Dia yang Dahulu
Malam ini aku mengingat dia. Dia yang dahulu, yang saat ini mulai tak nampakkan diri dalam kehidupanku. Sejenak auranya muncul di hadapanku, menghiasi malamku dan membuatku ketakutan. Dia yang mengingatkanku padanya. Walau berbeda, siluet wajahnya menyerupainya. Badannya yang tinggi dengan latar belakang yang sama. Dan saat ini, aku ketakutan karenanya.
Sudah lama aku tak menceritakan tentang dia. Bahkan tak ingin lagi membicarakannya. Walaupun sempat timbul dan tenggelam, aku tetap tak tergoda untuk memandangnya. Biarlah dia melakukan apa saja yang dia suka dan aku tetap melakukan apa yang dari dulu aku lakukan.
Mungkin banyak orang yang punya pemikiran negatif tentangku. Tentang aku yang tetap melakukan apa yang dari dulu aku lakukan. Tak mengapa karena sejatinya mereka memang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Andai saja mereka tahu apa yang aku rasakan saat ini, aku merasa takut.
Dia lah yang membuatku merasa ketakutan, takut kepada dirinya. Aku pun tak tahu mengapa aku bisa sebegitu takutnya. Tak hanya kepada dirinya, namun juga kepada yang lainnya. Imbasnya aku terlihat menjadi sosok yang kejam dan sadis.
Dahulu senyum itu masih terkembang. Mencoba menghargai, mengingat-ingat apa yang pernah dia beri. Namun kini wajah ini seakan tak mau terangkat, enggan menyapa, dihantui rasa ketakutan yang mendalam. Lagi-lagi tak hanya kepadanya, namun juga kepada mereka yang memiliki latar belakang yang sama. Jika dia bertanya apa salahnya padaku, maka aku akan menjawab tak ada yang salah di antara kita. Aku sendiri pun tak mengerti mengapa aku bisa merasa takut seperti ini hingga aku harus memalingkan muka seakan-akan tak melihat apa yang seharusnya terlihat. Walau demikian, aku merasa ini keputusan yang paling tepat. Aku hanya tak ingin kejadian di waktu silam terulang kembali, menambah ketakutanku. Aku ingin menghindar, tak ingin terlibat lebih jauh. Apalagi menjadi subyek dalam sebuah cerita. Bukan tak ingat apa yang pernah dia berikan, aku hanya mencari sebuah posisi yang aman.
Ah, sudahlah. Biarkanlah dia yang dahulu menjadi cerita dahulu, tak perlu diungkit-ungkit, tak usahlah diingat kembali. Apalagi ketakutan ini masih menghantui. Sepertinya aku butuh cerita baru untuk mengusir ketakutanku ini. Aku butuh subyek untuk ceritaku. ^^
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^