Tak Sekedar Programmer
Direkrut sebagai Programmer Web tak membuatku berkutat hanya pada kodingan dan script untuk membangun sebuah aplikasi web. Namun, karena aku bagian dari Instalasi PDE, maka aku juga ditekankan untuk bisa mengatasi segala permasalahan mengenai komputer, entah itu masalah pada hardware, jaringan, internet, dan lain sebagainya. Kalaupun tidak bisa memberikan solusi, minimal memberikan analisa yang bisa disampaikan ke orang yang nantinya bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Awal aku disini, aku selalu diajak menemui user yang menelpon meminta bantuan. Mas Rudi, Mbak Desi, Mas Andi, semua pernah mengajakku. Mulai dari masalah yang remeh seperti monitor tidak nyala karena kabelnya kurang 'nyolok', printer yang tidak bisa di-sharing karena kabel LAN nya tidak terpasang, hingga masalah yang cukup serius ketika kabel LAN putus digigit tikus, dan sebagainya.
Sejauh ini aku sebatas mendampingi mereka yang mengajakku, membantu sebisanya, dan belajar dari mereka bagaimana menyelesaikan apa yang user adukan. Namaku tak pernah disebut saat user menelpon, karena mereka memang belum mengenalku. Hanya ada satu user yang mencariku, ibu-ibu yang ada di bagian Administrasi Kamar Bersalin. Mungkin karena waktu itu aku bisa membantu masalahnya sehingga ketika menemukan masalah lagi, beliau mencariku kembali. Selama ini masih aman. Terhitung sudah 2 kali aku ke ruangan Ibu itu sendirian, dan semua bisa diatasi meski aku tak didampingi.
Mungkin karena aku masih anak baru, hampir selalu aku menjadi orang pertama yang datang di Instalasi PDE setiap harinya. Beruntung aku sudah punya kunci ruangan, sehingga aku tak perlu menunggu yang lain agar aku bisa masuk ke ruangan. Bukan masalah sendirinya, yang aku takutkan adalah ketika telepon berbunyi, ada masalah di user, dan orang lain belum datang. Jujur, aku masih belum percaya diri untuk datang ke user seorang diri.
Seperti hari ini, 06 Juni 2017, ketika di ruangan sendiri, telepon itu berbunyi.
"Mbak, komputer di laboraturium rawat jalan, mati, nggak mau nyala."
"Laboraturium rawat jalan?" kataku mengulangi.
"Iya. Kesini ya Mbak."
Telepon ditutup. Seketika aku bingung. Kesana nggak ya? Dan dalam hati berkata, "Ehhh... laboraturium rawat jalan itu SEBELAH MANAAA ya?"
Aku mau kabari tim PDE lain kok ragu-ragu. Mereka pun belum ada tanda-tanda akan datang. Seketika aku ingat bahwa waktu itu aku pernah Tes Bebas Narkoba di laboraturium. Nah, mungkin laboraturium itu yang dimaksud. Aku pun mencari obeng. Siapa tahu harus bongkar CPU, seperti yang biasa ku lakukan saat mendampingi Mbak Desi. Tapi tak ada obeng yang bisa ku pakai. Akhirnya aku nekat ke user dengan membawa handphone saja.
Aku berjalan ke depan, menuju laboraturium. Sesampainya disana, ku lihat dua komputer menyala. "Duh, salah tempat nggak ya?" Ternyata masih ada satu komputer lagi yang menyala, "Ah, itu dia."
Ku sapa ibu pengguna komputer yang tidak menyala. Jangan tanya siapa namanya, aku belum tahu. Aku langsung mengecek komputer. Aku pencet-pencet tombol power-nya. Masih tetap tidak nyala. Aku kencangkan lagi kabel power (kabel yang mengalirkan listrik dari stop kontak ke CPU) yang 'nyolok' ke CPU. Setelah kencang, aku pencet lagi tombol power, masih belum nyala. Duh!
Aku masih belum menyerah. Aku belum ingin membongkar CPU. Ku coba lagi mengecek kabel power. Ku telusuri apakah kabel sudah terpasang stop kontak. Dan benar saja. Kabel power itu tergeletak tak berdaya, lepas dari UPS yang men-supply-nya. Takut kesetrum, aku pun mematikan UPS terlebih dahulu dan kemudian memasang kabel power yang terlepas. Agak susah ya, apalagi UPS itu berat banget, jadi susah buat digeser-geser. Setelah terpasang, ku nyalakan lagi UPS, ku pencet tombol power di CPU, dan taraaaaaaa.... komputer berhasil menyala. Yey! Tepuk tangan! HAHAHA.
Aku pun pamit, kembali menuju ruangan PDE. Disana rupanya sudah ada Mbak Desi. "Kamu dari mana? Aku tadi WA, takutnya ada masalah apa, pagi - pagi udah ada yang error po?"
"Komputer laborat mati Mbak. Tapi udah kok, cuma kabel power-nya yang lepas."
"Oh, yowis nek ngono."
"Tenang Mbak. Kalau aku nggak bisa nanganin, aku pasti langsung menghubungi dirimu." kataku pada Mbak Desi.
Mungkin dia sedikit khawatir, takutnya aku bingung ruangannya dimana, gimana nyelesain masalah, dan sebagainya. Karena yang sudah-sudah, biasanya kita ke ruangan apa, ruangan lain ikut manggil karena ada masalah. Dan kalau kita sendirian, itu akan sangat merepotkan. Ah, baik sekali dia, mengkhawatirkanku :)
Hari ini masih menjadi hari keberuntunganku karena aku bisa menyelesaikan masalah tanpa masalah. Selanjutnya, semoga aku makin bisa diandalkan!!!
Seperti hari ini, 06 Juni 2017, ketika di ruangan sendiri, telepon itu berbunyi.
"Mbak, komputer di laboraturium rawat jalan, mati, nggak mau nyala."
"Laboraturium rawat jalan?" kataku mengulangi.
"Iya. Kesini ya Mbak."
Telepon ditutup. Seketika aku bingung. Kesana nggak ya? Dan dalam hati berkata, "Ehhh... laboraturium rawat jalan itu SEBELAH MANAAA ya?"
Aku mau kabari tim PDE lain kok ragu-ragu. Mereka pun belum ada tanda-tanda akan datang. Seketika aku ingat bahwa waktu itu aku pernah Tes Bebas Narkoba di laboraturium. Nah, mungkin laboraturium itu yang dimaksud. Aku pun mencari obeng. Siapa tahu harus bongkar CPU, seperti yang biasa ku lakukan saat mendampingi Mbak Desi. Tapi tak ada obeng yang bisa ku pakai. Akhirnya aku nekat ke user dengan membawa handphone saja.
Aku berjalan ke depan, menuju laboraturium. Sesampainya disana, ku lihat dua komputer menyala. "Duh, salah tempat nggak ya?" Ternyata masih ada satu komputer lagi yang menyala, "Ah, itu dia."
Ku sapa ibu pengguna komputer yang tidak menyala. Jangan tanya siapa namanya, aku belum tahu. Aku langsung mengecek komputer. Aku pencet-pencet tombol power-nya. Masih tetap tidak nyala. Aku kencangkan lagi kabel power (kabel yang mengalirkan listrik dari stop kontak ke CPU) yang 'nyolok' ke CPU. Setelah kencang, aku pencet lagi tombol power, masih belum nyala. Duh!
Aku masih belum menyerah. Aku belum ingin membongkar CPU. Ku coba lagi mengecek kabel power. Ku telusuri apakah kabel sudah terpasang stop kontak. Dan benar saja. Kabel power itu tergeletak tak berdaya, lepas dari UPS yang men-supply-nya. Takut kesetrum, aku pun mematikan UPS terlebih dahulu dan kemudian memasang kabel power yang terlepas. Agak susah ya, apalagi UPS itu berat banget, jadi susah buat digeser-geser. Setelah terpasang, ku nyalakan lagi UPS, ku pencet tombol power di CPU, dan taraaaaaaa.... komputer berhasil menyala. Yey! Tepuk tangan! HAHAHA.
Aku pun pamit, kembali menuju ruangan PDE. Disana rupanya sudah ada Mbak Desi. "Kamu dari mana? Aku tadi WA, takutnya ada masalah apa, pagi - pagi udah ada yang error po?"
"Komputer laborat mati Mbak. Tapi udah kok, cuma kabel power-nya yang lepas."
"Oh, yowis nek ngono."
"Tenang Mbak. Kalau aku nggak bisa nanganin, aku pasti langsung menghubungi dirimu." kataku pada Mbak Desi.
Mungkin dia sedikit khawatir, takutnya aku bingung ruangannya dimana, gimana nyelesain masalah, dan sebagainya. Karena yang sudah-sudah, biasanya kita ke ruangan apa, ruangan lain ikut manggil karena ada masalah. Dan kalau kita sendirian, itu akan sangat merepotkan. Ah, baik sekali dia, mengkhawatirkanku :)
Hari ini masih menjadi hari keberuntunganku karena aku bisa menyelesaikan masalah tanpa masalah. Selanjutnya, semoga aku makin bisa diandalkan!!!
Cieee selamat menikmati pekerjaan baru momsss...
ReplyDeleteyayay.. makasih Marni :)
Deletembak, baru ngeh kalau tinggal di purwerjo. waktu itu sha ke sana looh. hehe *OOT banget
ReplyDeletejadi sekarang kerja di rumah sakit?
iyaa.. tapi waktu kamu ke Purworejo, aku belum pindah, masih di Bekasi.
Deletekalau ke purworejo lagi, mampir sini, ke rumahku :))