Serial Drama Korea || Anime

Apakah kalian menyukai Serial Drama Korea?
Bagi yang suka angkat tangan!

Satu, dua, tiga, ... Wah, banyak ya..

Apa sih yang membuat kalian begitu menyukai serial drama ini? Apakah karena Korea merupakan negara yang dipenuhi tempat-tempat yang indah? Korea dengan kerajaannya yang menawan? Atau karena ceritanya yang mengharu-biru? Atau karena para pemainnya yang begitu tampan dan cantik? Tentu kalian memiliki alasan-alasan tersendiri mengapa kalian begitu menyukai serial drama yang rata-rata memiliki 20 episode dengan durasi sekitar 1 jam tiap episodenya.

Akan tetapi, entah mengapa aku kurang menyukai serial drama Korea. (Kurang menyukai bukan berarti anti lho ya?!) Ya, tiap kali kawan-kawanku heboh dengan serial drama Korea terbaru, bercerita tentang pemain-pemainnya, bagaimana serunya jalan ceritanya, aku hanya diam melongo, nggak ngerti apa-apa. Mereka pun kemudian menjelaskan dengan detail betapa unyu-nya para pemainnya, ceritanya, dan sebagainya. Namun, apa yang terjadi? Aku tidak tertarik untuk menontonnya. Aku lebih tertarik untuk menonton anime.

Bagi mereka pecinta serial drama Korea (kawan-kawanku), anime adalah tontonan anak kecil, tidak real, dan tak ada daya tariknya. Tak ada pemain yang super ganteng. Ceritanya pun tak jelas.

Namun, tidak bagiku. Menurutku, anime memiliki daya tarik tersendiri. Dan berikut alasan mengapa aku lebih tertarik menonton anime dibandingkan serial drama Korea.

1. Durasi

Aku tipe orang yang mudah bosan, jenuh, dan membosankan. Satu episode serial drama Korea berdurasi satu jam. Sedangkan satu episode anime hanya berdurasi 23 menit-an. Belum sempat jenuh nonton anime, tiba-tiba udah selesai sekian episode.

2. Cerita

Jika dilihat dari segi cerita, kebanyakan serial drama Korea menceritakan kehidupan sehari-hari. Sedangkan anime lebih luas ceritanya. Ada yang menceritakan tentang kesehariaannya di sekolah, ada pula cerita tentang hal-hal fiksi seperti melawan roh jahat, dan lain sebagainya. Ada banyak genre anime yang dapat dipilih.

Bagiku, dengan menonton serial drama Korea kita seakan melibatkan diri dalam permasalahan yang diangkat dalam cerita tersebut. Emosi kita mengikuti emosi dari pemain. Sementara itu, cerita yang diangkat di anime justru membuat kita keluar dari keseharian kita. Kita seakan memiliki dunia lain, yang (mungkin) tidak akan kita rasakan di dunia sehari-hari kita.

3. Pemain

Para pemain serial drama Korea adalah orang-orang yang benar-benar bisa kita rasakan keberadaannya di dunia nyata. Wajahnya yang tampan nan rupawan membuat para wanita mengelu-elukan namanya. Sayangnya, seganteng-ganteng dan secantik-cantiknya dia, aku tetap tidak tertarik untuk menontonnya. Aku lebih tertarik dengan para tokoh-tokoh yang ada di anime (walaupun kebanyakan tokoh cewek). Mengapa? Kawaii ne. Ekspresi mereka begitu lucu, unik, konyol, dan tak akan bisa dilihat/ditirukan di dunia nyata.

Im Yoona

Konata Izumi

Selain itu, jika kita melihat penampilan para tokoh anime, kita tidak akan men-judge bahwa mereka itu aneh. Tak akan menjadi masalah ketika rambut mereka berwarna merah, kuning hijau. Tidak ada yang akan berkomentar mengapa model rambutnya seperti ini dan itu, panjangnya segini dan segitu. Baju mereka yang tak pernah ganti. Coba bandingkan dengan para pemain serial drama Korea yang salah sedikit dalam penampilannya maka para pecintanya seharian tidak cukup untuk mengomentarinya.

all about is just my opinion. what is your opini?

Seperti halnya PHP dengan .NET yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, para pecinta serial drama Korea dan anime memiliki pandangan masing-masing mengenai kedua tontonan tersebut. Mereka akan menyebutkan kekurangan dan kelebihan dari tontonan yang mereka sukai. Setiap dari mereka tentu punya alasan tertentu mengapa lebih menyukai menonton serial drama Korea, mengapa lebih tertarik menonton anime. Hal-hal seperti ini tak perlu diperdebatkan atau mungkin saling menjelek-jelekkan satu sama lain. Toh, ada orang yang suka serial drama Korea dan juga anime. Dan di sisi lain, ada pula yang tidak suka keduanya. Jadi, tak perlu beradu argumen untuk memaksa agar orang lain 'lebih memilih' menonton jenis film yang menjadi kesukaannya.

Jangan biasakan diri kita mempermasalahkan sesuatu yang seharusnya tak jadi masalah.