Membentak Anak

Tuesday, September 15, 2020

Pernah nggak sih kelepasan membentak anak? Pasti pernah lah ya dan berakhir dengan penyesalan, apalagi kalau lihat muka polosnya berubah jadi wajah kaget dan ketakutan.


Setidaknya itu yang ku rasakan, kejadian tadi malam. Sore itu seperti biasa, sepulang dari bermain, ku ajak anakku ke kamar mandi untuk cuci tangan. Kebetulan masih ada bak mandi yang belum dibereskan, jadilah dia nyemplung ke bak tersebut. Yaudahlah, selama nggak jongkok, bajunya nggak akan basah. Awal-awal masih bisa ku atur, lama kelamaan dia jongkok juga dan tentu saja, baju dan celananya basah. Disitu aku masih bisa mengucapkan mantra "it's okay. it's okay." Ku gantikan baju dan main lagi. 


Malam harinya di jam makan, dia ingin makan sendiri. Ku biarkan dia mengeksplor makanannya. Mulai dari menyendok hingga yang terakhir dia minum kuah dari mangkoknya langsung. Hasilnya apa saudara-saudara? Jelas, baju dan celananya basah. Tapi sudah jadi kebiasaan, ketika dia sudah berhenti makan dengan kondisi seperti itu, dia akan berjalan ke kamar mandi, bebersih. Ku cuci tangan-kakinya dan ku gantikan bajunya.


Dua kali ganti baju, aku masih baik-baik saja. 

 

foto ilustrasi

 

Setelah ganti baju, dia ikut nimbrung aku makan. Dia mengambil tulang ayam dan mengerikitinya ((mengerikiti)). Yaudah biarin aja, nanti tinggal cuci tangan.

 

Waktu cuci tangan, semua berjalan lancar. Tapi saat ingin ku bilas sabun, dia malah ambil gayung, entah mau ngapain. Ku ambil gayungnya dan keceplosan,

"ADEEK! JANGAN MAIN ITU! Nanti bajunya basah lagi"


Sebelum bicara panjang lebar, aku melihat wajah syok anakku, kayak ngomong, "Aku salah apa kok sampai bikin Ibuk marah?"


Untung buru-buru sadar dan gak jadi marah. Langsung senyum dan minta maaf. Kemudian barulah bilas tangannya meski dia udah pengen kabur dari kamar mandi.

 

Kalau dipikir-pikir ya, nggak ada lho anak yang dengan sengaja bikin orang tuanya kesal. Mereka sebenarnya sedang belajar mandiri, hanya saja kemampuannya masih terbatas. Jadilah di mata orang tua apa yang dilakukan anak hanya memperlambat, dan jadi pekerjaan tambahan orang tua.


Semoga kita diberi kesabaran lebih ya saat mendampingi anak-anak kita tumbuh dan berkembang. Suatu saat mereka akan bisa mandiri kok.

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.