Berat Badan Anak - Part 2

Tuesday, July 14, 2020
Sebulan yang lalu aku cerita berat badan (BB) anak yang ternyata kurang memenuhi ekspektasi dan niat usahaku untuk menaikkannya?

Bagaimana hasilnya?

Senin (13/07) kemarin, timbang di Posyandu, naik 200 gram. Alhamdulillah, sesuai KBM, meski masih di area kuning bawah. Rasa-rasanya sih masih aman ya karena waktu lahir BB nya memang di area ini. Di tiga bulan pertama bisa catch up di area hijau dan mulai menurun di bulan ke empat karena saat itu aku operasi odontektomi. 

Tahu nggak sih, tiap kali lihat BB anak, pikiran selalu kemana-mana. 

Rasanya pengen resign kerja! 
Kalau ibu-ibu lain ingin resign agar bisa mendampingi tumbuh kembang anak, aku pengen resign supaya bisa menegakkan aturan makan untuk anakku. Nggak apa-apa aku nggak melihat momen pertama kali si anak, asalkan tumbuh kembangnya baik. Tapi kalau BB seret, kan jadi mikir. Andai kata aku resign, aku bisa menerapkan jadwal makan tiap 2 jam sekali, harus konsisten dan tega membiarkan anak mengenal rasa lapar, makan cukup 30 menit, pengen ngenalin berbagai jenis makanan, bla bla bla.

Akan tetapi, aku nggak seimpulsif itu untuk langsung resign. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, salah satu kesehatan mentalku. Yakin bisa 24 jam sama anak? Apalagi di rumah mertua? Kalau ngontrak, yakin keuangan cukup jika hanya 1 orang yang kerja? Yakin bisa ngurus semuanya sendirian? Masak aja juga belum jago, kan? Aissh, masih banyak pertimbangannya. Jadi, keep going aja ya. Kerja bisa jadi me-time paling efektif saat ini.

Haruskah disapih sebelum 2 tahun?
Saat jam makan tiba dan anakku kurang berselera, dia pasti ngacir ke kamar sambil bilang "nen.nen". Saat pulang dari main, dia juga minta "nen.nen", padahal udah ku tawarkan minum air putih. Saat suasana hatinya lagi buruk, juga nen.nen". Pokoknya "nen.nen" is life. Kalau nenen mulu kan jadwal makan jadi kacau. Yang harusnya 30 menit lagi jam makan, eh udah keisi ASI. Dan ternyata aku nggak tega dengar tangisan dia kalau nggak dituruti. Kadang bisa dialihkan, seringnya ya nangis.

Kadang kepikiran, apa iya harus disapih sebelum 2 tahun, biar nggak dikit-dikit nen dan fokus makan? Eh tapi aku belum siap!

Gimana kalau harus pakai NGT?
Asli, pikiran random kemana-mana!

Aku udah ikhlas kalau anakku harus minum susu formula, tapi sayangnya dia nggak doyan. Bulan lalu nyoba ganti merk dari yang sebelumnya. Dua hari pertama alhamdulillah mau minum, meski hanya 1 gelas/hari. Di-telaten-i hingga 1 kotak ukuran 170gr hampir habis. Ku belikan 1 kotak yang baru, eh bocahnya udah ogah-ogahan minum, masih utuh deh.

Akhirnya coba susu UHT rasa coklat. Wah doyan! Eh tapi cuma dua hari pertama. Habis itu kok sisa mulu. Padahal 1 kotak UHT cuma 110ml. Nggak habis! Kok bocahnya bosenan banget ya!

Nah, karena nggak doyan minum susu, makanya aku bisa kepikiran 'apa harus minum susu pakai selang NGT?' Tapi kan anaknya sehat, aktif main, gimana ceritanya kalau harus ada selang di hidungnya. Pakai kompres demam aja dia nggak mau, langsung dilepas! Semoga saja tidak, semoga saja BB konsisten naik. Jauhkan anak kami dari gagal tumbuh ya Allah!

Itu sih yang suka kepikiran kalau bahas BB anak. Tapi kenaikan 200gram bulan ini cukup melegakan hatiku. Semoga konsisten tiap bulan, syukur-syukur bisa lebih banyak.

***

Beberapa waktu yang lalu iseng beliin sop iga, eh kok dia mau. Tapi ya nggak bisa tiap hari juga karena kan bocahnya tipe bosenan. Dan kalau nggak lagi pengen-pengen banget, ya nggak mau.

Akhir-akhir ini, ku perhatikan anakku sedang suka bereksplorasi saat makan. Jadi makan tuh nggak cukup satu piring. Dia suka transfer makanan dari satu tempat ke tempat lain. Gelas ada airnya dia kasih nasi, habis itu dia makan. Kadang sendoknya disedot, lupa kalau itu bukan sedotan. Setelah itu, makanan dari gelas dipindah lagi ke piring. Pokoknya gitu terus sampai dia bosan. Kalau lagi konsentrasi seperti itu, susah sekali disuapi. Maunya makan sendiri dengan caranya sendiri.


Aku biarin aja sih sambil tetap diperhatikan makanan yang masuk ke mulutnya masih bersih, belum kelamaan jatuh ke lantai. Kalau baru aja jatuh langsung dimakan, hajar ajalah. Haha. Semoga saja ini awal mula yang baik. Nantinya nafsu makannya semakin bertambah dan dia akan pandai makan sendiri. Sekarang ini banyakin aja stok sabarnya buat ngepel lantai dan bersihin bajunya. Udah pasti ganti baju sih kalau dia sedang semangat seperti itu. Tidak apa-apa, satu suapan yang berhasil masuk dari tangannya sendiri, sangat bagus untuk perkembangan otaknya.

Semangat untuk kenaikan BB bulan depan!

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.