Seminggu Sebelum Kembali Bekerja
Ya Allah, rasanya baru kemarin mengajukan form cuti, sekarang tinggal seminggu aja.
Ada perasaan senang, sedih, deg-degan, khawatir, takut, ketika cuti berakhir. Senang karena akhirnya bisa keluar rumah berjam-jam setelah dua bulan tak pergi kemana-mana. Tapi kemudian kepikiran "Gimana nanti ya kalau Si Kecil ditinggal kerja?", apakah jadi gelisah dan tak bisa tidur nyenyak, apakah mau minum asi perah dengan lahap, apakah akan rewel dan nangis seharian, serta apakah lainnya yang menunjukkan kekhawatiranku.
Aku pasti akan mellow, sama seperti saat aku meninggalkan bayiku untuk kontrol pasca melahirkan waktu itu. Tapi aku percaya, waktu akan mempermudah segalanya.
Mungkin di awal-awal, aku dan dia sama-sama tidak nyaman. Nanti lama kelamaan juga akan terbiasa. Setidaknya aku sudah memastikan beberapa hal sehingga aku bisa tenang meninggalkannya bekerja.
1. Siapa yang menjaga bayi?
Awalnya aku dan suami sepakat untuk mencari ART (khusus jaga bayi), tapi orang tua tak setuju karena mereka kurang percaya dengan jasa tersebut; lebih baik penjagaan dan pengasuhan di tangan mereka. Baiklah, kami pasrahkan Si Bayi bersama Akung dan Utinya selama ditinggal kerja.
Tenang sih, karena bayi dijaga orang terpercaya, tapi ada rasa takut dosa karena memberi beban pada orang tua. Dulu sudah membesarkan kita, sekarang membesarkan anak kita. Duh!
2. Bagaimana pemberian asi pada bayi?
Alhamdulillah, freezer pada kulkas 2 pintu sudah penuh dengan asi perah. Beberapa waktu yang lalu malah sempat membuang beberapa stok lama karena keterbatasan ruang penyimpanan.
Baca : Kolostrum yang Terbuang
InsyaAllah stok sekarang cukup untuk 1 bulan ke depan. Bisa terkumpul sebanyak itu bukan karena asiku mengalir deras, tapi aku sudah mulai mengumpulkan sejak lahiran. Sehari dapat 1 kantong asi syukur alhamdulillah menambah stok. Sampai sekarang pun, asi juga tak melimpah ruah. Satu kali sesi pumping rata-rata hanya dapat 100ml. Tapi semoga saja Allah SWT cukupkan dan aku bisa terhindar dari rasa malas.
Untuk pemberian asip nya, aku pakai dot. Urusan dot ini cocok-cocokan, mahal atau murah bukan penentu bayi akan mudah menerimanya. Aku sudah menyediakan 2 merk dot. Ternyata 1 nya kurang nyaman di mulut bayi, sementara 1 nya sudah dicoba dan berhasil.
Sejujurnya aku tenang ketika bayi bisa minum dot dan mau minum asi perah. Setidaknya dia tak akan kelaparan ketika ku tinggal kerja. Tapi, ada bayang-bayang bingung puting yang menghantui. Takut. Tapi semoga saja hal itu tidak terjadi. Aku kerja dari jam 07.00 - 14.00 WIB, mungkin minum hanya 3 - 4 kali dengan pola tidur yang sekarang. Semoga resiko itu tak berlaku untukku dan bayiku. Bismillah.
Dua hal di atas membuatku yakin dan merasa tenang saat harus kembali kerja. Tinggal bagaimana nanti eksekusinya, apakah baik-baik saja atau harus ada drama. Nah, yang jadi pikiranku saat ini adalah bagaimana mengatur waktu dan tenaga.
Sekarang ini, pola tidur bayiku masih berubah-ubah, khususnya malam hari. Kalau dia bangun, menyusu, langsung tidur lagi, akan sangat nice sekali. Tidurku bisa sangat berkualitas. Tapi itu hanya kadang-kadang karena biasanya begitu bangun, menyusu, bayi akan berjaga hingga 2 jam ke depan. Selama itu ya dia BAK, BAB, nangis, dan mengoceh sebentar (tak ada satu menit, langsung kembali menangis). Begitu tertidur, hanya bertahan 15 - 20 menit untuk kemudian bangun lagi 😠'Merem - melek' seperti ini membuat ngilu di kepala. Selepas subuh akhirnya tidur lagi dan bangun jam 7 lebih. Karena masih cuti ya nggak masalah mau bangun jam berapapun. Tapi nanti kalau sudah masuk kerja gimana? Huhuhu. Tapi itu sudah jadi konsekuensi sebagai working mom sih, urusan rumah dan kantor harus bisa terselesaikan dengan baik. Jangan sampai capek mengerjakan pekerjaan rumah, kerjaan kantor jadi terbengkalai, atau sebaliknya. Pinter - pinter atur waktu aja dan tentunya jaga kesehatan.
Salut untuk para ibu bekerja. Kalian luar biasa. Sebagai seorang "newbie" aku harus banyak belajar 💪
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^