Cicak di Dinding

Friday, March 15, 2013
Berbicara masalah 'kesukaan', aku pernah menobatkan sirsak sebagai buah kesukaanku. Namun, entah mengapa, sampai saat ini aku belum menemukan seekor hewan yang bisa ku nobatkan sebagai hewan kesukaan. Menurutmu, binatang apa yang layak dijadikan sebagai hewan kesukaan?
 
Walaupun sama-sama makhluk hidup, namun antara buah (dalam hal ini adalah tumbuhan) dengan hewan tentu ada bedanya. Jika tumbuhan diam di tempat, maka hewan dapat bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, walaupun ada juga hewan yang tidak berpindah tempat. Selain itu, tumbuhan tidak mengeluarkan suara, sementara itu hewan memiliki suara yang khas. Kucing mengeong, anjing menggonggong, ayam berkokok, dan sebagai. Walaupun ada pula hewan yang tak mengeluarkan suara. Tumbuhan tidak mengeluarkan hasil ekskresi seperti hewan. Itulah perbedaan antara tumbuhan dengan hewan yang mudah kita amati.
 
Kembali ke topik 'hewan kesukaan'. Aku masih saja belum menemukan hewan yang tepat. Akan tetapi, jika kita bicara hewan yang paling dibenci, maka aku sudah menyiapkan 'siapakah' hewan tersebut. Siapakah dia?

Cicak. Lihatlah gambar di atas. Begitu menggelikan. Kakinya yang menempel dan badannya yang kenyal. Awal mula aku tak suka pada cicak karena dia yang jorok, buang kotoran/e*k/po*p sembarangan. Bayangkan saja ketika kau sedang asyik-asyik tiduran, tiba-tiba kotoran cicak melayang di wajahmu. Hitam dan putih. Walaupun kecil, tetap saja basah dan menjijikkan.
 
Akan tetapi, lebih menyebalkan lagi ketika bukan hanya kotoran cicak yang melayang ke wajah kita, namun cicak itu sendiri. Benar-benar menggelikan dan menjijikkan. Apalagi ada mitos yang menyebutkan bahwa kejatuhan cicak merupakan pertanda sial. Entah benar atau salah mitos tersebut, ada baiknya jika kita mengabaikan mitos tersebut. 
 
Sebenarnya cicak memberi manfaat untuk kita, yaitu memakan nyamuk yang berkeliaran di rumah kita. Akan tetapi, pernahkah kau lihat ketika cicak dikejar kucing? Jika berhasil kabur, cicak akan meninggalkan ekornya untuk si kucing. Itulah kemampuan cicak yang disebut autotomi yakni proses adaptasi yang khusus membantu hewan melepaskan diri dari serangan musuh. Autotomi merupakan perwujudan dari mutilasi diri. Ekor cicak yang putus dapat tumbuh lagi tetapi tidak sama seperti semula. 
 
Jika kau mengamati cicak lebih jauh, maka kau akan dapati beberapa macam cicak. Ada cicak tembok, cicak kayu, cicak gula, dan cicak batu. Kita lebih sering menjumpai cicak tembok, yakni cicak yang menempel di dinding-dinding rumah. Mengapa hewan cicak ini diberi nama 'cicak' ya? Ada yang mengatakan karena suara hewan ini "cak...cak...cak". 
 
Tahukah kamu? Ternyata ada sebuah lagu yang menggambarkan tentang cicak. Lagu ini begitu populer dan hampir seluruh warga Indonesia bisa menyanyikannya. Mari kita bernyanyi bersama..
Cicak, cicak di dinding...
Diam, diam merayap...
Datang seekor nyamuk...
Hap, lalu ditangkap

1 comment:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.