Day 7: Andai Aku Menjadi ...

Thursday, December 05, 2013
Setelah membuat Surat Permintaan Vote dan melayangkannya kepada pembaca yang budiman, maka sekarang saatnya menuliskan hasil vote dari responden yang baik hati untuk membuat sebuah postingan berdasarkan suara terbanyak di pertanyaan pertama.

Pertanyaan pertama berbunyi:
Andai aku menjadi ...
    a. Tukang Bakso
    b. Ibu Rumah Tangga
    c. Owner Bengkel
    d. Artis Terkenal
    e. Saran Anda?
 
Jawaban terbanyak jatuh pada : Owner Bengkel

Mengapa aku kepikiran untuk membuat opsi "Owner Bengkel"?
Karena berkaitan dengan pekerjaanku sekarang ini, spare part.

Pada awal-awal masuk ke dunia spare part, aku penasaran, bertanya, "mengapa para dealer-dealer itu beli spare part? Barang kecil dengan harga selangit. Bahkan harganya yang puluhan juta pun ada. Sebegitu pentingkah spare part?"

Seketika aku sadar, bahwa dealer-dealer itu merupakan dealer 3S yang melayani Sales, Service, Spare Part. Sales berarti penjualan unit. Service berarti perbaikan unit. Spare part berarti penjualan spare part.

Ketika unit/kendaraan dibeli oleh customer dan suatu saat unit tersebut rusak atau bermasalah, maka customer butuh service. Ketika orang bagian service berkata bahwa ada bagian yang perlu diganti maka dia butuh spare part atau penggantian suku cadang.

Nah, terkait pekerjaanku yang melayani para dealer dalam penjualan spare part, aku sering kali mendapat 'amarah' dari para dealer tersebut. Minta barang datang cepat. Protes kenapa nggak ada stok dan segala permasalahan lainnya. Mereka marah seperti itu karena mereka juga mendapat protes dari end customer.

Oleh karena itu, aku berandai-andai jika aku menjadi owner bengkel yang posisinya setara dengan dealer-dealer itu, apa yang akan aku lakukan?
 
Owner Bengkel.
Tak ingin muluk-muluk, aku ingin punya bengkel motor semacam AHASS H2 H3 yang melayani pemeliharaan (service) dan suku cadang (spare part). 
 
Dan inilah yang aku lakukan jika aku menjadi owner bengkel;
 
Memastikan mekanik dan partman telah ditraining.
Beberapa kali aku mendapati keadaan seperti ini; dealer marah-marah namun justru dia mendapat marah balik dari pihak ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk). Mengapa dealer kena marah? Bukannya dia memperjuangkan kepentingan end costumer?

Kemarahan pihak ATPM tentu tanpa alasan. Biasanya mereka marah karena memang kesalahan dari si dealer. Misal: seorang mekanik yang sedang melakukan service. Dia butuh suku cadang bernama A. Si mekanik berkata kepada partman untuk menyediakan A. Ternyata stok di gudang habis, dia pesan ke ATPM. Karena tidak bisa membaca katalog (buku yang berisi daftar spare part), si partman justru memesan suku cadang B. Ketika suku cadang B datang, maka pihak dealer (mekanik) protes bahwa barang yang dikirim salah. Atasan dari pihak dealer marah karena kesalahan pengiriman ini. Dia komplain ke pihak ATPM. Namun, pihak ATPM tak ingin disalahkan karena dia sudah mengirim barang yang sesuai pesanan. Ternyata, kesalahan terletak pada si partman, yang belum tahu, cara membaca katalog, sehingga salah dalam menentukan pesanan.

Oleh karena itu, jika aku owner bengkel, aku akan memastikan para karyawan, khususnya mekanik dan partman sudah mendapat training. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga keharmonisan antara bengkel dengan vendor (pihak ATPM) dan bengkel dengan customer. Jika suku cadang datang tepat waktu, kemudian pengerjaan service cepat, para customer senang bukan?


Memastikan kepuasan pelanggan
Bukan hanya pengerjaan service yang cepat, namun pelanggan pun butuh kenyamanan. Misalkan hasil service bagus, namun dalam melayani si recepsionis memasang muka jutek, maka si pelanggan juga merasa tidak puas.

*maaf terlalu banyak ngelantur*

Sebagai customer, kalian akan memberikan saran apa untuk pihak bengkel?

5 comments:

  1. Sebagai customer, selain kualitas kinerja pegawai, baik itu partman atau CS nya, fasilitas untuk customer lebih baik juga diperhatikan.
    Misalnya menyediakan tempat duduk. Kadang nih ya, nunggu motor diservis kan butuh waktu lama, tapi tempat duduk yang disediakan cuma sedikit, sedangkan misalnya saat weekend customer membludak, jadi beberapa customer harus rela berdiri atau mencari tempat duduk seadanya selama menunggu kendaraannya di servis.

    ReplyDelete
  2. Wah, bisa dijadiin ladang bisnis tuh :o

    ReplyDelete
  3. Waah.. jadi pelanggan pertama ahh ntar .. diskoon ya kak :D haha

    ReplyDelete
  4. Itu hasil vote. kalo aslinya pengen jadi apa? :)
    #kunjunganperdana

    ReplyDelete

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.