Ibuk Sedih Ya?
"Ibuk sedih ya?" tanya anakku yang baru berumur 2 tahun.
Terharu sekali mendengarnya, sekaligus takjub, kok bisa anak dua tahun ini memvalidasi emosi orang tuanya.
Anak-anak tuh sangat peka. Ia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang dewasa terutama ibunya. Ibu sedang capek dan gampang marah, pasti anaknya jadi lebih rewel. Ibu sedih, anak akan ikut sedih.
Hari ini hari ketiga aku menstruasi, sedang deras-deras nya. Ingin nya hanya tiduran gak banyak gerak. Sementara itu Si Anak menjelang jam 21.00 WIB, belum mau tidur, bahkan mengajak main pesawat seperti malam-malam biasanya. Dia naik di kakiku dan aku akan mengangkatnya seakan naik pesawat. Tapi malam ini aku sedang tidak ingin.
Ku katakan padanya, "Ibuk lagi sakit, Dek! Ibuk gak mau." Aku terisak hampir mengeluarkan air mata.
"Ibuk sedih ya?"
"Iya." Dan kami pun berpelukan sebentar, tanpa ada penolakan.
"Mau bobok, Bu."
Lalu ku matikan lampu, tapi dia menemukan stiker dan ingin memainkannya. Aku kembali terisak, "Besok lagi, Mbak."
"Mau bobok, Bu." Katanya dengan tetap mengambil stiker.
Kami lanjut tiduran. "Ibuk sedih ya?" tangannya menempelkan stiker ke tangan ku seakan berkata 'jangan sedih lagi Ibuk.'
Ku jelaskan mengapa aku bersikap seperti tadi. Siapa lagi kalau bukan ulah Si Hormon yang membolak-balikkan perasaan pada perempuan. Aku tahu dia belum mengerti, tapi tidak apa-apa. Tak lama kemudian dia minta dinyanyikan lagu pengantar tidur dan langsung terlelap, tanpa banyak drama.
Terima kasih anakku, kau sungguh perhatian dan pengertian 😘
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^