Hikmah dari Turunnya Hujan

Tuesday, March 27, 2018
Pagi ini hujan.

Dua kali aku mendengarkan sirine ambulance di perjalananku menuju kantor. Satu melintasiku. Satu lagi berada di belakangku. Kami sama-sama berbelok. Aku menuju parkiran karyawan dan mobil itu menuju IGD. Entah siapa dan bagaimana keadaan orang yang ada di mobil tersebut. Hii... Di benakku langsung terbayang darah segar di jalanan. Kecelakaan.

Akan tetapi, aku tak ingin membahas tentang itu. Rasanya sempit sekali kalau berpikir hujan hanya meningkatkan angka kecelakaan. Tentu ada hikmah yang lebih besar bukan?
22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS. Al-baqarah: 22)
Tuhan itu Maha Kuasa sekali ya. Aku sampai terkagum-kagum pada-Nya, apalagi soal "hujan" ini. Dia benar-benar tahu apa yang pas untuk makhluk-Nya.

Di awal-awal musim penghujan tahun lalu, mungkin sebagian dari kita mengeluhkan hujan setiap harinya. Tak hanya gerimis, bahkan hujan lebat hingga menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Cucian yang takkunjung kering, pakaian basah saat ke kantor, genteng bocor, dan berbagai problematika lainnya. Meski demikian, aku seperti melihat keajaiban dibalik hujan yang bertubi-tubi tersebut.

Baca : Banjir

Setiap hari, saat pergi ke kantor, aku selalu melewati area persawahan. Di musim kemarau, sawah-sawah itu begitu kering dan tanahnya menganga. Benar-benar tak akan ada kehidupan jika tak ada air yang mengaliri.
via http://sumsel.tribunnews.com
Dan Tuhan secara gratis memberikan air itu. Setelah dihujani berkali-kali, tanah yang tadinya menganga perlahan mulai menutup. Lama-kelamaan, air pun menggenangi area persawahan. Petani pun siap untuk mencocok tanam.

Di awal bulan Maret, curah hujan semakin sedikit. Bahkan ada hari dimana cuaca benar-benar cerah ceria, panas sepanas-panasnya. Rupanya itu cara Tuhan memberikan kesempatan bagi para petani untuk memanen padi-padi mereka, mengeringkannya, hingga siap dibawa ke penggilingan padi. 

Hingga per pagi ini, hujan kembali datang. As my mother said a few days before; hujan, biar sawahnya keisi air lagi, biar bisa nanam padi lagi.

Kalau dipikir-pikir ya iya juga ya. Coba kalau hujan benar-benar habis di awal bulan Maret ini, mungkin dalam satu tahun petani hanya bisa panen satu kali karena tak sanggup membeli air untuk mengairi sawah.

Warbiyasah!!!

1 comment:

  1. Btw emang mau memasuki musim panas ya menginjak bulan April besok? Soale musimnya udah gak menentu kayak dulu. Musim juga ikut galauan wkwkwwk

    ReplyDelete

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.