Kecanduan HP

Friday, September 04, 2020
Kata siapa anak nonton HP jadi lebih anteng, diem, dan bisa ditinggal ngerjain pekerjaan lain? Tidak semudah itu, Buibu.

Setidaknya itulah yang ku rasakan. Anak nonton HP bawaannya jadi lebih emosi, ya anaknya, ya ibunya.

Anak lihat HP. "Hape. Hape. Kukuk." (ingin nonton lagu Burung Hantu)
Lihat Up Next Video ada gambar thumbnail, ditunjuk-tunjuklah semua.
"Bebek"
"Ayam"
"Mentak" (mentok)
"Kucing"
"Cicak"
"Guk guk" (Heli guk guk)
"Tayo"
"Ngeput" (siput - salah satu thumbnail lagu Balonku)
"Kepik" (thumbnail Cocomelon)
"Mikum" (Assalamualaikum - Nusa & Rara)
"Ini."
"Ini"
"INI"
"INNNNIIIII"

Udahlah semua ditunjuk-tunjuk sama dia, bahkan gambar iklan juga ditekan-tekan sampai dia bingung karena layar udah pindah di Play Store. 😓 Masih mending ya kalau nonton selesai, baru minta ganti. Lha ini belum ada satu menit sudah ini, ini, ini. Pusing mamak, Dek 😭

Di usianya yang baru 17 bulan, sepertinya aku terlalu longgar memberikan screening time dan sekarang sudah saatnya memperbaiki keadaan, sebelum makin gawat.

Kunci agar anak nggak main HP mulu kan sebenarnya cuma dua;
1. Jangan main HP depan anak
2. Ajak main

Nah, kira-kira mainan apa ya yang bikin dia betah main lama dan nggak berujung ke HP lagi. Baca buku nggak tahan lama. Main flash card sepertinya sudah bosan. Mainan bertumpuk-tumpuk juga gak lama dia mainnya, bahkan nggak tertarik sama sekali. Apa perlu dibelikan mainan baru? Tapi rasanya bakal bernasib sama dengan mainan sebelumnya.

Sebenarnya aku pengen mulai memberikan alat tulis ke anakku. Tapi rasanya aku belum siap kalau dia corat-coret kemana-mana, secara aku berada dalam lingkungan keluarga yang tidak suka temboknya dicorat-coret. Tapi kalau tidak dicoba, mana tahu ya. Baiklah, siapkan mental dulu sebelum menyiapkan peralatannya.

Apa lagi ya? Yuk semangat belajar lagi yuk. Belajar lebih sabar. Belajar menemani anak main dengan penuh kesadaran dan kebahagiaan. Anak nggak butuh mainan mahal-mahal, ia hanya butuh orang tua yang fokus menemaninya. Yuk luangkan waktu dan tenaga! Saatnya cari ide bermain bersama anak.
Update : 05/09/20 
Sudah 2 hari ini anakku rewel tiap pagi. Bangun pagi maunya sama ibu, padahal lagi masak. Selesai mandi, nonton HP tapi maunya sama ibu, padahal mau sarapan. Hingga drama HP dimulai; ini, inni, inNNi, INNNIIIIIIIIIII, merengek sambil tunyuk-tunyuk layar. Kalau nggak dibolehin main HP, minta nenen yang tinggal tetesan karena tadi habis mandi sudah nenen. Asli, bikin emosi 😖😤😵 


Tapi kemudian aku coba melihat dari kacamata anak. Ku posisikan diri menjadi dia. Bangun tidur Ibu tidak ada disampingku. Ku cari di dapur, ternyata Ibu sedang masak. Ibu menghiraukanku karena fokus ke kompor. Aku tak dianggap. Aku disuruh main sama yang lain. Habis mandi, aku pengen main sama Ibu, pengen nonton sama Ibu. Tapi Ibu menghiraukan aku lagi karena fokus sarapan. 


Kira-kira begitu kali ya?


Anakku jadi nyebelin saat nonton HP karena aku nggak "ada" disana. Fisiknya memang disebelahnya, tapi kan nggak mendampingi. Bangun tidur dicuekin, sekarang dicuekin lagi. Ya gimana, lha harus siapin makanan buat dia juga kan?!


Yasudah, kalau belum bisa memperbaiki yang penting sadar dulu. Tapi kalau dipikir-pikir, aku beruntung ya punya anak sepintar dia. HP dijadikan alat caper, bukan sebagai alat penenang diri (tapi kalau emang lagi pengen nonton, ya bisa tenang juga sih)


Baik, kita coba lihat besok hari Minggu. Apakah akan cranky lagi? Kayaknya sih NO, yakin deh. Kalau nangis kan tinggal keluar rumah, lihat lingkungan sekitar.




No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.