Keseimbangan Peran

Friday, June 23, 2017
Pernahkah kamu menemukan sebuah keluarga yang selalu diisi dengan pertengkaran? Salah penyebabnya mungkin karena tidak ada keseimbangan peran suami dan istri. Suami selalu menuntut untuk dilayani. Istri, meskipun tugasnya memang melayani suami, pasti dia akan lelah ketika melakukannya sendirian tanpa dukungan dari suami. Istri bukanlah pembantu yang bisa disuruh ini dan itu seenaknya. Apalagi jika melihat suami yang malas-malasan dan duduk santai, makin uring-uringanlah sang istri menjalankan semuanya.

Aku melihat keseimbangan peran suami dan istri pada keluarga Bapak & Ibu kosan di Bekasi. Mereka tak pernah mengeluh mengenai tugas dan kewajiban mereka masing-masing. Pertengkaran mereka terjadi ketika apa yang dikatakan Ibu tak didengarkan dan tak digubris oleh Bapak, itupun karena pendengar Bapak yang sudah mulai berkurang. Selebihnya, mereka baik-baik saja. 


Aku sungguh salut ketika mereka bisa membagi peran tanpa perlu ada teriakan keras dan tak perlu disuruh. Kalaupun ada, yang menyuruh seakan berkata “tolong” dan yang disuruh berkata “baik, akan saya tolong”. Tak ada drama. Semuanya dilakukan dengan ikhlas. Dan aku mengagumi mereka. 

Aku sangat salut dengan Ibu yang memperlakukan suami dan anak-anaknya dengan sangat baik. Selesai masak, dia menaruh sayuran di meja makan. Tak lupa dia buatkan sambel untuk keluarganya yang memang doyan pedes. Setiap kali ada makanan, misalnya anaknya membelikan martabak, dia akan menawarkan makanan tersebut ke semua anggota keluarganya. Menawarkannya pun tak sebatas perkataan, namun menyodorkan ke ybs agar segera makan. Tiap ada buah, beliau akan mengupasnya dan menghidangkan dalam bentuk siap makan. 

Ibu sangat hapal dengan apa yang disukai dan tak disukai anggota keluarganya. Tiap pagi dan sore, aku selalu dibuatkan teh hangat dengan ukuran gelas besar karena dia tahu aku selalu menghabiskannya. Sementara itu, untuk anak laki-lakinya dia membuat teh hangat dengan ukuran gelas biasa. Sepulang kerja, anaknya pun disuguhi teh hangat. Sementara itu, ketika menantunya datang, Ibu membuatkan es teh yang memang menjadi kesukaan menantunya. Dia memperlakukan semua anggota keluarga seperti tamu agung yang harus dilayani dengan baik. Dan herannya, anaknya Ibu tumbuh dengan baik dan tak lantas menjadi anak manja. Lebih herannya lagi, Ibu tak pernah mengeluh atas tugasnya itu. Ibu hanya akan marah ketika anak-anaknya tidak mau makan, minumannya tidak diminum. Itu soal makanan. 

Perkara cucian, Ibu tidak mau dibelikan mesin cuci oleh anak-anaknya. Padahal Ibu yang mencuci semua pakaian yang ada dirumah. Bahkan sprei dan sarung bantal yang ada di kamarku selalu rutin diganti. Dan lagi-lagi, Ibu melakukannya tanpa ngomel. Tak ada keluhan sedikit pun. Aku berpikir, kenapa ya Ibu bisa sehebat itu. 

Tapi kemudian aku sadar, bahwa kehebatan seorang istri itu juga didukung oleh suaminya yang juga hebat. Apa yang sudah dilakukan Bapak? Banyak. 

Jika Ibu mencuci semua baju, maka Bapak akan menjemur semua baju yang sudah dicuci Ibu. Saat musim hujan, Bapak selalu stand by, dia akan segera menyelamatkan baju-baju itu. Ketika sudah kering, maka Bapak lah yang melipat semua baju dan pakaian tersebut. Beliau pula yang sering memasangkan sprei. Mengepel juga kerjaan Bapak. Aku justru jarang melihat Ibu menyapu dan mengepel. Semua dilakukan Bapak. Bapak pun selalu siap siaga untuk segala hal-hal yang berbau teknis. Misalkan lampu konslet, beliau segera memperbaikinya. Segala sesuatu yang tidak pada tempatnya, beliau akan ringan tangan memperbaiki. Terkadang aku sungkan sendiri dengan kebaikan Bapak. Motorku selalu dicucikan ketika terlihat sangat kotor. Ketika aku mencuci, Beliau menyediakan space/ruang untukku menjemur, bahkan dia menyiapkan hanger yang bisa ku gunakan. Bapak benar-benar sosok yang peka terhadap permasalahan rumah tangga. Dan lagi-lagi aku harus berkata salut karena Bapak melakukannya dengan penuh keikhlasan dan tanpa suara. Tak ada keluhan yang keluar. 

Bapak dan Ibu, mereka adalah pasangan yang hebat. Mungkin karena satu sama lain saling membantu, makanya mereka ikhlas menjalankan tugasnya masing-masing. 

So, untuk para suami, ketika kamu ingin istrimu melayani dengan lembut dan penuh keikhlasan, berilah ia bantuan. Hal kecil yang kamu lakukan, akan terlihat sangat besar di mata istrimu. 

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.