Kenapa Bayi Perempuan harus Ditindik/Beranting?

Monday, May 13, 2019

Pagi ini, aku sedang mencuci baju di belakang. Si bayi sedang bersama Utinya. Tiba-tiba terdengar tangisan kencang Si Bayi, disusul suara Utinya yang tak kalah kerasnya. Ku pikir "Oh, mungkin bayinya lagi rewel, Utinya lagi mencoba menenangkannya." Ku tunggu beberapa saat, kok masih 'heboh' di depan.

Aku menuju kamar, tempat Si Bayi bersama Utinya. Terlihat wajah Uti yang panik dan sedikit kesusahan menjelaskan apa yang sedang terjadi. Dia mendekap erat tubuh si bayi agar tak banyak gerak. "Antingnya, antingnya!!!"

"Yang mana?" ku coba cek sisi sebelah kiri.
"Bukan itu, satunya."

Mencoba bersikap tenang, ku lihat sisi sebelah kanan. 'Apa yang salah?'

Ku raba, ternyata ada benang yang masuk ke anting bayi, dan menariknya saat Si Bayi bergerak. Aku ambil gunting untuk memotong benang yang tersangkut. Susah, karena Uti nya benar-benar menjaga bayi tak banyak gerak, takut si bayi kenapa-kenapa. Dengan kondisi bayi yang masih nangis kencang, akhirnya kami berhasil memutus benang. Seketika tangisan bayi mereda, kemudian diam.

Aku melepas anting yang bentuknya tak lagi lingkaran, dan juga anting di sisi satunya. Kami tak ingin kejadian ini terulang kembali.

Awal menggunakan anting ini kami sudah diwanti-wanti agar jangan sampai jarinya masuk ke lingkaran anting. Kami pun menjaganya dengan memakaikannya sarung tangan setiap saat. Ternyata, kalau emang mau kejadian, ya ada aja penyebabnya, termasuk benang perlak yang entah gimana caranya nyangkut di anting bayi. Huhu, kasihan anakku.

Padahal rasanya baru kemarin aku bilang ke suami, "Kenapa ya bayi perempuan harus pakai anting, kan nanti gedenya pakai jilbab."

"Tau kenapa?" Bukannya menjelaskan kenapa, dia juga ikut mempertanyakan.

"Apa hanya semacam identitas, oh bayinya perempuan (karena pakai anting)."

Aku bisa berpikir seperti ini, tetap saja memakaikan anting pada bayiku. Belum nemu faedah yang berarti, tapi sudah eksekusi. Padahal pakai anting (tindik) bukan sesuatu yang "harus" dilihat dari sisi medis, berbeda dengan imunisasi yang mana memang diharuskan bagi bayi. Hanya karena "pada umumnya" bayi perempuan dipakaikan anting, aku pun ikut-kutan.

Akan tetapi, aku kadang bertanya-tanya "Apakah dengan menindik telinga bayi, itu artinya kita memenuhi haknya sebagai anak perempuan? Sehingga kelak ketika dia besar nanti, dia tak akan bertanya 'ibu kenapa aku dulu tak ditindik seperti teman-temanku? Kalau ditindik sekarang kan rasanya sakit.'"

Ah entahlah, mau ditindik atau tidak, yang jelas, belum ada pembahasan medis mengenai manfaat tindik. Hukum agama pun tak ada anjuran khusus untuk tindik bayi. Jadi ya, keputusan ada di tangan kalian, wahai orang tua.

:)

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.