Monday, February 24, 2014

Giveaway : Ketika Kami Berbicara

Jika habis minggu di bulan kedua tahun ini, maka aku telah menggenapkan lima bulan aku dengan status baruku, "karyawan". Sebagai fresh graduate, perubahan status dari "mahasiswa" menjadi "karyawan" sedikit banyak membawa banyak perubahan dalam hidupku. Mulai dari mencicipi gaji pertama, hingga merasakan hal-hal yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Sejak diberi amanah untuk tidak-mengandalkan-uang-kiriman-dari-orang-tua, aku merasakan banyak kenikmatan. Meski aku harus mengalami enak dan tidak enaknya rutinitas kerja, setidaknya aku dapat merasakan nikmatnya uang hasil keringatku sendiri. Salah satunya adalah kehadiran Corpia. Kedatangan Bita pun menambah rentetan nikmat yang ku rasakan.

Surga dan Neraka

Surga dan Neraka.
Apakah kau percaya akan dua hal tersebut? Atau kau hanya menganggap semua itu hanya omong kosong belaka?
Apakah kau percaya kehidupan setelah kematian? Atau kau menganggap kehidupan akan berakhir setelah raga menyatu dengan tanah?

Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.(QS. 45:22)

Aku percaya Surga dan Neraka.
Jika surga dan neraka tak pernah ada, mengapa manusia harus berbuat baik? Tak masalah bukan kalau manusia itu berbuat kerusakan? Toh di akhir tak ada yang membedakannya keduanya. Dan itulah mengapa ada Surga dan Neraka. 

Saturday, February 22, 2014

Bita

Hallo. Perkenalkan, namaku Bita. Aku lahir di Wates, 08 Desember 2013. Dua bulan terakhir aku selalu berpindah-pindah tempat. Pertama aku tinggal di rumah Mas Tigor di Wates, kemudian aku pindah ke tempat Bulek Prita di Banjaran, Kulonprogo. Hingga sekarang ini aku berada di Bekasi.

Sore itu, aku diantar Mbak Uut ke stasiun Wates. Awalnya aku tak tahu kenapa aku dibawa ke tempat itu. Badanku dibungkus kardus dan aku tak diberi makan sedikit pun. Namun, setelah aku diberi tahu kalau aku akan ke Bekasi, aku senang sekali. 

Dan hari ini (22/02), aku sudah sampai di Bekasi. Hingga menjelang siang, badanku masih terbungkus. Tak ada yang peduli padaku. Hingga akhirnya, dia datang menjemputku.

Apa Kabar Resolusi?

Februari sebentar lagi usai. Kita hampir menyelesaikan 1/6 tahun ini. Cepat sekali bukan? Lantas, apa saja yang sudah kamu lakukan di dua bulan terakhir ini? Sudahkah kamu mewujudkan resolusimu di tahun ini satu per satu?

Aku? Kau bertanya "Apakah aku sudah mewujudkan resolusiku?" Baiklah, berikut hal-hal yang sudah aku lakukan di dua bulan terakhirku dalam rangka mewujudkan resolusiku di tahun 2014.

1. Memiliki SIM
Akhirnya kesempatan itu datang menghampiriku. Setelah sekian lama berharap memiliki SIM, akhirnya aku berhasil mendapatkannya.

Friday, February 21, 2014

1 Litre of Tears

Sebenarnya serial drama Jepang ini sudah sejak lama bersemayam di hardiskku. Namun, baru hari ini aku tertarik untuk menontonnya. Yah, rutinitas yang membosankan terkadang membuat kita ingin sejenak menghibur diri sendiri, melepas penat, dan memanjakan diri.

1 Litre of Tears. Ada yang pernah menonton serial ini sebelumnya? Ceritanya mirip dengan kisah di Buku Harian Nayla yang pernah tayang di RCTI tahun 2006 lalu. Aku ingat benar, saat itu aku masih duduk di bangku SMP kelas IX (sembilan).

Senin pagi saat upacara, untuk pertama kalinya aku pingsan. Dan saat itu aku jatuh ke depan, bukan ke belakang selayaknya orang pingsan. Karena saat itu Buku Harian Nayla tengah booming menceritakan seorang Nayla yang mempunyai penyakit ataxia dimana salah satu cirinya adalah sering jatuh kedepan, maka aku yang sehari setelah pingsan pun sering diledek kalau aku juga memiliki penyakit yang sama dengan Nayla.

Tuesday, February 18, 2014

Seorang Marketing

Apa yang ada dalam benakmu ketika mendengar tentang pekerjaan seorang marketing?
- Marketing itu cuma modal ngomong doang
- Marketing itu kerjanya cuma jalan-jalan
- Marketing itu ...

Setidaknya itulah yang sering ku dengar tentang Marketing. Seakan semua orang yang pandai bicara itu bisa masuk ke dalam Marketing.

Aku merasa pekerjaan sebagai seorang Marketing itu selalu diremehkan. "Marketing kerjaannya ngapain sih? Cuma promosiin produk, customer beli. Udah selesai. Setelah itu, mereka habisin duit buat jalan-jalan. Enak banget jadi Marketing."

Ya, secara terlihat mata memang demikianlah seorang Marketing itu. Aku pun mengiyakan sebelum akhirnya kini aku bergabung dalam Tim Marketing. Meskipun aku hanya di posisi Admin, aku tahu apa-apa saja yang dilakukan, dirasakan, dan dikerjakan oleh Marketing.

Monday, February 17, 2014

To Be Wonderful Wife

Entah ini hanya perasaanku atau memang demikian adanya. Di tahun 2014 ini, aku merasa Wamubutabi (blog ini) semakin berwarna. Banyak bunga bermekaran dimana-mana dan aroma-aroma cinta semerbak tak karuan.

Mungkin seiring bertambahnya usiaku, aku semakin berani untuk 'bercerita' dan lebih jujur. Aku pun sudah mulai berangan tentang hal-hal yang seharusnya memang sudah saatnya ku pikirkan.

Aku yang biasanya selalu bungkam, kini berani berbagi cerita meski hanya lewat tulisan. Menceritakan tentang seseorang yang dengan segala tingkah lakunya mampu menarik perhatianku, menuliskan surat cinta untuk seseorang yang kelak menjadi imamku. Bahkan menargetkan di usia berapa aku akan melepaskan 'masa' ini. 

Friday, February 07, 2014

Jual Keset Keren!

Keset. Pada tahu keset kan ya? Tahu dong! Iya kan? Iya dong?
Nah, kali ini aku akan mencoba peruntungan dalam usaha "Penjualan Keset Keren".
Barang kali ada teman-teman yang tertarik dengan keset-keset dengan corak-corak berikut ini.

Kode: K001
Kode: K002
Kode: K003
Kode: K004
Harganya berapa?
Rp 55.000,- belum ongkir.

Mahal ya?
Ya, namanya usaha. Pasti pengen dapat untung lah :p

Kalau mau beli gimana caranya?
Hubungi kontak berikut ya:
Email : zaitun_hakimiah@yahoo.com
Fb: Zaitun Hakimiah
Twitter: @NSMia

"Keset... keset... siapa yang mau beli keset? Keset... Keset..."

Thursday, February 06, 2014

Terima Kasih

"Zai, telpon nih." Kata pak Hais sambil menyerahkan gagang telpon di tangannya.
"Hallo." Kataku pada orang di seberang sana.
"Ini Zai atau Tun nih?"
"Mia ini Pak." Butuh berpikir sebentar untuk mengenali suaranya. Rupanya telepon itu dari Pak Khoir, satpam yang berjaga di lobby.
"Kemarin kamu dapet paket ya?"
"Iya Pak."
"Ini kamu dapet paket lagi. Ini bungkusnya udah terkoyak. Sepertinya isinya kaos. Kamu beli online ya?."
"Oh, yaudah, saya ke bawah ya Pak, ambil paketannya."

Aku segera turun dari lantai dua menuju lobby. Ku lihat ada Pak Khoir, Pak Nawi, dan satu anak PKL. Aku segera tanda tangan, bukti aku aku sudah menerima barangnya. Aku pun memasukkan paketan ke dalam tas dengan hati riang.
***

Wednesday, February 05, 2014

Kisah Sepotong Spion

[Sebuah pengakuan]
Sebuah pop up messanger muncul di layar komputerku siang ini (4/2). Ku lihat siapa pengirimnya. Iswari.ganggas. Mbak Iswari mengajakku makan bebek Slamet. Belum sempat aku membalas pop upnya, dia sudah bersiap dan mengenakan jaketnya. Ku lihat, Mbak Pudji yang duduk di sebelah Mbak Iswari pun tengah bersiap-siap.

Aku yang awalnya sempat menolak karena masih ada sedikit pekerjaan, akhirnya ikut turut.
"Ayo Zai." ajak Mbak Iswari. "Eh, tapi Mia nggak bawa motor ya hari ini. Ini pinjam motornya Adit aja."

Ku lihat ke arah Mas Adit, dengan ringan tangan pun dia mengeluarkan kunci motornya. Aku pun membawanya.

Sebenarnya aku tidak suka bebek. Namun, demi menjalin hubungan yang baik dengan teman-teman, apalagi mereka sudah berbaik hati mengajakku, maka aku mengiyakan tawaran itu.

Saturday, February 01, 2014

Percakapan dengan Ibu

Sudah lima bulan aku tak menghirup udara disini, menikmati pemandangan yang tersaji, dan tersenyum indah melewati hari-hari. Hingga waktu 16 jam rela ku tempuh tuk dapati semua itu.

Siang itu di perempatan Pendowo pukul 12.23 WIB, ku duduk sambil mengamati aktivitas disana. Tas itu masih dipunggungku dan sebuah plastik putih besar masih ditanganku. Tiga menit berlalu. Sebuah motor Revo berwarna merah menghampiriku dengan dua orang di atasnya, seorang ibu dan gadis kecilnya. Aku 'dipaksa' ikut turut dengan mereka. Aku pun mengiyakan.
 
Menyusuri jalanan yang lengang akhirnya aku sampai sebuah rumah. Itulah gubuk reot milik kedua orang tuaku.