Para Pemegang Prinsip

Saturday, June 13, 2020
Suatu hari,
"Anakmu kalau mandi, mukanya disabuni nggak?"
"Enggak." jawabku.

Beberapa hari kemudian,
"Anakmu kalau mandi, mukanya disabuni nggak?"
"Enggak." jawabku.
"Disabun, biar tambah bersih."
(diam)

Keesokan harinya,
"Ibumu nggak mau sabuni mukamu. Kalau disabun pasti tambah bersih." Ngomong sama anak.

Hari ini,
"Kemarin Uti sabun, tuh kan mukanya jadi mengkilap."

Auto liat muka anak, 'emang ada bedanya ya?'

***

Asli, masalah kayak gini kalau dihadapi pas lagi PMS atau bad mood, bisa terjadi ledakan di dada loh. Terus merengek, minta pisah rumah, haha.

Tadinya mau bilang (dalam hati aja tentunya), "Yaudah sih, nggak usah bilang-bilang kalau emang mau ngelakuin itu."

Akan tetapi, sebelum emosi menguasai pikiranku, akal sehatku sudah lebih dulu berjalan. "Bagiku, muka bayi tidak perlu disabun. Bagi ibu mertua, muka bayi harus disabun. Kalau aku kukuh sama prinsipku, maka wajar juga dong kalau ibu mertua juga kukuh mempertahankan prinsipnya? Kenapa aku harus marah? Kalau aku marah, berarti ibu mertua juga marah dong kalau aku menolak apa yang diyakininya."

Aku pun berdamai dengan diriku sendiri.

***

Sebenarnya hal kayak gini nggak perlu jadi masalah ya. Cukup iya-kan apa kata mertua, case closed. Lagian apa susahnya sih menyabuni muka bayi, daripada nggrundel ditanyain mulu kan?

Tapi ya gimana ya, ada sesuatu yang nggak sreg di hati. Mungkin karena aku orangnya anti ribet ya. Belum nemu esensinya kenapa muka bayi harus disabun. Apalagi anaknya bukan tipe sensitif yang butuh perawatan, kenapa nggak dibiarkan natural aja sih. Kenapa mempersulit diri harus ini itu, padahal efeknya nggak terlalu signifikan. Selain itu, aku belum pernah melihat dan mendengar anak yang mandi itu mukanya harus disabun. Jadi emang nggak punya referensi lain.

Cari di Google, tak banyak referensi tentang ini. Ada satu artikel yang mengatakan 'cukup oles tipis-tipis di bagian wajah'. Baiklah, aku akan berdamai. Aku akan lakukan apa yang dikatakan artikel itu dan lihat apakah ada perubahan. Itu rencanaku. Setidaknya nanti kalau ditanya lagi, aku akan jawab "iya".
Searching Google dulu
Baru dua kali aku 'oles-oles tipis', nggak taunya ibu mertua bilang kalau beliau menyabuni muka anakku (saat aku kerja). Ah ya sudah, mari kembali ke prinsip masing-masing. Ekekeke.

***

Aku tahu, ketika aku menitipkan anak ke kakek-nenek, aku harus berbagi pola pengasuhan, perawatan, pendidikan anak dengan mereka. Tapi aku merasa perlu untuk memperhatikan kenyamananku juga. Kan nggak bagus juga kalau anak sedang bersamaku, tapi aku emosi hanya karena terpaksa menjalankan pengasuhan dengan cara orang tua. 

Pinter-pinter cari jalan tengahlah pokoknya. Dan juga, gabung di No-Baper-Baper Club ya, setel kendo aja.

Jadi bu-ibu, kalian kalau memandikan anaknya, mukanya ikut disabun atau tidak?

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.