Notulen
Berada di instalasi yang dikepalai oleh seorang dokter membuat kami harus mengikuti jadwal beliau ketika ingin mengadakan rapat. ((rapat)). Sekarang lebih sering dengar kata rapat dibanding kata 'meeting'.
Seperti hari kemarin, kami baru bisa mengadakan rapat, itupun baru dimulai pukul 13.15 WIB, termasuk siang karena jadwal kerja kami hanya sampai jam 14.00. Di hari-hari lain, kepala instalasi kami disibukkan dengan pemeriksaan di poli dan visite pasien rawat inap. Namun, tentu saja hal tersebut tak lantas menjadi sebuah alasan untuk meniadakan rapat internal.
Rapat siang itu, ada satu orang yang memaparkan, yang lain mendengarkan, diselilingi dengan beberapa tanggapan terkait paparan yang disampaikan. Orang-orang disini lebih suka menggunakan kata 'paparan' dibanding kata 'presentasi'. Sementara aku, aku sibuk mencatat bak seorang notulen yang handal. Padahal ya nggak ada yang minta aku menjadi notulen. Tapi aku tetap saja menulis dengan beberapa alasan:
notula |
- Aku bukan tipe pengingat, aku mudah sekali lupa. Dengan membuat notula tentunya akan memudahkanku untuk mengingat kembali rapat hari itu membahas apa.
- Ada kemungkinan catatan orang lain kurang lengkap, maka siapa tahu, catatanku bisa menambahkan informasi, kan jadinya bisa saling melengkapi. Cie.
- Menahan rasa kantuk. Rasanya umum sekali ya kalau rapat itu bikin ngantuk, apalagi kalau kita bukan peran utama dari apa yang dibahas.
Selain itu, mengapa aku tetap menulis notula meskipun tak ada yang menyuruh, ya karena aku tahu apa yang akan/harus ku tulis. Di IPDE (atau bisa dikatakan Departemen IT), kami membahas hal-hal yang berkaitan dengan sistem dan aplikasi. Apa yang perlu diperbaiki dari sebuah aplikasi, mungkin ada field yang tak perlu ditampilkan, font tulisan yang perlu diperbesar, dan hal-hal semacam itu, yang ada kaitannya dengan software (perangkat lunak).
Dulu, di kantor lama, aku sering disuruh ikut rapat untuk jadi notulen. Meski disuruh, aku justru tak bisa menuliskan banyak tentang hasil rapat. Lama kelamaan, aku tak ikut rapat pun tak jadi masalah, karena memang kurang 'oke' sebagai notulen. Ya gimana bisa oke, kalau aku sendiri kurang bisa mengikuti apa yang dibahas.
"Pertumbuhan area IBT bulan ini menurun 20%. Partman di Dealer A resign. Penjualan brake lining di Dealer B turun drastis. bla bla bla."
Aku tak tahu informasi apa saja yang perlu dan harus dicatat. Biasanya, hal-hal yang umum, yang justru aku catat, sementara info yang penting terlewat begitu saja. Belum lagi kalau ada nama-nama sparepart yang aku bingung nulisnya gimana. Hahaha. ya maaf :p
Satu alasan lagi mengapa sekarang aku semangat menjadi notulen adalah karena aku tak punya saingan. Dulu, aku punya teman, cowok, dia rajiiiinnnnnn banget. Folder di laptopnya rapi sekali. Semua tertata. Dan ketika meeting, notula/catatannya detail sekali. Lengkap. Aku sampai minder. Ini mah nggak saling melengkap, wong punya dia udah lengkap, rapi, detail. Alhasil, buku agendaku tak pernah penuh, selain karena nggak mudeng mau mencatat apa, sudah ada orang lain yang catatannya lebih lengkap.
Nah, disini tidak ada orang yang seperti dia, yang mencatat detail setiap hasil rapat. Semua membawa buku catatan saat rapat, tapi ku rasa catatan mereka tak selengkap punyaku. Hahaha, mulai sombong. Aku tak punya saingan dalam hal catat-mencatat notula, jadi aku mendedikasikan diriku sebagai notulen agar ketika yang lain lupa tentang apa yang dibahas di rapat, aku bisa memberikan informasi mengenai hal itu.
Mari belajar untuk bisa lebih bermanfaat bagi orang lain :)
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^