Aku [Pernah dan Rindu] Jadi Orang Ketiga

Wednesday, May 23, 2018
Memang benar ya, hanya waktu yang bisa membuat kita berdamai dengan sesuatu yang menyakitkan. Saat semua itu terjadi, mungkin kita mati-matian bertahan, tapi seiring berjalannya waktu, kita bisa menerimanya dengan ikhlas. Tak lagi menyakitkan, bahkan menjadi sesuatu yang sangat dirindukan.
source : pixabay.com
Salah satu hal menyakitkan sepanjang hidupku adalah saat aku kuliah, ketika teman kosan, teman sekamar, pada akhirnya memiliki pacar. Terus?

Kedengarannya sepele ya, tapi kalau belum pernah di posisi itu, ya mana bisa tahu sesakit apa? Ketika biasanya berdua pergi kemana-mana, makan bareng, melakukan hal-hal aneh, kini dia menghabiskan lebih banyak waktu dengan pacarnya.

Aku dan dia sering bertengkar karena masalah ini. Menurut dia, dia sudah berlaku seadil mungkin, memperlakukan pacarnya dan aku, teman sekamarnya. Dia pernah berada di posisiku. Dia tak ingin aku merasakan hal yang sama dengan apa yang pernah dia rasakan. Dia mencoba membagi waktunya sebaik mungkin.

Aku tahu dia sudah berusaha dan aku pun juga sudah berusaha untuk menerima keadaan itu. Aku tak ingin jadi penghalang kebahagiannya. Tapi yang namanya H-A-T-I, sebagaimana otak mengirim perintah untuk tidak bersedih dan legowo, hati dan perasaan menolak keras. Nyatanya aku kadang masih suka cemburu, dia sadar akan hal itu, dan boooooommm... meledaklah emosi kami. 

Hebatnya, kami sama-sama berjuang dan bertahan. Dia tak lantas memilih satu diantara kami, tak memutuskan pindah kosan hanya agar dia bisa bebas bersama pacarnya tanpa memikirkan perasaanku. Dan aku, aku juga tak kepikiran untuk pindah kosan hanya karena aku sakit hati. Aku tak lantas merecoki hubungan dia dengan pacarnya. Aku melawan diri sendiri untuk bisa menerima keadaan.

Lama kelamaan aku mulai terbiasa. Bahkan kadang aku merasa bahagia kalau mereka lagi jalan berdua, pulangnya aku dibawakan "buah tangan", sogokan biar aku anteng di kosan. Muehehe.

Selepas lulus kuliah dan kami pisah kosan karena beda tempat kerja, aku dan dia masih dekat, bahkan dengan pacarnya pula. Haha. 'Perasaan yang pernah ada' itu sudah menghilang.

Tak jarang, kami pergi hang out bertiga. Nonton bertiga, karaokean bertiga. Entah apa yang orang lain pikirkan ketika melihat kami sedang jalan bertiga. Mungkin ada yang bilang,"Kasihan banget jadi obat nyamuk." atau mungkin "Nggak tahu diri banget ya ganggu orang berduaan". Ya, apapun itu, I do really enjoy having fun with them.

Sekarang, setelah pada akhirnya mereka menikah dan aku melarikan diri pindah ke kota yang jauh, aku merindukan mereka, saat-saat kami bertiga. Berawal dari mendengarkan lagu yang sedang hits dan melodinya cukup 'aneh'. Dalam hatiku berkata,'ini kalau lagi sama mereka, pacar suami dia pasti nyanyi lagu ini nih. Dan aku sama dia pasti hanya melongo sambil bingung memilih lagu berikutnya. Hahaha.'

Haaiiii... Apa kabar kalian disana? Semoga baik-baik saja tanpaku aku ya. Hahaha. Doaku menyertai kalian. Semoga kita dipertemukan lagi untuk dalam keadaan lebih baik. Mari kita jalani skenario terindah Tuhan dengan penuh syukur dan bahagia :)

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.