Pentingnya SIM ^^
Pagi ini (3/5/2013) aku bangun seperti biasa. Namun, ketika mata ini
terbuka, tak ku dapati sebuah kamar yang biasa ku tempati. Ah iya, malam ini aku
tidur di kamar temanku, Lia, bersama Siti dan Intan. Kami bertiga sengaja
menginap di rumah Lia yang berada di Bekasi karena hari ini kami akan wawancara
kerja di PT. Aisin Indonesia yang terletak di Cikarang.
Pukul 06.30 WIB, kami sudah siap. Ternyata di depan rumah
Lia sudah ada Imam. Dia satu-satunya cowok yang dipanggil untuk wawancara kerja
selain aku, Intan, Siti, dan Lia. Kami pun segera berangkat dengen nebeng mobil
ayah Lia yang juga bekerja di daerah Cikarang.
Jalan hari ini lancar. Tak macet seperti biasanya. Jadwal
wawancara pukul 08.00 WIB pun terkejar meski dalam perjalanan Imam sudah ditelpon
Mbak Amel, HRD PT. Aisin Indonesia.
Sesampainya disana, kami langsung mengisi formulir lamaran
kerja. Sementara itu, Mbak Amel tengah menghubungi user yang ternyata user
bagian Purchasing.
Setelah menunggu beberapa saat, Imam mendapat giliran
pertama untuk wawancara. Sekitar 30 menit, Imam keluar dari ruangan wawancara.
Mukanya menunjukkan ketidakpuasan.
“User-nya cari orang untuk bagian eksport – import. Dia butuh
orang yang mau bolak-balik Cikarang – Jakarta. Nah, tadi aku jawabnya ‘saya
kurang suka karena Jakarta sering macet’. Ah, aku tak yakin bakal diterima
kerja disini.” Keluh Imam.
Belum selesai aku mendengarkan cerita Imam, namaku dipanggil
untuk wawancara selanjutnya. Benar kata Imam bahwa user Purchasing ini sedang
butuh orang yang sanggup kerja di lapangan. Ia menginginkan orang yang bisa
menyetir mobil. Sayangnya, pertanyaan yang dilontarkan untukku beberapa kali
salah fokus. Aku justru ditanya ‘di umur berapa aku nikah’, ‘bagaimana jika kelak
suamiku tak mengijinkan aku bekerja setelah menikah’. *hanya bisa pasrah* -___-
Tiba giliran Siti untuk wawancara.
“Siti, kamu punya SIM A atau SIM C?” Tanya user Purchasing.
“Saya tidak punya, Pak.”
“Oh, kamu belum punya SIM ya! Kamu bisa nyetir mobil?”
“Tidak bisa, Pak.” Jawab Siti.
“Bisa mengendarai sepeda motor?”
“Tidak bisa juga, Pak.” Jawab Siti meringis.
“Terus kamu bisanya naik apa?”
“Saya bisanya naik sepeda, Pak.” Kata Siti polos.
‘Hahahahaha.’ Gelak tawa menghiasi lobi utama setelah
mendengar cerita Siti seusai wawancara.
Sejenak aku berpikir, ternyata SIM tidak hanya dibutuhkan
saat berkendara motor di jalanan. Namun, keberadaan SIM juga sangat penting
saat wawancara kerja, khususnya saat melamar pekerjaan yang mengharuskan
seseorang bisa mengendarai kendaraan bermotor. Adanya SIM membuktikan bahwa seseorang bisa berkendara motor.
Yuk yang belum punya SIM, segera buat SIM! yang belum bisa berkendara motor, mari kita latihan! :D
untung saya udah punya SIM :D
ReplyDeleteDulu jg perah mikir, jangan2 pas wawancara kerja ditanyain ttg SIM, ternyata beneran yaaa
iyyaa Mbaa..
ReplyDeleteaku belum punya SIM nihh..
pengen buat, tapi naek motornya belum lancar >.<
Ternyata nilai plus ya.. tapi untung saya udah gak kerja lagi hihi
ReplyDeletemkasih ya mak sudah berpartisipasi