[UnTu] TA ~ A3
Hari ini, 29 Juli 2013, merupakan hari yang cukup bersejarah bagi UnTu (Unni dan Tunni) dan teman-teman MI 2010 Family. Hari ini merupakan hari pengumpulan draft TA (Tugas Akhir).
Demikianlah titah dari koordinator PK-TA (Praktik Kerja - Tugas Akhir) Prodi Manajemen Informatika. Awalnya pengumpulan draft TA ini dilakukan hari Jumat, 26 Juli 2013. Namun, karena kesalahan jadwal, maka diputuskan hari ini adalah hari pengumpulan draft TA.
Minggu pagi, UnTu telah menyelesaikan draft TA-nya, meski dalam hati mereka diselimuti ketakutan akan bayang-bayang sidang. Sedikit lega, UnTu pun me-refresh-kan diri dengan menonton film. Unni menonton anime dan Tunni menonton serial drama Korea. Mereka pun asyik dengan laptopnya masing-masing.
Hingga tiba hari ini, hari yang sebenarnya tidak ditunggu kedatangannya. UnTu yang telah menyelesaikan draft TA-nya tak langsung segera mengumpulkan di meja Mas Radix (koordinator PK-TA). Sesuai dengan poin 5, maka UnTu menemui pembimbing akademis untuk bimbingan.
Ia bernama Mbak Rida, pembimbing akademis UnTu. Meski hari ini Mbak Rida ada jadwal training, ia meluangkan waktunya untuk bimbingan.
Satu jam UnTu bimbingan. Kegalauan mulai melanda. Beberapa lampiran yang merupakan inti dari TA yang mereka buat kurang sesuai, yaitu Class Diagram dan Physical Data Model.
Class Diagram |
Gambar di atas adalah wujud Class Diagram. Sementara Gambar di bawah adalah wujud Physical Data Model. Bagi yang mau berkenalan, ucapkan "Salam Kenal".
Kedua 'makhluk' (Class Diagram dan PDM) di atas diperoleh dari hasil analisis dan keduanya harus nyambung satu sama lain. Setelah bimbingan, UnTu mendapati kedua 'makhluk' yang mereka ciptakan ternyata tidak sesuai. Alhasil, mereka menganalisa kembali demi mendapatkan dua 'makhluk' yang serasi.
Batas waktu pengumpulan draft TA pukul 16.00. Sayangnya hingga pukul 13.30, UnTu masih belum bisa menyerasikan dua 'makhluk' di atas.
Akan tetapi, UnTu menyadari bahwa analisis tidak akan pernah benar tepat 100% dimana analisa seseorang pasti berbeda dengan analisa orang lain. UnTu pun menyudahi analisis mereka.
Proses printing pun dimulai. Beruntung sekali Tunni punya printer sendiri sehingga tidak perlu banyak ongkos untuk nge-print di warnet. Sayangnya, kertas di kosan UnTu habis. Mereka pun harus pergi ke fotocopy-an terlebih dahulu untuk membeli kertas A4 satu rim seharga Rp 34.000,-
Kembali ke kosan. Proses printing kembali dimulai. Masalah kembali datang. Dua makhluk di atas terlihat sangat kecil jika diprint di kertas A4. UnTu pun berinsiatif untuk menge-print di kertas A3. Tapi dimana?
Berdasarkan info yang diperoleh dari seorang teman, UnTu pergi ke warnet-warnet dekat Indomaret.
Di warnet 1.
"Mas, bisa ngeprint A3 nggak?"
"Nggak, Mbak."
Di Warnet 2.
"Mas, bisa ngeprint A3 nggak?"
"Nggak, Mbak."
Di Warnet3.
"Mbak, bisa ngeprint A3 nggak?"
"Kertasnya abis, Mbak."
'Yes! Di warnet3 bisa', batin UnTu. Mereka pun pergi ke fotocopy-an untuk membeli kertas A3. Beruntung di fotocopy-an tersebut menjual kertas A3. UnTu pun kembali ke warnet3.
"Mbak, mau ngeprint A3. Ini saya udah bawa kertas A3nya."
"Wah, kalau kertasnya gedenya segitu nggak bisa, Mbak."
"Lah, masak nggak bisa Mbak?"
"Iya, nggak bisa."
Dengan kecewa, UnTu pergi dari warnet3 dengan perasaan yang 'yaa begitulah'. Mereka pergi ke warnet4 dekat Indomaret. Sayangnya warnet4 juga tak melayani printing A3.
Tak patah arang, UnTu pergi ke Papanggo, 'desa' sebelah. Mereka mencari warnet yang sekiranya menerima printing.
"Tun, Tun. Berhenti deh. Itu kayaknya ada."
Unni turun dari motor, mengecek, dan kembali ke Tunni yang bertengger di Ova, motor Tunni.
"Gimana, Un?"
"Ternyata service and refill printer"
"Hadeh, kemana lagi kita harus mencari?"
Waktu sudah jauh dari pukul 16.00. UnTu pun memutuskan untuk kembali ke kosan.
"Ya udah Un, print pake A4 aja deh. Yang penting dikumpulin hari ini."
"OK."
Pukul 17.30, UnTu telah siap dengan 3 eksemplar yang harus dikumpulkan. Mereka tinggal mengumpulkannya. Namun, masalah kembali menghadang mereka. Perjalanan menuju Polman Astra (kampus UnTu) ternyata macet. Akhirnya setelah berjibaku dengan motor-motor yang jaraknya hanya berapa centi, UnTu sampailah di kampus. Mereka pun langsung menuju lantai 5.
Ruangan di lantai 5 begitu sepi. UnTu tentu saja tidak bisa masuk ke ruangan terebut. Mengapa? bisa baca kisah ini. UnTu pun menelpon pantri lantai 5 (menggunakan telpon yang tersedia di depan pintu). Berharap ada OB yang belum pulang dan bisa membukakan pintu untuk UnTu.
Dua kali panggilan, tak ada yang mengangkat telepon. Tiba-tiba seorang datang dari arah kami. Ternyata seseorng itu Aby, salah satu bagian dari MI 2010 Family, teman UnTu yang juga akan mengumpulkan draft TA. Beruntung dia membawa kartu identitas yang punya hak akses untuk membuka pintu.
Akhirnya, UnTu dan juga Aby mengumpulkan draft TA di meja mas Radix pukul 17.51 WIB. Syukurlah. Hari masih belum berganti hari.
Kini UnTu tengah menanti sidang yang kemungkinan dijadwalkan setelah Lebaran. Semoga sidang UnTu dan juga sidang teman-teman MI 2010 Family diberi kelancaran oleh Yang Maha Kuasa. Aamiin.
Physical Data Model (PDM) |
Batas waktu pengumpulan draft TA pukul 16.00. Sayangnya hingga pukul 13.30, UnTu masih belum bisa menyerasikan dua 'makhluk' di atas.
Akan tetapi, UnTu menyadari bahwa analisis tidak akan pernah benar tepat 100% dimana analisa seseorang pasti berbeda dengan analisa orang lain. UnTu pun menyudahi analisis mereka.
Proses printing pun dimulai. Beruntung sekali Tunni punya printer sendiri sehingga tidak perlu banyak ongkos untuk nge-print di warnet. Sayangnya, kertas di kosan UnTu habis. Mereka pun harus pergi ke fotocopy-an terlebih dahulu untuk membeli kertas A4 satu rim seharga Rp 34.000,-
Kembali ke kosan. Proses printing kembali dimulai. Masalah kembali datang. Dua makhluk di atas terlihat sangat kecil jika diprint di kertas A4. UnTu pun berinsiatif untuk menge-print di kertas A3. Tapi dimana?
Berdasarkan info yang diperoleh dari seorang teman, UnTu pergi ke warnet-warnet dekat Indomaret.
Di warnet 1.
"Mas, bisa ngeprint A3 nggak?"
"Nggak, Mbak."
Di Warnet 2.
"Mas, bisa ngeprint A3 nggak?"
"Nggak, Mbak."
Di Warnet3.
"Mbak, bisa ngeprint A3 nggak?"
"Kertasnya abis, Mbak."
'Yes! Di warnet3 bisa', batin UnTu. Mereka pun pergi ke fotocopy-an untuk membeli kertas A3. Beruntung di fotocopy-an tersebut menjual kertas A3. UnTu pun kembali ke warnet3.
"Mbak, mau ngeprint A3. Ini saya udah bawa kertas A3nya."
"Wah, kalau kertasnya gedenya segitu nggak bisa, Mbak."
"Lah, masak nggak bisa Mbak?"
"Iya, nggak bisa."
Dengan kecewa, UnTu pergi dari warnet3 dengan perasaan yang 'yaa begitulah'. Mereka pergi ke warnet4 dekat Indomaret. Sayangnya warnet4 juga tak melayani printing A3.
Tak patah arang, UnTu pergi ke Papanggo, 'desa' sebelah. Mereka mencari warnet yang sekiranya menerima printing.
"Tun, Tun. Berhenti deh. Itu kayaknya ada."
Unni turun dari motor, mengecek, dan kembali ke Tunni yang bertengger di Ova, motor Tunni.
"Gimana, Un?"
"Ternyata service and refill printer"
"Hadeh, kemana lagi kita harus mencari?"
Waktu sudah jauh dari pukul 16.00. UnTu pun memutuskan untuk kembali ke kosan.
"Ya udah Un, print pake A4 aja deh. Yang penting dikumpulin hari ini."
"OK."
Pukul 17.30, UnTu telah siap dengan 3 eksemplar yang harus dikumpulkan. Mereka tinggal mengumpulkannya. Namun, masalah kembali menghadang mereka. Perjalanan menuju Polman Astra (kampus UnTu) ternyata macet. Akhirnya setelah berjibaku dengan motor-motor yang jaraknya hanya berapa centi, UnTu sampailah di kampus. Mereka pun langsung menuju lantai 5.
Ruangan di lantai 5 begitu sepi. UnTu tentu saja tidak bisa masuk ke ruangan terebut. Mengapa? bisa baca kisah ini. UnTu pun menelpon pantri lantai 5 (menggunakan telpon yang tersedia di depan pintu). Berharap ada OB yang belum pulang dan bisa membukakan pintu untuk UnTu.
Dua kali panggilan, tak ada yang mengangkat telepon. Tiba-tiba seorang datang dari arah kami. Ternyata seseorng itu Aby, salah satu bagian dari MI 2010 Family, teman UnTu yang juga akan mengumpulkan draft TA. Beruntung dia membawa kartu identitas yang punya hak akses untuk membuka pintu.
Akhirnya, UnTu dan juga Aby mengumpulkan draft TA di meja mas Radix pukul 17.51 WIB. Syukurlah. Hari masih belum berganti hari.
Kini UnTu tengah menanti sidang yang kemungkinan dijadwalkan setelah Lebaran. Semoga sidang UnTu dan juga sidang teman-teman MI 2010 Family diberi kelancaran oleh Yang Maha Kuasa. Aamiin.
***
Nantikan Kisah UnTu selanjutnya ^^
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^