[UnTu] Botol Parfum
Ketika pulang magang, di depan pintu kamar kosan.
“Mbak Intan, ada paketan buat Mbak Intan.” Teriak Mbak Melin, tetangga kamar di kosan, pada Tunni.
“Oh, iya apa, Mbak? Saya nggak ngerasa dikirimi atau beli sesuatu?” kata Tunni.
“Parfum kali, hadiah giveaway-mu.” Kata Unni.
“Oh, iya. Dari Mbak Atik ini. Huhuhuhu. Mbak Atik so sweet sekalii.”
Unni membuka pintu kamar. Sementara itu, Tunni begitu tak sabar tuk membuka paket berwarna coklat.
“Harus difoto nih, sebagai bentuk apresiasi.” Kata Tunni.
Namun, sungguh disayangkan karena sore itu lampu di kamar UnTu tidak menyala. Konslet dan harus ganti lampu. Akan tetapi, Tunni tak peduli. Ia tetap mengambil foto bungkusan yang belum dibuka itu.
Setelah bungkusan dibuka, taraaa.. ada sepucuk surat dan sebuah kotak yang berisi parfum. Meski mati lampu, Tunni girang setengah mati menerima paket itu. Suratnya ia baca dan kotaknya ia buka. Apa yang terlihat?? Sebotol parfum.
Sejurus kemudian muncul pertanyaan, "Bagaimana cara makai parfum ini? Apakah dari ujungnya lancip, ataukah ada semacam tutup botol yang bisa dibuka. UnTu pun bingung, ditambah keadaan yang remang-remang, akhirnya terbesitlah sebuah ide.
Apa ujung yang lancip itu harus ditusuk ya biar bisa keluar parfumnya? Tunni pun segera mengambil gunting dan memotong kecil ujung botol yang lancip.
“Gimana Tun?”
“Ga bisa, Un. Apa ini dilubangin ya? Pake apa tapi? Pake jarum pentul bisa nggak ya?”
Tunni pun menusuk ujung botol. Tak terlihat hasilnya.
“Coba kamu, Un.” Kata Tunni menyerah.
Unni pun mengambil gunting yang diserahkan Tunni. Ia pun memotong ujung botol yang sudah terpotong sedikit.
“Sama aja ngga bisa Tun. Tanya Mbak Atik aja lah. Dia kan yang ngasih.” Kata Unni.
“Wah, nggak nyimpan nomornya aku.”
Akhirnya, sebotol parfum itu kembali ke kotak dengan ujung yang sudah tidak utuh.
***
Sore hari di hari berikutnya. Mirna, tetangga kamar di kosan, menyambangi kamar UnTu.
"Mbak itu apa?" tanya Mirna.
"Itu parfum, hadiah giveaway. Tapi nggak bisa bukanya." kata Tunni.
"Coba lihat, Mbak."
Mirna kemudian menggoyang-goyangkan botol parfum tersebut.
"Hati-hati Mir. Keluar jin-nya ntar." goda Unni.
Mirna tetap saja menggoyang-goyangkan botol, dan tarraaaaa... botol parfum tersebut memiliki tutup.
"Lha ini bisa Mbak?"
"Hee? Kok bisa? Gimana caranya? Kemarin kayaknya ga bisa?" kata UnTu hampir berbarengan.
Mirna pun memperagakan cara membuka botol parfum tersebut.
***
UnTu hanya nyengir kuda. Merasa aneh ketika botol tersebut dengan cara yang demikian. Merasa konyol karena telah menggunting sebagian ujung lancipnya. Maklum, UnTu jarang beli barang bermerk macam begituan.
***
Nantikan Kisah UnTu selanjutnya ^^
ketahuan sekali nggak pernah pakai parfum ya?
ReplyDeleteSlogannya bagus, walau mulut bungkam tapi tangan bicara. Sepertinya gaya bahasanya oke juga nih buat inspirasiku.
hehe.. bukannya ngga pernah pakai parfum, tapi ngga pernah pakai parfum yang bermerk seperti itu..
ReplyDeleteTerima kasih kunjungannya ^^
Hei dirimu menang nih > http://www.omfikri.com/2013/06/pengumuman-pemenang-giveaway.html selamat ya ^^
ReplyDeletehwaa... iyaa.. makasih mbak infonya :)
ReplyDelete