain yang menyebabkan bingung puting. Gitu sih aku mikirnya. Yang bisa ku lakukan sekarang cukup percaya pada Allah dan juga percaya pada bayiku. ALL IS WELL.
Itu sih beberapa poin yang akhirnya aku berani maju untuk mengambil langkah besar ini. Semoga operasi ini menjadi titik balik kehidupan gigiku. Satu per satu, masalah gigi ini harus beres. SEMANGAD!
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^