Baby Blues dan PPD

Wednesday, September 11, 2019
Malam ini, 11/09, baca instastory @asiku.banyak tentang pengalaman orang-orang yang terkena baby blues dan PPD, rasanya pengen nangis, ya Allah. Betapa banyak ibu-ibu yang merasa lelah dan berujung dengan perlakuan kasar ke anak. Sedih banget. Sedihnya bukan karena kok mereka tega, tapi kenapa mereka nggak punya support system yang baik, kemana pasangan mereka?

Dulu sebelum punya anak, aku juga termasuk orang yang akan berpikir "kok seorang ibu tega sih nyiksa/bunuh anaknya sendiri?" Kini setelah punya anak, aku sedikit banyak bisa memahami kondisi si ibu.

Ketika fisik sudah lelah, mendengar bayi yang menangis tak ada hentinya, ditanya kenapa juga gak bakal dijawab, rasanya stres banget. Apalagi kalau ada yang bertanya "itu bayinya diapain kok nangis mulu?", disalahkan karena nggak bisa jaga anak, udahlah seketika itu langsung merasa jadi ibu yang gagal. Kalau sudah seperti itu, ibu akan kehilangan kendali atas dirinya. Ia bisa melukai dirinya dan atau bayinya. Benar-benar bisa dimengerti kondisi yang seperti itu.


Aku, tanpa suamiku, berpotensi besar terkena baby blues. Untungnya suami benar-benar support sejak awal melahirkan hingga sekarang ini. Dia bangun tengah malam, menggantikan aku yang kurang tidur karena harus berjaga. Tapi ya gitu, saat ditinggal kerja dan kebetulan bayi sedang rewel, sempat terlintas di pikiran 'kalau bayi ini lepas dari tanganku, gimana jadinya ya'. Dan sekarang ini dengan kondisi bayi yang mulai banyak tingkah, hih rasanya pengen ku banting di kasur. Untungnya aku masih bisa mengontrol diri, tentunya karena aku punya support system yang baik. Ketika anak nangis terus, aku sudah sangat capek jiwa dan raga, aku minta tolong suami untuk ambil alih. Kalau dia lagi tidur nyenyak, ya dibangunkan. Sementara aku cooling down, ambil nafas, bayi dipegang bapaknya. Biasanya gak lama, aku sudah kembali tenang dan siap menghadapi anakku lagi.

Jadi, aku mengerti gimana rasanya ibu-ibu yang terkena baby blues itu. Ketika sudah sangat lelah, bayi tak bisa mengerti, suami tak peduli, asyik main HP, tak ada yang bisa menggantikan pegang anak, selintas ada pikiran untuk menyakiti anak, semata-mata untuk mencari perhatian suami "ini loh anakmu, butuh pertolongan."

Ngeri ya, tapi begitulah kenyataannya. Semoga makin banyak suami-suami yang sadar bahwa istrinya butuh bantuannya, apalagi paska melahirkan dan sepanjang membesarkan anak.

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.