Saat Meninggalkan Usia 25 Tahun

Thursday, March 01, 2018
Bulan ini adalah bulan terakhir aku berumur 25 tahun, usia yang tak bisa lagi disebut anak-anak/remaja, bahkan sudah pantas disebut dewasa.

Ketika membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain itu penting, maka kehidupanku jauh dibelakang orang-orang seusiaku. 

Di saat mereka sedang bahagianya membesarkan anak pertama mereka (bahkan sedang hamil anak kedua), aku bahkan belum menikah. Ketika mereka sudah memiliki rumah dan mobil pribadi, aku masih merasa nyaman tinggal bersama kedua orang tuaku. Jika mereka sudah, sedang, atau berencana kuliah S2, aku merasa cukup dengan gelar sarjana dan belum ada keinginan untuk lanjut kuliah.

Sayangnya, aku tak merasa penting untuk membandingkan kehidupanku dengan kehidupan orang lain. Jadi, semua itu tak menjadi masalah buatku.

Bagiku, masing-masing orang punya kehidupan sendiri sesuai dengan apa yang mereka impikan, seiring dengan usaha yang mereka lakukan, dan semua itu tak lepas dari 'tangan' Tuhan. Mimpinya sama, usahanya sama, tapi kalau Tuhan belum berkehendak ya kita bisa apa?!

Oleh karena itu, saat aku harus meninggalkan usia 25 tahun dengan kondisiku saat ini, yang bisa ku lakukan hanyalah bersyukur. Alhamdulillah, masih diberi kehidupan sampai sekarang ini. Tak peduli jika orang lain sudah melaju kencang, aku justru berjalan pelan. Cukup percaya saja jika kelak aku juga akan sampai ke tempat tujuan.

Terdengar klise? Memang benar. Tapi, apakah dengan menggerutu, merasa kesal, iri melihat kehidupan orang lain, membuat kita merasa lebih baik? Enggak, kan? Jadi, daripada sibuk menyamakan hidup kita dengan hidup orang lain, lebih baik mencari jalan sendiri untuk menjadi bahagia. Bahagianya kita nggak harus sama dengan bahagianya orang lain loh :p

Kembali ke usia 25 tahun yang sebentar lagi berakhir. Tak mengapa jika banyak target yang belum tercapai, resolusi yang belum terwujud, dan mimpi yang belum tergapai. Terus berharap dan berdoa semoga masih diberi umur untuk berusaha lagi dan lagi. Berhenti melihat hidup orang lain dan tentukan jalan hidup sendiri dengan penuh percaya diri. Tak mengapa jika jalan yang dipilih justru menghambat langkah. Cukup percaya pada-Nya bahwa Dia akan menunjukkan jalan yang lebih paling baik.

1 comment:

  1. Jalan hidup setiap orang berbeda-beda, kisahnya juga beragam, selalu ada kebahagiaan dalam bentuk apapun di setiap takdir yang diberikan :)

    Ada yang ingin bertambah umur sebentar lagi, ulang-tahun selalu identik dengan traktiran xixixixi :P

    ReplyDelete

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.