[Persiapan Pernikahan] Imunisasi TT untuk Calon Pengantin Wanita

Thursday, August 02, 2018

19 Juni 2018, hari terakhir libur lebaran. Aku pikir sama halnya rumah sakit, puskesmas juga libur. Ternyata tidak, buka seperti biasa. Kesempatan untukku melakukan imunisasi TT sebagai syarat administrasi untuk mengajukan pernikahan. Mumpung libur, iya kan? Kalau hari biasa, duh ribet ijinnya. Aku selalu tak tenang meninggalkan pekerjaan untuk urusan pribadi, kecuali menggunakan jatah cuti yang bisa libur seharian penuh.
jadwal
Ku lihat kemarin jadwal pelayanan untuk imunisasi buka dari jam 08.00 - 10.00 WIB. Jam 8-an aku berangkat dari rumah, langsung masuk menuju loket pendaftaran. Sesampainya di loket ditanyai, "Calon suaminya mana?"

"Di rumah." jawabku.
"Lho nggak diantar?"
"Lha emang calon suami harus ikut?"

Aku bingung ketika petugas loket menulis nama calon suami, meminta alamatnya. Makin bingung lagi ketika aku harus membayar double untuk dua orang. Total Rp 41.000,-
retribusi pendaftaran
Sebelumnya aku memang tak searching soal imunisasi ini. Orang tuaku juga tidak mengarahkan apa-apa. Aku pikir aku cukup datang ke puskesmas, imunisasi, minta surat keterangan. Selesai.

Setelah melakukan pendaftaran, aku menuju ruang bidan. Begitu berkas datang, aku langsung masuk ruangan dan ditanya lagi, "Calon suaminya mana?"

Hee? Apa emang seharusnya datang sama calon suami ya? Aku mulai kehilangan fokus. Bu bidan kemudian menjelaskan kalau calon suami tak ikut tak mengapa, asal bisa mengisi data:
Nama
Umur
Alamat
Pekerjaan
BB
TB
Golongan Darah

Semua terjawab kecuali golongan darah. Si calon suami ini belum pernah cek darah. Ckck. Aku pikir golongan darah ini nantinya akan mempengaruhi imunisasi yang diberikan. Jadilah aku menghubungi si calon suami untuk segera datang. Dia mau mandi dulu katanya.

Sembari menunggu, bu bidan mengarahkanku untuk pergi ke laboratorium terlebih dahulu. Ku diberi pengantar untuk periksa urine dan darah. Setelah ambil sample, bayar tindakan di kasir, menunggu beberapa saat, hasilnya sudah keluar. Aku kembali ke ruang bu bidan dan menyerahkan hasil laboratorium. Aku pun memberi tahu bu bidan kalau si calon suami belum tahu golongan darahnya apa. Ku infokan juga bahwa dia dalam perjalanan menuju kesini. Bu bidan pun membuatkan surat pengantar ke laboratorium untuk cek golongan darah.

Aku pikir, aku baru akan diberikan imunisasi setelah mengetahui golongan darah calon suami. Ternyata TIDAK! Aku langsung bisa diberikan suntikan di lengan kiri untuk imunisasi TT. Seketika aku berpikir, kenapa calon suami harus dimintai data golongan darah dan semacamnya? Apa data itu sebegitu pentingnya? Apa tidak bisa dikosongi saja?

Aku sudah terlanjur meminta Si calon suami datang. Bu bidan juga sudah membuatkan surat pengantar ke laboratorium, dan juga Surat Bukti Imunisasi ku belum diberikan. Ya sudahlah, aku menunggu kedatangan Si calon suami. Dan ternyata waktu tunggunya melebihi waktu untuk imunisasi. Oke, tak apa.

Sekitar 45 menit akhirnya dia datang. Aku langsung mengajaknya ke laboratorium menyerahkan surat pengantar. Disana ternyata sudah ramai pasien. Baiklah, kami sabar mengantri. Beberapa saat kemudian, nama dia dipanggil, sample darah diambil, kami kembali ke kasir untuk membayar pemeriksaan laboratorium. Sesudahnya kami kembali ke laboratorium untuk mengambil hasilnya.

Setelah menunggu beberapa menit, kami mendapatkan hasilnya. Kami pun menuju ruang Bu bidan lagi, menyerahkan hasilnya. Eh bu bidannya lagi visite, yasudah, kami menunggu lagi. Begitu Bu bidan datang, aku langsung masuk pertama, tak peduli pasien lain yang juga sedang mengantri.

Bu bidan mencatat golongan darah si calon suami. Selanjutnya mengukur tinggi badan dan berat badan. Setelahnya membuatkan Surat Keterangan Sehat untuk kami berdua, dua lembar sesuai nama kami. 'Lah ada dua?' batinku. Di kolom gravida milikku diisi dengan tanda negatif (-) yang artinya aku tidak sedang hamil. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah ku lakukan.

Gravida adalah wanita hamil (Dorland, 2002).

Di lembar milik calon suami, kolom gravida dikosongkan.

Bu bidan selanjutnya memberikan ku lembar jadwal imunisasi TT. Jadi, imunisasi TT itu ternyata tak cuma sekali, tapi lima kali. Di lembaran jadwal tersebut sudah diinfokan kapan harus kembali untuk imunisasi. Bu bidan berpesan untuk mem-fotokopi lembar jadwal tersebut dan melampirkannya dengan Surat Keterangan Sehat untuk diberikan ke KUA sebagai salah satu syarat administrasi menikah.

Sebelum pulang aku diberi resep obat oleh Bu bidan; Asam Folat dan Vitamin C. Kata beliau untuk menghindari kecacatan bayi kalau nanti hamil.
vitamin

Aku pun menuju apotek puskesmas untuk menebus obat. Ternyata gratis euy. Jumlahnya pun 30 biji diminum setiap pagi, pas deh sampai imunisasi TT yang kedua. Urusan selesai, kami pun pulang.

Total biaya yang dihabiskan :
Biaya pendaftaran : 10.500
Pemeriksaan dokter : 10.000
Pemeriksaan laboratorium : 20.000
Total : 40.500/orang x 2 orang = 81.000

***

Sharing dengan teman yang akan menikah juga, ternyata dia tak perlu tes urine. Jadi cukup melakukan imunisasi saja, sudah bisa minta Surat Keterangan Sudah Imunisasi.

Demikianlah pengalamanku melakukan imunisasi TT untuk syarat menikah. Nah, aku masih belum tahu nih apakah calon suami memang harus mendampingi calon istri saat imunisasi atau tidak? Siapa tahu beda tempat beda perlakuan kan ya?

Kalian udah pernah imunisasi TT, yuk berbagi pengalamannya :)

***

Satu bulan dari imunisasi pertama, yang seharusnya dilakukan dilakukan imunisasi yang kedua di tanggal 19 atau 20 Juli, aku baru ingat di tanggal 22, hari Minggu. Tadinya aku ingin kembali ke puskesmas tempat pertama kali imunisasi yang sesuai jadwal katanya buka Setiap Hari. Aakkk ternyata Setiap Hari KERJA. Hahaha. Aku bacanya setiap hari. Ya Alloh, pantesan hari Minggu tutup ya, wkwkkwkw. Kalau harus ijin keluar pas hari kerja, kok rasanya males :v


Baca, baca, katanya imunisasi TT bisa dilakukan di praktek bidan, tapi karena minggu kemaren lagi sibuk kerja, bahkan harus lembur, maka sampai saat ini belum jadi imunisasi yang kedua. Udah telat kali ya kalau mau dilanjutkan? Apa tak masalah? Apa tak diteruskan juga tak apa? Haha.

2 comments:

  1. Gak dilanjutin juga gak apa2, perlunya nanti kalau mau lahiran SC takut kena tetanus alat tapi selagi dokter bilang aman gak masalah. itu asam volat rajin diminum ya ma,,, barokallah mama mia

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih infonya Mir..
      iya nih, suka bolong-bolong minum asam folatnya, sampai sekarang masih ada, tapi tinggal beberapa biji sih. hehe.

      Delete

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.