Pentingnya Menjaga Pola Makan yang Teratur

Friday, May 04, 2018
Pagi itu aku kedinginan. Aku pikir karena suhu AC yang terlalu rendah (padahal jarum digital menunjukkan angka 25 derajat). Tapi setelah suhu AC dinaikkan, nyatanya tak membuatku merasa lebih baik.

Baca : AC

Pukul 09.00 WIB, kami seruangan berencana menjenguk kawan yang sakit di ruang rawat sebelah. Yes, akhirnya aku bisa keluar dari ruangan ber-AC ini, batinku. 

Memang benar di luar ruangan, aku merasa lebih hangat. Tapi sepertinya ada yang salah pada tubuhku. 

Sekembalinya aku ke ruangan, aku menggigil kedinginan. Badanku mulai panas dan kepalaku terasa sedikit berat. Pusing. Aku jatuh sakit.

Ku tak lagi konsen bekerja. Tapi aku memaksakan diri agar bisa bertahan sampai pukul 11.00 WIB, jam pulang di hari Jumat.

Sepulang kerja, aku disarankan temanku untuk membeli Paracetamol di Apotik Daerah. Berhubung aku tak mau keluar uang, sekalian saja ku gunakan kartu BPJS untuk berobat. Ku lihat antriannya tidak terlalu banyak. Setelah menunggu lima pasien diperiksa, akhirnya namaku dipanggil.

"Ada keluhan apa?" tanya pak dokter ramah.

"Panas. Pusing. Mual. Mulutnya pahit."

"Nggregesi ya?"

Pak dokter pun menggunakan stetoskopnya. Pun memintaku untuk membuka mulut.
"Pernah sakit tipes?"
"Hmm..." aku berpikir mengingat-ingat. Rasanya aku jarang sakit itu. Paling hanya gejala.
"Ini yang bikin pusing ternyata bukan karena batuk dan pilek ya. Tapi karena maag. Jadi dikasih obatnya ya obat maag."

Haa?
MAAG?

Sebelumnya aku belum pernah memiliki riwayat penyakit itu. Dan lagi, perutku tidak terasa melilit menyakitkan, hanya sebatas mual biasa, meski mulutku terasa sedikit pahit. Jadi, bagaimana bisa dokter memberikan diagnosa penyakit maag? Apakah masih gejala awal?

Meski sedikit meragukannya, dokter itu tepat untuk beberapa hal;

1. Kecapekan
Akhir-akhir ini aku agak sibuk dan dua hari terakhir aku beraktivitas hingga magrib menjelang. Rasanya, badan kurang diistirahatkan.


2. Makan tidak teratur
Sekarang tiap pagi aku sarapan nasi. Hanya saja, siang hari aku sering makan terlambat sehingga malamnya aku tak lagi makan.

Dulu, di kantor yang lama, makan siang selalu disediakan, sehingga aku tak pernah telat untuk makan siang. Entah seberapa bosan pada makanan katering, seberapa sering mengeluh atas menu yang itu-itu saja, aku tetap memakannya. Mungkin karena jam kerja sampai 16.30 WIB, maka mau tak mau aku harus makan.

Sekarang, kalau makan siang ya harus beli, kecuali ada yang bagi-bagi makanan gratis saat ada yang ulang tahun. Dan melihat menu kantin yang seperti itu adanya, rasanya kurang selera. Mau pesan makan di luar, kalau nggak ada barengannya kok ya nggak enak. Akhirnya aku sering menunda lapar hingga pukul 14.00 WIB dan makan di rumah sekitar pukul 14.30 WIB. Kalau sudah begitu, aku masih kenyang hingga malam tiba.

Ku pikir itu bisa jadi cara diet paling efektif. Memang benar, berat badanku berangsur turun dan stabil. Tapi ternyata, dengan pola makan yang tidak teratur, membuat tubuhku rentan terkena penyakit.


3. Tidak flu dan batuk
Penyakit yang paling sering menyerangku adalah batuk dan pilek. Aku pikir setelah badanku nggreges begini, virus flu dan batuk akan segera datang menyerbu, dan pada akhirnya aku tumbang. Tapi seperti yang dokter katakan, badanku sakit bukan karena virus itu. Di hari kedua dan ketiga pun aku terbebas dari penyakit yang mudah tersebar tersebut.

4. Kurangi kopi dan teh
Ini nih yang tepat akurat dan rasanya susah untuk dijalankan. Hampir setiap sore aku menyeduh teh panas. Dan pagi, aku minum kopi, meskipun aku batasi seminggu  maksimal tiga kali.

Dulu juga iya, minum teh pagi dan sore, tapi karena pola makanku teratur dan juga tak minum kopi, maka badanku baik-baik saja.

Sekarang, mungkin karena ketambahan kopi, perutku mulai bereaksi.

Penelitian mengatakan,"Minum kopi terlebih saat perut kosong meningkatkan keasaman perut, yang kemudian akan menyebabkan mulas dan gangguan pencernaan".

Dengan dasar itu pula, aku minum kopi di pagi hari hanya untuk memperlancar saluran pencernaan (apalagi saat sulit BAB). Sungguh pemikiran yang dangkal. Haha. Harusnya aku perbanyak makan sayur dan buah agar BAB lancar, bukannya malah minum kopi. Hehe.

Jadi, gimana aku tak percaya dokter kalau ternyata tebakannya memang tepat akurat. Beliau pun menganjurkan ku untuk tidak makan makanan yang pedas dan asam. Bukan hal yang susah sih karena aku memang tak menyukai dua rasa tersebut.

Akan tetapi, untuk kopi dan teh, rasanya cukup berat. Untungnya hanya disuruh mengurangi, bukan tidak boleh sama sekali.

Mungkin ini teguran awal agar aku lebih memperhatikan lagi pola makan dan makanan apa yang masuk ke dalam perutku.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ( أصل كل داء البردة ) البردة : التخمة : أخرجه الحافظ السيوطي في الجامع الصغير ”Sumber segala penyakit adalah al-baradah.” Al-baradah: at-Tukhmah (Jeleknya pencernaan makanan) (diriwayatkan oleh Imam al-Hafizh as-Suyuthi rahimahullah dalam al-Jaami’ ash-Shaghiir)
Sepele ya, tapi salah memperlakukan perut (lambung) akan berakibat fatal. Kebanyakan makanan tidak baik, kurang tidak sehat, salah pola makan mengganggu kinerja organ lain, dan sebagainya.

Oleh karena itu, mari kita jaga kesehatan kita dengan mengatur pola makan yang sehat.

Jangan lupa makan ya 😉

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.