Sahabatku, Kini dan Nanti
"Sahabat itu adalah air, meskipun emas lebih berharga daripada air, tapi faktanya manusia lebih membutuhkan air melebihi emas"
Wahyu Hanif Al Qirom (mohon maaf jika terdapat kesalahan nama)
Orang bilang nama tersebut
menggambarkan seorang pria yang (mungkin) berwajah tampan. Bagaimana menurutmu?
Mungkin aku juga akan berpikir seperti itu, namun sebelum aku menyadari nama
itu adalah nama seorang cowok, aku sudah keburu
mengenalnya, melihat sosoknya yang saat itu memakai seragam Putih Biru,
baju kebesaran anak SMP.
Waktu berjalan begitu cepat. Tak
ku sangka sudah 5 tahun (lebih sedikit) aku berteman dengannya. Masih ingat kala itu, saat bertemu dengannya
pada MOS SMA N 7 Purworejo tahun 2007. Karena pembagian ruang kelas berdasarkan
abjad, maka aku pun sekelas dengannya. Dia baik dan terlihat tak
membeda-bedakan teman. Persahabatan ini pun terjalin hingga mos selesai. Entah
apa yang membuat kami bisa akrab padahal waktu itu kami tak duduk sebangku. Hingga
akhirnya, walaupun kami tak sekelas, aku justru lebih dekat dengannya.
Di saat aku belum mengenal betul
teman-teman sekelasku, aku sudah sering main ke kontrakannya, itu sebelum ia
berubah status menjadi anak kos. Saat dia ngekos
pun, aku sering main ke kosannya atau mungkin lebih tepatnya menumpang di kosannya. Apalagi saat
Jumat tiba. Latihan pramuka yang dimulai pukul 13.00 membuatku harus menunggu
selama 2 jam setelah pulang sekolah.
Teman-teman sekelasku yang rumahnya dekat pun lebih memilih untuk pulang
daripada harus menunggu di sekolahan. Sayangnya tak ada satu pun yang
mengajakku untuk singgah ke rumah mereka. Maka di kosannya lah, aku berada.
Dia baik kepada semua orang dan
aku salah satu orang yang merasakan kebaikannya. Beberapa kali ia mengajakku untuk menginap di kosannya.
Namun, aku yang jarang bahkan tak pernah pergi malam hingga menginap di rumah
teman pun harus menunggu momen yang tepat untuk menginap di kosannya. Dan
akhirnya dari 3 tahun aku di SMA, hanya 1 malam aku tidur di kosannya yang saat
itu di daerah Plaosan.
Aku merasa banyak persamaan
antara ku dengannya. Mulai dari tinggi badan, berat badan, hingga wajah kami
yang sama-sama bulat (dan karena saking seringnya
jalan bareng, banyak yang bilang kami ini saudara kembar). Kami suka menulis
(walau sampai saat ini kami belum tahu hasil karya masing-masing). Tapi, jika
dia mau membaca tulisanku maka cukup buka http://wamubutabi.blogspot.com,
sebuah blog yang berisi tulisan-tulisan tak jelas. Atau jika dia ingin membaca
tulisanku yang lebih tak jelas maka cukup buka http://rahasiameonk.blogspot.com.
Aku dan dia pun sama-sama tak doyan ngomong alias pendiam dan juga tertutup.
Namun, dia tak lebih parah dariku. Kami sama-sama cantik, tapi soal siapa yang
lebih cantik, semua orang juga tahu. Hehehe…
Aku dan dia pernah punya mimpi
yang sama, yaitu usai lulus SMA kami akan meneruskan sekolah ke sebuah sekolah
kedinasan yang sama. Mendaftar bersama dan berharap sama-sama diterima agar
selalu bersama selamanya. Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain. DIA menempatkan
kami di dua daerah yang berbeda. Aku di Jakarta dan dia di Jogjakarta. Tapi,
aku percaya segala sesuatunya pasti ada hikmahnya.
Aku senang berteman dengannya. Dia
selalu menanyakan kapan aku libur dan dengan penuh harap memintaku
mengunjunginya, baik di rumahnya yang terletak di kecamatan Bener maupun di kosannya
yang ada di Jogja. Suatu kebahagiaan tersendiri saat kedatangan kita dinantikan
orang lain.
Tahun 2011 lalu aku pun
menginjakkan kaki di rumahnya (rumah kedua orang tuanya). Jalannya yang naik
turun, melintasi hutan pinus, akhirnya sampailah aku disana. Walaupun udara dingin
namun ia dan keluarganya menyambutku dengan hangat.
4 September 2012. Untuk kedua
kalinya aku mengunjungi kosannya. Berbeda dengan kunjungan yang pertama, kali
ini ia belum disibukkan dengan kegiatan kuliah. Libur akhir semester ditambah libur
lebaran yang panjang. Esok harinya pun, kami menyempatkan diri mengunjungi ke kota
Surakarta. Jalan-jalan ke UNS, Taman satwa Jurug, PGS, dan Pasar Klewer. Dan
untuk pertama kalinya, setelah 5 tahun kami berteman, baru pertama kali ini aku
berfoto dengannya. Ckckckc…
Dua malam aku menginap di
kosannya. Dan seperti biasa ia memintaku untuk memperpanjang waktu inap. Tapi,
karena suatu hal *halah* maka aku tak bisa penuhi permintaannya. Dan sebelum
aku meninggalkan kediamannya, aku memberikannya sebuah kenangan manis. Foto
bersamaaaa…
Aku dan Dia |
Meski aku dan dia tidak bisa mewujudkan mimpi kami untuk bisa berkuliah di sekolah yang sama, bukan berarti kebersamaan kami sia-sia, persabahatan kami tidak ada gunanya. Tidak. Tentu saja tidak. Alloh punya rencana yang lebih hebat. Kini, dia kuliah mengambil jurusan Psikologi di salah satu universitas di Yogyakarta sehingga walaupun aku satu tahun 4 hari lebih tua dari dia, dia justru terlihat lebih dewasa dan selalu memberikanku semangat.
Saat aku merasa lelah dengan keadaan, bosan akan rutinitas harian, dia yang selalu mengingatku, menyadarkanku, dan memberikanku sedikit 'petuah' untuk selalu:
- periksa niat
- fokus "memberi" pelayanan terbaik, bekerja lebih dari yang diminta
Walau hanya berkomunikasi lewat SMS, Facebook, dan itupun tak rutin, namun persahabatan kami tetap terjaga, kini dan nanti ^^
“Tulisan ini diikut sertakan dalam GA “Siapa Sahabatmu?” pada blog senyumsyukurbahagia.blogspot.com, hidup bahagia dengan Senyum dan Syukur”
Tadi kirain beneran cowok loh mbak sampai-sampai malah mikir gimana waktu bahas disuruh nginap di kos :) Semoga aja persahabatannya terus terjaga mbak,
ReplyDeletejarak boleh terpisah tapi sahabat sejati selalu ada di hati :)
Aamiin.. makasih Mas..
ReplyDeleteiya, banyak orang yang bilang klo nama dia kayak nama cowok.. hehehe
Tralalalala.......... I am Coming :)
ReplyDeleteSemangat TA, Semangat Skripsi, Semangat Lamar kerja^^
#Menghitung Hari