Gingsul itu Menggemaskan :D
Gigi bagi sebagian orang merupakan hal yang sensitif. Mulai dari gigi berlubang, gigi kuning, hingga permasalahan gigi yang lain. Lebih sensitif lagi bagi mereka yang memiliki gigi tidak rata atau lebih dikenal sebagai 'gingsul'. Sebagian dari mereka kurang memiliki rasa percaya diri karena gigi gingsul mereka. Senyum mereka menjadi mahal hingga mereka pun malas untuk berbicara karena orang sekitar sering menertawakan gigi mereka yang mungkin terlihat lucu (bahkan mungkin aneh). Sebagian dari mereka yang memiliki gigi gingsul memilih gawat gigi sebagai solusi yang tepat dengan harapan gigi mereka menjadi rata seperti gigi normal. Namun, sebagian yang lain lebih memilih untuk tetap berdiam diri membiarkan semuanya tumbuh alami. Tak ada yang salah dengan keputusan mereka karena semua sangat tergantung pada pribadi mereka masing-masing.
Akan tetapi, melihat tren yang berkembang di masyarakat, gigi rata tidak lagi identik dengan cantik dan gigi gingsul justru memberikan senyum yang lebih manis. Tren ini begitu berkembang, khususnya di negara Jepang. Di Jepang, ada istilah 'Yaeba' atau tren gigi gingsul atau ada yang menyebutnya pemanjangan gigi taring. Masyarakat Jepang sedang berlomba-lomba mengubah tatanan giginya agar gigi terlihat lebih bertaring agar senyum mereka terlihat lebih manis dan menggemaskan.
Akan tetapi, melihat tren yang berkembang di masyarakat, gigi rata tidak lagi identik dengan cantik dan gigi gingsul justru memberikan senyum yang lebih manis. Tren ini begitu berkembang, khususnya di negara Jepang. Di Jepang, ada istilah 'Yaeba' atau tren gigi gingsul atau ada yang menyebutnya pemanjangan gigi taring. Masyarakat Jepang sedang berlomba-lomba mengubah tatanan giginya agar gigi terlihat lebih bertaring agar senyum mereka terlihat lebih manis dan menggemaskan.
Senyum gigi Yaeba |
Kusakabe Misao from the Lucky Star with Yaeba (Circled in red) |
Teknik Yaeba sudah muncul sejak lama, namun bukan untuk kepentingan estetis dan penampilan. Yaeba dibuat dengan dua teknik, yang pertama dengan penambalan gigi. Tekniknya sama seperti penambalan pada gigi berlubang dan gigi yang patah. Sedangkan yang kedua dengan memberikan helm pembungkus gigi taring, agar ukuran gigi taring menjadi lebih besar atau lebih panjang.
Kedua teknik tersebut seharusnya dilakukan atas indikasi medis berupa adanya ketidaksempurnaan bentuk gigi, bukan untuk kepentigan estetis. Jika tujuan Yaeba untuk penyempurnaan gigi misalnya gigi pendek karena terlalu kecil, patah, atau tidak tumbuh sempurna, maka seorang dokter mampu menyelesaikan prosesnya dalam sekali kunjungan, tanpa perlu perawatan. Namun, jika tujuannya untuk kepentingan estetis semata, belum banyak dokter yang menyediakan fasilitas untuk proses tersebut.
Proses Yaeba |
Pembuatan Yaeba harus dilakukan oleh ahli medis agar tidak menimbulkan efek samping seperti benturan gigi atas dengan gigi bawah atau dalam dunia kesehatan disebut traumatic occlusion. Perubahan ukuran gigi harus diperhitungkan dengan seksama. Jika gigi atas terlalu panjang, kemungkinan akan terjadi benturan terus menerus antargigi yang lama kelamaan akan terbentuk abses yakni pembengkakan gusi yang berisi timbunan nanah. Kondisi tersebut sangat risan memicu kegoyahan gigi bahkan hingga gigi tanggal.
Nah, bagaimana bentuk gigimu saat ini? Apakah rata dan akan mempertahankan kerataan itu? Ataukah ingin melakukan Yaeba? Apakah tidak rata dan akan mempertahankan ketidakrataan itu? Ataukah ingin memasang kawat gigi?
Apapun itu, bersyukurlah pada Sang Pencipta. Bagaimana pun yang diberikan oleh-Nya, itulah yang membuat kita terlihat lebih sempurna dibandingkan makhluk lainnya. ^^
Nah, bagaimana bentuk gigimu saat ini? Apakah rata dan akan mempertahankan kerataan itu? Ataukah ingin melakukan Yaeba? Apakah tidak rata dan akan mempertahankan ketidakrataan itu? Ataukah ingin memasang kawat gigi?
Apapun itu, bersyukurlah pada Sang Pencipta. Bagaimana pun yang diberikan oleh-Nya, itulah yang membuat kita terlihat lebih sempurna dibandingkan makhluk lainnya. ^^
Sumber:
Wahaaaa.......diri gua banget ini
ReplyDelete