Ternyata Demam Dengue!

Thursday, October 01, 2020

Hari kedua demam ternyata tak seindah hari pertama. Anak jadi lebih rewel, minta sesuatu dengan menangis, menangis, dan menangis.


Aku mulai memberikan parasetamol, tapi kok nggak ada efek yang berarti, masih tetap panas di hari ketiga. Aku mulai galau, "Anak ini kenapa ya? Tubuhnya sedang melawan virus apa ya?" karena kalau hanya commond cold, dia gak batuk, gak pilek. Ingus bening hanya meler sesekali, nggak sampai bikin dia susah nafas dan susah tidur. Kalau besok masih panas, akan kami bawa ke puskesmas.


Bangun tidur di hari keempat, ternyata suhu nya masih tinggi. Fix nih diperiksain. Tapi habis mandi suhunya berangsur turun. Kadang anget lagi, tapi normal kembali. Maklum, pakai "tangan-meter" jadi hasilnya labil dan gak obyektif. Setelah galau jadi atau enggak, akhirnya jadi aja.


Kami berangkat sekitar pukul 07.45 WIB. Sesampai sana cek suhu terlebih dahulu, alhamdulillah sudah di angka normal 36.4 C. Kami dapat antrian nomor 2. Alhamdulillah nggak lama loket pendaftaran dibuka dan alhamdulillah lagi di ruang Pelayanan Anak, ibu bidannya udah stand by, tinggal ganti baju APD aja. Pengalaman sebelumnya, kami harus menunggu lama.


Aku merasa cocok dengan Ibu Bidan nya. Edukasinya mantap dan nggak langsung kasih antibiotik. Sejalan seirama lah, bahwasanya anak demam yang paling penting adalah rehidrasi alias minum. Kalau cuma dikasih penurun panas tapi minumnya dikit juga harus waspada. Kemudian lihat fisik anak (BB dan TB) itu dasarnya pencatatan di KMS. Kalau masih di grafik hijau, tak perlu khawatir. 


Setelah menyampaikan keluhan, Ibu Bidan memberikan rujukan untuk tindakan laboratorium. Aku menuju ruang laboratorium dan perjuangan pun dimulai. Aku memeluk erat anakku saat petugas mengambil darah. Dia nangis berontak, tapi semuanya berjalan lancar. Setelah jarum dilepas, tangisnya hilang. Kami harus menunggu hasilnya sekitar 30 menit. 


Kami berjalan berkeliling. Alhamdulillah anaknya aktif dan ceria, nggak ada lemesnya sama sekali. Sesekali minta gendong, tapi kemudian turun kembali.

Pukul 09.10 WIB hasilnya sudah keluar. Kami segera konsultasikan ke Ibu Bidan, tapi oleh Ibu Bidan dirujuk ke Poli Umum karena ternyata IgM Dengue hasilnya positif samar. Akhirnya kami harus menunggu lagi. Untungnya dokter baru saja selesai visite, jadi kami menunggu tidak terlalu lama.


Kami sampaikan hasil laboratorium, ditanya apakah ada batuk pilek? mual muntah? Diare? Tidak ada. Dokter menyarankan agar perbanyak minum, jangan sampai dehidrasi. Akhirnya kami diberi resep parasetamol dan multivitamin. Tapi dokter memberi ultimatum "Kalau demamnya berkepanjangan disertai mual dan muntah, langsung ke IGD, rawat inap!"


SEMOGA TIDAK!

SEHAT! SEHAT!

 

Ya Allah Ya Tuhanku, Tuhan dari segala manusia dimuka bumi, berikanlah kesembuhan kepadanya, angkatlah penyakitnya, dan jadikanlah penyakit yang ia derita sebagai pelebur dosa. Hanya kepadamu lah kami meminta kesembuhan, kesembuhan yang tak ada kambuh lagi.” ( H.R. Bukhari dan Muslim)

 

Update cerita :

Sore hari sepulang dari Puskesmas kemarin, aku merasa ada yang berbeda dari anakku. Tangan dan kakinya teraba dingin, seperti kalau habis berolahraga, dingin dan lembab. Pikiranku kemana-mana, aku takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Aku makin kalut lihat tingkah polah anakku, dia menjadi "fragile", gampang pecah. Segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendaknya, dia marah.

Malam hari, sebelum tidur, yang dingin tidak hanya kaki tangannya saja, tapi juga tubuhnya. Sekitar pukul 24.00 WIB anakku terbangun dan seperti orang kesetanan, naudzubillah, dia menendang ke segala arah, dipegang tidak mau, pokoknya serba salah. Lelah menangis akhirnya dia tidur lagi dengan nenen.

Ya Allah, aku takut banget.

Pagi hari lihat cuitan dr.Apin di twitter yang sedang membahas demam, salah satunya Demam Dengue yang bisa saja mengakibatkan syok atau kekurangan oksigen ke jaringan tubuh. Panik, panik, panik. Apalagi setelah konsultasi via Alodokter. TAKUT. TAKUT. TAKUT.

Pengen periksa lagi, tapi nggak tega kalau harus ambil darah lagi. Tapi takut banget kalau terlambat penanganannya. Tolong aku harus gimana?

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.