Titik Sensitif Wanita
Beberapa waktu yang lalu aku membaca tulisan yang ada di timeline facebook yang ditulis oleh Dwi J. Prasetyo. Berikut penggalan dari tulisan beliau.
KETIKA BOJOMU NESU (ISTRIMU MARAH)
Teorinya, seorang wanita hanya ingin di peluk ketika marah, teorinyaaa.. Prakteknya, angel eram, kita pecah dulu permasalahannya.
#Istri : adalah seorang wanita, (atau ada yang beristri pria? komen dibawah). Karakternya adalah, detail teradap hal-hal kecil, sensitif pada waktu-waktu tertentu, punya 3 siklus PMS, PRE MENS SYNDROME, PAS MENS SYNDROME, POST MENS SYNDROME. ketiganya insya Allah masa sensitif, ngamukan. Tidak mau cerita kalau ga ditanya, pokoke kita sing kudu PEKA.
#Suami : adalah seorang pria. Suka yang TO THE POINT, terkadang gampang lupa, mudah minta maaf maupun memaafkan. Berfikir tidak sedetail wanita, yang sabar ya sabaar, yang ga sabar ya suka kepancing.
Dari uraian di atas, ada titik temu?
Yo raono!!
Baca tulisan selengkapnya DISINI!
...
Membaca tulisan diatas, hatiku tertawa girang mengiyakan. Apalagi bagian 3 siklus PMS yang membuat wanita menjadi lebih sensitif dan mudah marah. Meskipun PMS (premenstrual syndrome/sindrom pramenstruasi) sebenarnya terjadi sebelum menstruasi, tapi mungkin di sebagian wanita, aku salah satunya, mengalami PMS di 3 siklus tadi; pre (sebelum haid), pas (sewaktu haid), dan post (setelah haid).
Di masa-masa tersebut, wanita menjadi lebih sensitif, gampang marah, sedih, gelisah, bahkan hingga depresi. Adapun faktor yang menjadi penyebab terjadinya PMS antara lain :
1. Perubahan hormon. Tanda dan gejala PMS dapat terjadi seiring dengan perubahan hormon, serta dapat hilang setelah menopause atau ketika seorang wanita hamil.
2. Perubahan neurotransmiter otak. Serotonin—salah satu neurotransmiter otak, diyakini memegang peranan penting dalam kondisi mood Anda. Kadar serotonin yang kurang dapat menyebabkan depresi, kelelahan berlebih, mengidam makanan, dan gangguan tidur.
3. Stres. Meski tidak menyebabkan PMS, stres dapat memperburuk beberapa gejala PMS yang Anda alami.
4. Pola makan yang buruk. Beberapa gejala PMS dihubungkan dengan asupan vitamin dan mineral yang rendah. Makanan yang mengandung garam tinggi memicu penumpukan cairan, dan minuman berkafein atau beralkohol dapat mempengaruhi mood dan energi seseorang. Kedua hal tersebut berpotensi menyebabkan gejala PMS.
Sumber : https://www.deherba.com/pms-penyebab-wanita-jadi-sensitif-sebelum-menstruasi.html
Aku termasuk wanita yang sering mengalami PMS setiap bulannya. Maka tak heran jika teman-temanku mengatakan aku selalu "bertanduk" saat menstruasi tiba. Dan tak pungkiri karena memang keadaannya demikian.
Saat memikirkan/membayangkan sesuatu tiba-tiba menangis begitu saja. Ku coba pikir-pikir lagi apa yang sebenarnya membuatku menangis, tak ada! Selain itu, karena hal-hal kecil bisa membuatku marah besar. Pernah saat itu aku lagi di kamar mandi, tak kudapati gayung disana. Beuh, rasanya kesel banget sampai diubun-ubun. Aku pun menangis. Hehe.
Aku benar-benar sensitif sekali. Senggol bacok, istilahnya. Aku menjadi manusia yang intoleran, salah paham sedikit, langsung marah. Ujung-ujungnya, nangis lagi. Sejujurnya aku membenci kondisi seperti itu. Ketika otak sudah memerintah "yaudah sih, kayak gitu aja dipermasalahkan", tapi tetap saja perasaan tak mau tahu. Aku menjadi rapuh sekali saat masa-masa itu tiba.
Tapi ya gimana lagi ya, sudah kodratnya demikian. Hanya bisa berdoa semoga orang-orang disekitarku tak meninggalkanku hanya karena aku bertanduk di masa-masa tertentu :)
Di masa-masa tersebut, wanita menjadi lebih sensitif, gampang marah, sedih, gelisah, bahkan hingga depresi. Adapun faktor yang menjadi penyebab terjadinya PMS antara lain :
1. Perubahan hormon. Tanda dan gejala PMS dapat terjadi seiring dengan perubahan hormon, serta dapat hilang setelah menopause atau ketika seorang wanita hamil.
2. Perubahan neurotransmiter otak. Serotonin—salah satu neurotransmiter otak, diyakini memegang peranan penting dalam kondisi mood Anda. Kadar serotonin yang kurang dapat menyebabkan depresi, kelelahan berlebih, mengidam makanan, dan gangguan tidur.
3. Stres. Meski tidak menyebabkan PMS, stres dapat memperburuk beberapa gejala PMS yang Anda alami.
4. Pola makan yang buruk. Beberapa gejala PMS dihubungkan dengan asupan vitamin dan mineral yang rendah. Makanan yang mengandung garam tinggi memicu penumpukan cairan, dan minuman berkafein atau beralkohol dapat mempengaruhi mood dan energi seseorang. Kedua hal tersebut berpotensi menyebabkan gejala PMS.
Sumber : https://www.deherba.com/pms-penyebab-wanita-jadi-sensitif-sebelum-menstruasi.html
Aku termasuk wanita yang sering mengalami PMS setiap bulannya. Maka tak heran jika teman-temanku mengatakan aku selalu "bertanduk" saat menstruasi tiba. Dan tak pungkiri karena memang keadaannya demikian.
Saat memikirkan/membayangkan sesuatu tiba-tiba menangis begitu saja. Ku coba pikir-pikir lagi apa yang sebenarnya membuatku menangis, tak ada! Selain itu, karena hal-hal kecil bisa membuatku marah besar. Pernah saat itu aku lagi di kamar mandi, tak kudapati gayung disana. Beuh, rasanya kesel banget sampai diubun-ubun. Aku pun menangis. Hehe.
Aku benar-benar sensitif sekali. Senggol bacok, istilahnya. Aku menjadi manusia yang intoleran, salah paham sedikit, langsung marah. Ujung-ujungnya, nangis lagi. Sejujurnya aku membenci kondisi seperti itu. Ketika otak sudah memerintah "yaudah sih, kayak gitu aja dipermasalahkan", tapi tetap saja perasaan tak mau tahu. Aku menjadi rapuh sekali saat masa-masa itu tiba.
Tapi ya gimana lagi ya, sudah kodratnya demikian. Hanya bisa berdoa semoga orang-orang disekitarku tak meninggalkanku hanya karena aku bertanduk di masa-masa tertentu :)
Lha ini nulisnya pas siklus PMS ya mbak? :D
ReplyDeleteenggak dong... hihihi
Delete