Terjatuh

Friday, October 09, 2020

Selasa (06/10) menjelang pukul 11:00, saat kerja, suami dikabari orang rumah kalau anak kami baru saja terjatuh dan kakinya sakit untuk jalan. Kami yang belum melihat kondisinya beranggapan kalau Si Kecil lagi ingin dimanja saja, minta gendong terus. Lagi pula kalau ada yang sakit dia selalu menunjukkan lutut nya yang dulu pernah terinfeksi bakteri.


Akan tetapi dugaan kami salah. Begitu sampai rumah, ku lihat anakku tak mau jalan. Bukan tak mau, melainkan kaki kanan nya sakit saat menginjak lantai. Ku lihat tak ada lecet, lebam, ataupun bengkak. Semua terlihat normal. Tapi saat ku pegang betis bawah dekat pergelangan kaki, dia menyerang kesakitan. Akhirnya untuk mobilitas dia minta gendong, mandi pun harus duduk di kursi.


Syukur alhamdulillah dia nggak rewel, nggak lantas minta gendong terus, masih aktif main meskipun hanya diam di tempat. Sedih rasanya. Biasanya dia suka jalan kesana kemari, kali ini pergerakan terhambat. Sebenarnya dia ingin jalan, tapi begitu kakinya napak di lantai, terasa sakitnya. 


Hari kedua, masih belum bisa jalan. Tapi sudah mau merangkak menirukan kambing yang berjalan. Curhat kesana-kemari, kami disarankan untuk membawanya ke dokter orthopedi.


Hari ketiga, Kamis (08/10) kami pergi ke Puskesmas (padahal seminggu yang lalu baru kesana, harusnya kesana untuk imunisasi DPT ulangan, malah ada saja kendalanya). Sekitar pukul 08.30 WIB kami sudah di ruang Pelayanan Anak dengan bidan yang sudah stand by. Diukur BB dan TB, nggak ada perubahan dari seminggu yang lalu. 


Kami menuju ruang pemeriksaan. Saat diperiksa, bidan tidak menemukan tanda kegawatdaruratan. Tidak ada bengkak, lebam, dan semacamnya. Kakinya pun masih bisa digerak-gerakkan. Jadi kemungkinan hanya terkilir biasa. Kami disarankan untuk melakukan fisioterapi mandiri untuk anak kami. Dipijat-pijat pakai minyak, dikompres air hangat, biar ototnya rileks. Orang tua harus sabar dan terus motivasi anak agar mau jalan lagi.


Kapan bisa sembuh? Tergantung tingkat toleransi rasa sakit yang dimiliki anak. Bisa cepet, bisa juga lama. Karena bisa saja anak jadi trauma, nggak mau jalan, karena nggak mau sakit. Akhirnya kami hanya diberikan obat pereda nyeri.


Malam harinya, anakku terlihat lebih semangat. Dia merangkak kesana kemari mengikutiku. Sedih sih, kayak "kok balik jadi bayi lagi? padahal kan udah bisa lari." Tapi nggak apa-apa, dia anak kuat, dia anak hebat. Tak lama lagi pasti bisa jalan lagi!

No comments:

Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^

Powered by Blogger.