MPASI Hari Pertama

Monday, September 23, 2019
Setelah ilmu dan persiapan matang, siaplah aku menuju hari pertama MPASI. Sebenarnya anakku tepat 6 bulannya di tanggal 23 September. Tapi berhubung aku sebagai ibunya ingin jadi orang pertama yang memberinya makan, maka ku putuskan untuk maju sehari dan menetapkan tanggal 22 September sebagai hari pertama MPASI karena bertepatan hari Minggu.

Jumat, H-2, aku membeli bubur bayi.
Sabtu, H-1, aku beli buah naga, alpukat, apel, dan mangga. Selain itu, aku juga belanja online, beli EVOO (minyak zaitun)

Jadi rencananya, menu makan Si Kecil akan ku buat seperti ini
pagi dan sore : bubur instan
siang : puree buah

Sampai kapan menu tersebut? Mungkin sampai bubur instannya habis satu bungkus, baru setelah itu coba bikin yang homemade.

Kenapa pakai bubur instan? Realistis ajalah. Bayi baru belajar makan kan porsinya nggak seberapa dan bakal usaha banget untuk membuat MPASI homemade. Kalau cuma puree buah/menu tunggal lainnya kan itu untuk selingan. Yaudahlah, biar yakin kandungan gizinya terpenuhi, pakai bubur instan aja. Toh, masih sesuai dengan panduan WHO. Lagipula bayiku terlahir dengan BBLR yang bisa diartikan dia malnutrisi saat di kandungan. Sekarang saatnya perbaikan gizi dong!

Oke, semua sudah siap, tinggal menunggu hari H.

Malam sebelum hari H
Si bayi bersin-bersin, tanda dia akan terserang pilek. Benar saja, malam itu tidurnya tak nyenyak. Sebentar sebentar terbangun dan menangis. Dia akan diam ketika disusui, walaupun hanya sekedar mengempeng. Aku yang saat itu belum ngeh kalau bayiku sakit, cuma bisa ngeluh capek, posisi miring menyusui membuatku pegal. Tapi malam-malam waktu bayi tidur gelisah, hidungnya tersumbat, langsung merasa bersalah. Ternyata bayiku sakit. Huhuhu.

Hari H
Pukul 06.30 WIB Si Bayi merengek terbangun. Aku susui saja agar dia tidur kembali, maklum hari Minggu, emaknya juga ingin santai dan bangun siang. Akhirnya baru benar-benar bangun pukul 07.30 WIB. Setelah mandi, mari makan!

Si bayi duduk dipegang bapaknya. Aku yang menyuapi. Sendokan pertama dia mencicipi rasanya sambil sesekali mengerjapkan mata. Sendokan kedua dia mulai menutup mulutnya. Sendokan berikutnya mulai tumpah dan juga bercampur dengan ingus yang keluar dari hidungnya. Ia menangis.



Kalau sudah seperti itu, mana aku tega. Huhu. Mencekokinya hanya akan membuatnya trauma makan.

Sampai siang dia masih menyusu terus karena aku masih belum tahu kapan dia lapar. Waktu dia menangis, ku pikir mengantuk. Ku gendong-gendong dia gak betah. Akhir kususui, siapa tahu dia terlelap. Menyusu kenyang ternyata dia tak tidur juga. Duh, susah juga atur jam makan!

Siangnya, pukul 13.30 WIB kucoba buatkan puree buah mangga. Sepotong mangga ukuran kecil ku benyek-benyek lalu ku suapkan ke bayi. Responnya? Sama seperti tadi pagi, berakhir dengan tangisan. CRY.

Sore/malamnya tak ku berikan makan lagi. Rasanya sudah cukup pengenalan makan hari ini. Apalagi pileknya makin marah. Setiap bersin, ingus beningnya meler. Kasihan T.T

Untungnya kemarin aku sudah atur ekspektasi, jadi nggak kecewa kalau ternyata si bayi nggak doyan makan, cukup ngicip sesendok aja. Tapi aku jadi geli sendiri sih, kemarin sudah heboh beli perlengkapan, semangat belanja buah, ehh anaknya malah pilek dan nggak selera makan (malah nangis). Dengan porsi seperti kemarin, buah naga bisa tuh buat 2 minggu, alpukat 10 hari, apel 2 minggu, bisa buat sebulan deh -__- Semoga pileknya segera sembuh dan berselera untuk belajar makan.

3 comments:

  1. kok bubur instan bu,
    yg alami adalah terbaik
    banyak resep kok.. dan gampang banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. baru ngetes porsinya seberapa, lagipula masih kondisi pilek,
      kalau udah nggak pilek, tapi makannya masih sedikit, berarti dia emang gak suka sama menunya

      Delete
  2. Nunggu dedeknya sembuh aja mom, abis gitu kasih MPASI,,, kasih saran aja, baiknya sih menu tunggal biar tahu mana yang cocok dan mana yang alergi, sehari 1 menu misal labu,,, yauda labu pagi siang sore ,,, atau bubur nasi + kaldu daging pagi, siang, sore itu,,, lebih hemat waktu juga hehehe

    ReplyDelete

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.