ASIP Terakhir

Thursday, July 30, 2020
Menjelang Idul Adha, satu hal yang perlu dipersiapkan adalah ... Freezer, tempat paling aman untuk menyimpan daging sampai berhari-hari.

Tahun lalu freezer di kulkas tidak boleh di otak-atik karena isinya penuh dengan cairan Ilahi bernama ASI. Tahun ini, meskipun masih ada ASIP, akhirnya ku ikhlaskan karena Si Bocil sudah tak mau meminumnya.


Terakhir memompa ASI itu saat bayi umur 12 bulan. Berarti udah 4 bulan lebih umur ASIP tersebut. Selama itu aku diamkan saja membeku di freezer. Mau dibuang rasanya masih belum tega, mengingat perjuanganku selama ini. Tapi ya akhirnya ku buang juga, demi bisa menyimpan daging kurban. Ada 20 kantong ASIP kalau tak salah hitung.

Kalau dihitung dari awal menyusui sampai sekarang ini, mungkin sudah ada 100 kantong lebih yang ku buang. Pertama karena Si Bayi memang tidak sebanyak itu minum ASIP saat ku tinggal kerja. Paling cuma 3 kantong/hari. Dan karena freezer penuh yaudah dibuang aja. Kedua karena aku memang nggak menawarkan donor ASI. Nggak tau juga ada yang mau apa enggak, soalnya tinggal di daerah, masih banyak yang belum teredukasi soal ASI, bahkan masih ada aja yang memberi makan anak di bawah 6 bulan.

Soal donor ASI ini, harus hati-hati lho karena berkaitan dengan mahram dan nasab. Anak yang kita susui dengan anak yang kita beri donor ASI akan menjadi saudara sepersusuan yang haram hukumnya jika menikah.

Misal kita punya anak laki-laki Si A, kemudian kita donorkan ASI ke bayi laki-laki Si X. It's okey ya karena mereka sama-sama laki-laki. Tapi nanti kita punya anak lagi perempuan Si B. Maka Si X akan menjadi saudara Si B juga. Oleh karena itu perlu diperhatikan baik-baik siapa saja yang menjadi anak susuan kita. Jangan sampai menghalangi jodoh Si Anak. 

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.