Berat Badan Anak - Part 3

Tuesday, August 18, 2020

Posyandu bulan ini (15/08) membawa kabar bahagia. Lihat deh grafik ini. Mau nangis rasanya 😭

Berhasil memotong garis atasnya 😭😭😭 alhamdulillah. Pencapaian yang luar biasa karena bisa naik 600 gram. Masyaallah.


Sebenarnya cukup berasa sih, tapi nggak mau pasang ekspektasi terlalu tinggi, takutnya malah sedih karena jauh dari yang diharapkan, seperti dua bulan yang lalu.


Pertanyaannya, kenapa naiknya bisa signifikan? Ada beberapa perubahan yang terlihat. 


1. Anakku sudah bisa kemasukan protein hewan. 

Dari awal Mpasi tuh dia susah banget kemasukan protein hewan. Hampir selalu dilepeh, ya ikan, ayam, daging. Yang bisa masuk paling putih telur. Dia lebih suka sayur dan buah. Sering ku rebuskan brokoli, buncis, kacang panjang, karena dia lebih suka itu daripada nasi + lauk. 


Sejak tahu BB anakku di bawah garis kuning, akhirnya ku telateni untuk memberikannya protein. Ayam ku potong kecil-kecil. Begitu juga daging. Ada sedikit kemajuan karena nggak dilepeh. Biar sedikit asal ada yang masuk. Sebelum-sebelumnya blas nggak kemasukan.


Soal porsi jangan ditanya ya. Masih dikit seperti biasanya. Nasi 1 sdm selalu sisa. Jadi kebayang dong seberapa 😅 Ya Allah. Kenyang nggak? Ya nggak tahu. Sudah dibuat lapar, tapi memang maunya segitu. Belum ada 10 suapan sudah nggak mau lagi. Suapan nya kecil-kecil ya (makanya 1 sdm nasi nggak habis). Tapi mungkin nggak kenyang karena habis itu masih bisa makan keripik, buah, dan jajanan lain. Kadang masih minta nenen pula. Gimana dong? Ya gimana, kalau udah nggak mau nasi pasti dilepeh. Tapi nggak apa-apa, yang penting ada protein hewani yang masuk.


2. Minum susu UHT 1 kotak/hari

Kalau sebelumnya sehari tidak bisa menghabiskan 1 kotak UHT, alhamdulillah sekarang sudah bisa. Kadang bisa sekali habis, kadang harus jadi beberapa sesi. Nggak apa-apa.


Setelah beberapa kali percobaan, ternyata dia lebih suka rasa coklat. Selain itu biasanya suka sisa. Jadilah nyetok yang coklat. Kalau lagi pengen, dia akan minta. Menuju kulkas sambil bilang "Buka. Buka. Tutu."


Itulah perubahan yang terlihat dari pola makannya. Sementara itu ikhtiar yang ku lakukan. 

1. Memberikan madu yang ada kandungan temulawak

Madu ini diklaim bisa meningkatkan nafsu makan. Harganya pun beda dari madu murni biasa. Untuk ukuran botol yang paling kecil, madu murni paling hanya 15ribuan. Kalau madu ini harganya diatas 90ribu. 


Anakku nggak suka minum madu secara langsung. Jadi dicampur air di botol minumnya. Seringkali nggak habis. Tapi lagi-lagi, nggak apa-apa, yang penting ada yang masuk. 


2. Mengatur ulang jadwal makan

Ini baru-baru aja ku lakukan. Sebelumnya kalau habis mandi pagi, anakku langsung minta nenen. Sekarang sudah jarang minta nenen setelah mandi, jadi ku alihkan untuk sarapan bersamaku. Lumayan, kadang sesuai porsi dia, kadang cuma beberapa suap. Habis itu lanjut nenen kalau dia mau.


Sore hari sepulang main, biasanya langsung minta nenen. Kali ini, begitu dia pulang dari main, langsung ku suapi. Biar dapet momen laparnya. 


Tapi mungkin pengaruh usia kali ya? Kalau dulu, pulang main, minta nenen, terus tidur. Jadi nenen karena mengantuk. Kalau sekarang karena jam tidur siang nya mulai berkurang, kondisinya nggak ngantuk, jadi nggak minta nenen. Mungkin itu sih. 


Ikhtiar selanjutnya apa lagi ya? Pada intinya sabar dan telaten. Dan yang paling penting: protein hewani (diutamakan daging, unggas, dan ikan) karena sebegitu ngefeknya ke BB anak. 


Aku nggak tahu pasti kenapa pada akhirnya anakku mau makan protein hewani. Ada beberapa kemungkinan: 

1. Efek madu yang meningkatkan selera makan

2. Gigi geraham yang sudah tumbuh sehingga mudah untuk mengunyah

3. Neofobia yang berlalu. Bayi itu cenderung tidak suka dengan makanan baru. Jadi butuh 8-15 kali percobaan untuk tahu apakah dia benar-benar suka atau tidak. Misal pertama kali dikasih keju, bayi menolak. Bukan berarti dia tidak suka. Mungkin karena masih asing, makanya dilepeh. Setelah dicoba berapa kali masih menolak, berarti memang tidak suka. 


Kasus anakku, waktu dia melepeh ikan, ku biarkan saja sih, nggak ku coba lagi karena takut patah hati, ditolak mulu. Begitu pula ayam dan daging, kayak yang udah pasrah beranggapan dia nggak suka karena dilepeh terus. 


Hingga dikasih peringatan (BB tidak naik sesuai KMS) akhirnya mulai coba dikenalkan lagi. Potong kecil-kecil banget. Mungkin selama ini dia kesusahan mengunyah. Ngasih nya juga dikit-dikit aja di setiap suapan. Namanya juga perkenalan. 


Nah, mungkin 3 kemungkinan di atas saling bersinergi ya. Si bayi yang mulai mengenal rasa protein, ditambah kemampuan mengunyah yang semakin baik, dan juga nafsu nya diperbaiki oleh sang madu. 


Semoga kedepan porsinya makin bertambah, variasi makanan yang masuk perutnya makin banyak, dan beratnya bisa konsisten naik 200 gram per bulan. Amiin. 


Buat Buibu yang sedang berjuang dengan BB anak, yuk semangat yuk! Kita pasti bisa. Kita yang paling tahu anak kita; bagaimana jadwal keseharian anak, pola makan, makanan kesukaan, hal-hal apa saja yang sering mengintervensi jam makan. Kita evaluasi dan pelan-pelan kita perbaiki. Komunikasikan dengan orang serumah bagaimana baiknya, jangan sampai saat jam makan Si Anak malah diajak bercanda bapaknya, setengah jam sebelum makan dikasih keripik sama neneknya, dan hal-hal semacam itu. Agar anak lapar maksimal bisa diajak melakukan aktivitas fisik; lari-larian, main bola, pokoknya yang banyak gerak.


Kalau segala cara sudah dicoba, tapi BB anak masih saja mendatar (apalagi lebih dari 2 bulan berturut-turut) sudah saatnya ke dokter anak ya. Mungkin masalahnya bukan lagi di pola dan kebiasaan makan, tapi memang ada gangguan makan. Sedih boleh, tapi jangan menyerah! Kita pasti bisa berikan yang terbaik untuk anak-anak kita :)

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.