Wisata ke Pule Payung, Kulon Progo

Sunday, March 04, 2018
Spot Sepeda Langit
Sepeda Langit, salah satu spot foto di Wisata Alam Pule Payung, Kokap, Kulon Progo. Tempat wisata ini sudah cukup lama dibuka, tapi aku baru kesampaian kesini, hari ini.

Pule Payung ini lokasinya tak jauh dari Wisata Alam Kalibiru. "Nduwur e Kalibiru", kalau kata orang-orang. Maksudnya, letaknya di atas lokasi Kalibiru, jadi lebih tinggi.

Kalau dulu aku ke Kalibiru rombongan naik mobil, kali ini aku ke Pule Payung hanya berdua dan berkendara motor. Jalur yang dilalui berbeda karena aku dari arah Purworejo, jadi melewati Waduk Sermo, waduk yang terlihat saat kita sudah berada di Kalibiru / Pule Payung.

Jalanan yang kami lewati sudah beraspal mulus, hanya saja tingkat kemiringannya nyaris 90 derajat. Wew. Kami harus menahan nafas saat jalanan menanjak. Ngampet. Takut-takut motor yang kami naiki berjalan mundur.

Sesampainya di Pule Payung, kami langsung disapa oleh kakek-kakek yang meminta kami memasuki ruang pembelian tiket masuk. Harga tiket Rp 10.000/orang. Setelah membeli tiket, kami langsung memasuki area wisata.
kakek-kakek
Mirip Kalibiru, Pule Payung memiliki beberapa spot foto yang apabila kita ingin berfoto disana, kita diharuskan membeli tiket. Dengan tiket tersebut, kita akan mendapatkan 3 softfile foto yang bisa diambil di lokasi Transfer Data. Jadi, foto tidak diambil di masing-masing spot.

Jika dibandingkan dengan Kalibiru, Pule Payung lebih berwarna karena banyak bunga warna-warni yang sedang bermekaran. Selain itu, kita tak perlu berjalan jauh (dan menanjak) untuk mencapai area spot foto. Kalau di Kalibiru, dari parkiran kita harus berjalan jauh dengan jalanan yang naik turun. Melelahkan. Tapi di Kalibiru, kita bisa mendapatkan area bebas dengan latar belakang Waduk Sermo tanpa harus membayar tiket spot. Di Pule Payung, rasanya tidak ada lokasi yang menarik selain spot berbayar.

Puas dari sini, kami melanjutkan perjalanan ke Glagah yang katanya sedang hits bunga matahari yang sedang bermekaran. Sayangnya, sesampainya kami disana, bunga matahari sudah layu dan kering. Penduduk setempat sedang meregenerasi tanaman yang baru dan estimasi 3 bulan lagi baru bisa bermekaran.

Yasudahlah, kami memutuskan untuk pulang. Mau mampir pantai kok panas ngetz. Jadilah kami pulang melewati jalur tepi pantai, sambil melihat area yang sedang dibangun New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Meski gagal berfoto di taman bunga matahari, tak membuat kami bersedih hati. Kami cukup senang hari ini bisa jalan-jalan. Kalau kamu, Minggu ini kemana?

2 comments:

  1. Wew, nggak takut ternyata naik sepedanya itu, kalau gue mungkin nggak kekayuh-kayuh tuh pedal karena gemetar :D
    Belum pernah kesitu juga, mudah2an suatu saat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. awalnya sih takut, tapi pas dinaikin ternyata aman, langsung kayuh deh..
      hehe

      Delete

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.