Pilihan dan Keputusan
Ketika diam, akan terlihat banyak pintu yang bisa dipilih. Namun, semuanya masih berbayang. Pintu itu akan terlihat semakin jelas ketika kaki diarahkan menuju kesana. Dan untuk menuju kesana, akan selalu ada jalan, namun tak satupun yang bisa memastikan apakah jalan itu aman dilewati, penuh persimpangan, banyak onak duri atau justru lurus lancar tanpa suatu alangan. Satu yang pasti, kaki harus terus bergerak. Ketika lelah, istirahatlah. Ketika merasa itu bukan pintu yang diinginkan, maka berbeloklah menuju pintu yang diyakini.
Ketika sudah berada diambang pintu, namun ternyata ada gembok yang menguncinya, jangan menyerah dan putus asa. Itu artinya ada orang lain yang lebih berhak atas pintu itu. Kembali tatap ke depan dan lihatlah pintu-pintu yang lain (yang masih berbayang). Berjalan lagi, lagi, dan lagi hingga pada akhirnya akan terhenti di pintu yang tak ada gemboknya.
Entah selalu atau tidak, di pintu yang tak bergembok itu, ada pintu lain yang sama-sama tak tergembok. Dua pintu itu saling berdampingan. Tentunya harus pilih salah satu, tak bisa masuk ke kedua pintu tersebut. Tak ada yang tahu, pintu mana yang harus dimasuki. Semua ada baik dan buruknya. Pintu mana yang dipilih ada resiko yang harus ditanggung. Keputusan menjadi sesuatu yang sangat penting. Dan tentunya, dibutuhkan keberanian untuk menghadapi apapun atas pintu yang dipilih.
via pixabay.com |
Aku mendaftar di berbagai tempat. Sering mengalami penolakan hingga terasa sangat lelah.
Baca : Tetap Berusaha dan Berdoa
Akan tetapi, Tuhan Maha Baik. Saat itu aku berhasil lolos sampai tes kesehatan di AAL. Sembari menunggu pengumuman, aku mengikuti tes di IAMI dan ternyata aku juga lolos hingga tes kesehatan. Hanya selisih satu minggu aku melakukan kedua tes kesehatan tersebut. Aku galau pilih yang mana. Mengapa kedua pintu itu harus bersampingan? Mengapa tak satu pintu saja yang terbuka? Mengapa harus ada pilihan di satu kesempatan?
Pada akhirnya, aku lebih memilih bekerja di IAMI.
Pada akhirnya, aku lebih memilih bekerja di IAMI.
Tiga tahun bekerja di IAMI, aku mencapai titik dimana aku merasa bosan dan jenuh dengan pekerjaan. Aku ingin pindah, kalaupun belum bisa pindah perusahaan, aku ingin pindah bagian. Aku yang tiga tahun di posisi yang sama di Marketing, ingin merasakan sensasi kerja di Inventory yang katanya lebih sibuk. Aku bosan di comfort zone. Aku ingin sebuah tantangan.
Baca : Kerja Santai VS Kerja Sibuk
Aku pun "ngobrol" dengan Big Boss, mengutarakan keinginanku tersebut. Si Bos pun berjanji untuk mempertimbangkan hal tersebut.
Sembari menunggu keputusan Si Boss, aku mulai mencari-cari lowongan kerja. Dua kali aku pergi ke Jogja untuk mengikuti tes kerja. Namun semuanya gagal. Pintu itu tergembok.
Hingga aku mendapatkan informasi lowongan kerja di RSUD di kota kelahiranku. Aku mengikuti setiap prosesnya dan alhamdulillah dilancarkan. Namun, bersamaan dengan itu, aku dipanggil oleh Big Boss dan Kepala Inventory. Aku belum tidak dimutasi ke Inventory, namun akan dilibatkan di salah satu proyek Inventory. Jadi, Inventory membuat sebuah tools untuk membantu menjaga stok yang ada di dealer. Untuk mengimplementasikan tools tersebut, kami harus mempelajari kondisi stok dealer, based on data, maupun lihat langsung di lapangan. Itu artinya, aku akan sering pergi ke luar kota untuk mengunjungi dealer-dealer tersebut, melihat bagaimana mereka mengelola stok. Menurutku ini menarik, tantangan baru. Tetapi, lagi-lagi aku galau. Dua pintu itu berada dalam satu waktu.
Aku dihadapkan pada dua pilihan;
Hal yang membuatku galau adalah belum selesai proses seleksi kerja di RSUD, proyek sudah dimulai. Aku bingung. Aku menjalani dua-duanya hingga menemukan jalan keluar. Aku menyelesaikan proses seleksiku. Semuanya lancar. Aku positif diterima. Di sisi lain, aku sudah mulai mengunjungi dealer, namun belum dealer jauh, hanya di kawasan Cikarang. Hingga aku berada di ujung, apakah aku akan mengambil pekerjaan di RSUD atau tidak?
Aku dihadapkan pada dua pilihan;
- Pindah kerja ke RSUD, dengan resiko gaji lebih kecil, kembali ke desa dan meninggalkan segala hiruk pikuk ibukota. Tetapi, di lingkungan yang baru, pastinya akan banyak hal-hal baru yang akan ku temui.
- Tetap di IAMI dengan terlibat proyek. Proyek ini terlihat menantang. Aku akan punya kesibukan baru selain jadi admin. Tetapi, aku tak tahu apakah proyek ini akan membuatku semakin betah atau justru membuatku memberontak. Toh, gajiku juga tidak akan bertambah meski aku sudah bekerja keras.
Hal yang membuatku galau adalah belum selesai proses seleksi kerja di RSUD, proyek sudah dimulai. Aku bingung. Aku menjalani dua-duanya hingga menemukan jalan keluar. Aku menyelesaikan proses seleksiku. Semuanya lancar. Aku positif diterima. Di sisi lain, aku sudah mulai mengunjungi dealer, namun belum dealer jauh, hanya di kawasan Cikarang. Hingga aku berada di ujung, apakah aku akan mengambil pekerjaan di RSUD atau tidak?
Pada akhirnya, aku lebih memilih untuk mengundurkan diri dan menerima pekerjaan di RSUD. Aku tak ingin perjuanganku sia-sia. Berawal dari minta legalisir ijasah yang penuh drama hingga harus bolak-balik Bekasi - Purworejo.
Kini, setelah semua berlalu, aku kembali dihadapkan pada pilihan. Dua pintu berdampingan itu kembali hadir. Berbeda dari kasus-kasus sebelumnya, kali ini masalah hati.
((( H A T I )))
((( H A T I )))
Hanya tinggal menunggu waktu aku harus mengambil keputusan. Memilih satu dari dua pintu yang tak bergembok.
Seharusnya aku sadar, apapun pilihan yang ku ambil, pasti ada cerita indah disana. Selama aku menikmatinya, bersyukur atas setiap hal, aku pasti menemukan kebahagiaan.
Ada banyak kemungkinan-kemungkinan yang aku dipikirkan. Tapi, apakah aku bisa memastikan kemungkinan itu benar-benar akan terjadi? Mengapa aku harus menakuti sesuatu yang masih jadi Misteri Ilahi?
Baca : Misteri Ilahi
Baca : Misteri Ilahi #2
Kirain dulu habis dari kuliah itu langsung penempatan mbak, dari pihak kampus. Ternyata nyari kerja sendiri to? hehe
ReplyDeleteSekarang masih di RSUD berati mbak? Enak, deket rumah sama orang tua. Ngga bingung-bingung pas tanggal tua melanda lah kalau gini XD
info lowongan dari kampus, tapi harus tetap ikut seleksi.
Deleteiyaa di RSUD, alhamdulillah lah hahaha :D
sha sekarang lagi galau juga, pengen resign nih. udah di tagih2 lamaran perpanjangan kontrak. tapi belom nemu kerjaan baru..
ReplyDeleteperpanjangan dulu aja Mbak, sambil nyari2 yang baru.
Deleteeh, klo putus kontrak kena denda nggak deng?
Diam adalah emas. tapi, ketika diammu di ganggu maka katakan lah kebenaran walaupun pahit mengatakannya
ReplyDeletesipp!
Deletemakasih ya udah mampir :)