Ribetnya Menyiapkan MPASI Homemade untuk Pertama Kali
Setelah mengamati selama 5 hari, rasa-rasanya bayiku tak menyukai bubur instan rasa beras merah yang ku siapkan tiap hari. Akhirnya aku berpikir, "mungkin sudah saatnya aku ganti menu". Rencananya aku akan membuat bubur nasi + kuning telur dan pure apel.
Selepas subuh, sekitar pukul 05.00 WIB, aku ke dapur memulai pekerjaan dengan merebus telur dan apel. Semua berjalan lancar namun tak lagi ketika aku mulai membuat bubur nasi.
Bayiku nangis dijaga bapaknya. Setiap kali ku hampir ingin ku tenangkan, dia sudah lebih dulu diam sebelum melihat ku. Begitu aku kembali ke dapur, terdengar tangisan lagi. Bolak balik aku dari kamar ke dapur untuk mengecek kenapa bayiku menangis. Akhirnya karena konsentrasi ku sudah buyar mendengar tangisan bayi ditambah bubur yang ku masak nggak lembek-lembek, ku putuskan ambil bayiku dari tangan bapaknya. Melihat ku yang sedikit rempong gendong bayi, ibuku mengambil alih bayiku dan taraaaa..... Dia diam.
Aku kembali meneruskan pekerjaan ku dengan rasa yang campur aduk. Apel yang tadi ku rebus, ingin ku saring untuk dijadikan pure. Tapi, kok keras gini, mana bisa disaring. Mau di blender kok kayaknya cuma ngotori blender aja, soalnya cuma rebus seperempat buah. Itu sama pisau blendernya paling tingginya setara.
Apel aku sisihkan. Aku lanjut membuat bubur. Kuning telur aku hancurkan dan ku tambahkan bubur nasi kemudian ku saring. Buburnya nggak terlalu encer jadi nempel semua di bawah saringan. Sederhana sih sebenarnya, tapi pagi itu tenggorokan ku sedang gatal sekali, batuk-batuk ditambah pilek yang belum sembuh. Rasanya ribeeeettt syekaleee.
Si bayi sudah dimandikan ibuku. Aku melanjutkan membuat pure buah, tapi bukan apel yang tadi. Aku saring alpukat sisa kemarin. Beres.
Dan waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. Aku merasa lelah, ribet tak kesudahan. Mungkin karena 2 faktor aja sih;
1. Kondisi tubuhku yang lagi nggak fit; hidung meler dan batuk mengganggu
2. Bayi nangis, padahal biasanya subuh-subuh belum bangun. Kalaupun bangun, bisa ditangani bapaknya.
Ahh, namanya juga pertama kali ya. Belum nemu ritmenya, masih berasa rempongnya.
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^