[Resensi] Pergi - Tere Liye

Tuesday, May 01, 2018
cover via goodreads.com
Judul : Pergi
Penulis : Tere Liye
Editor : Triana Rahmawati
Penerbit : Republika
Tebal Buku : iv + 455 hal.; 13.5x20.5 cm
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2018
Harga : Rp. 79.000,-
Sinopsis Buku: 
Sebuah kisah tentang menemukan tujuan, ke mana hendak pergi, melalui kenangan demi kenangan masa lalu, pertarungan hidup-mati, untuk memutuskan ke mana langkah kaki akan dibawa. Pergi.

***

Buku ini merupakan sekuel novel Pulang yang diterbitkan tahun 2015 lalu. Cerita di buku Pergi ini pernah dituliskan Tere Liye di fanspage facebook Tere Liye sesaat setelah pernyataannya untuk tidak lagi membukukan tulisannya.


Akan tetapi, pada akhirnya di tahun ini, buku-bukunya kembali dicetak, termasuk mengeluarkan buku terbarunya ini, Pergi.

Agar lebih relevan, silahkan membaca buku pertamanya terlebih dahulu, Pulang.

Baca : [Resensi] Pulang - Tere Liye

***

Ada delapan keluarga penguasa shadow economy di Asia Pasifik. Mereka adalah:
  1. Keluarga Tong, 
  2. Keluarga Lin di Makau,
  3. El Pacho di Meksiko,
  4. Keluarga J.J. Costello di Miami Florida - tidak peduli dengan keluarga lain, fokus pada bisnis mereka, bersikap netral, 
  5. Keluarga Yamaguchi di Tokyo, 
  6. Keluarga Wong di Beijing, besan Master Dragon
  7. Bratva di Moskow, 
  8. Master Dragon di Hong Kong. Pimpinan tunggal dari delapan keluarga. 
Delapan Keluarga yang menguasai shadow economy di Asia Pasifik berbagi wilayah kekuasaan. Kami tidak mengganggu pemerintah legal berkuasa, dan sebaliknya, mereka jangan coba-coba mengganggu kami. Jika ada dispute, masalah, diselesaikan dengan pembicaraan diam-diam, dan solusi tingkat tinggi selalu tersedia. Tapi sekali kepentingan Keluarga shadow economy diganggu oleh pemerintah berkuasa, lihat saja, kami bisa menimbulkan prahara politik dan ekonomi. (Hal. 39) 

Melihat Keluarga Tong yang semakin meraksasa di Asia Pasifik, Master Dragon sebagai penguasa delapan keluarga, merasa terancam. Ia pun memerintahkan keluarga yang bersekutu dengannya untuk menghancurkan Keluarga Tong, mulai dari mengirimkan mata-mata, menyewa pembunuh bayaran, mencuri teknologi anti serangan siber yang tengah dikembang. Apapun dilakukan untuk menghentikan langkah Keluarga Tong. Menyadari itu semua, Bujang yang sekarang menjadi Tauke Besar Keluarga Tong, tak bisa tinggal diam. 

Semenjak mengalahkan Basyir si pengkhianat, Bujang diangkat menjadi Tauke Besar dan menunjuk orang kepercayaannya untuk membantu menjalankan bisnis keluarga Tong, tentunya dengan visi dan misi yang lebih terhormat.

Struktur Keluarga Tong ramping dan mudah dipahami. Di bawahku hanya ada dua orang, Parwez dan Togar. Jika Parwez mengurus bisnis legal, maka Togar adalah kepala tukang pukul, mengurusi kekerasan—posisi yang dulu ditempati oleh Bapakku Samad, kemudian digantikan oleh Kopong, lantas digantikan lagi oleh Basyir. Togar memimpin tiga puluh Letnan serta seribu tukang pukul Keluarga Tong yang tersebar di banyak tempat. (Hal. 61)

Bujang pun dibantu Salonga, White, dan Si Kembar Yuki Kiko. Atas saran Salonga, Bujang harus segera meresmikan aliansi Keluarga Tong dengan menggandeng Keluarga Yamaguchi dan Bratva. Jika kedua keluarga itu berhasil diajak kerjasama, maka ada kemungkinan Keluarga Tong bisa mengalahkan Master Dragon yang didukung oleh Keluarga Lin, El Pacho, dan keluarga Wong. 

Di tengah itu semua, ada seseorang yang mengaku sebagai saudara laki-laki Bujang, yang mana dia adalah anak dari Samad (Bapak Bujang) dari pernikahan pertamanya. Tentunya itu menumbuhkan kembali kebencian Bujang akan bapaknya.

Tapi, apakah benar Samad memiliki putra dari pernikahannya yang pertama? Dan berhasilkah Bujang membentuk aliansi Keluarga Tong?

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.