Mother Finger Food
Sebenarnya sudah sejak lama aku menyadari kalau anakku tidak suka makan menggunakan sendok. Berawal dari susahnya ia disuapi saat makan makanan utama -- baru suapan kesekian sudah tutup mulut, tapi ketika disuapi buah (jeruk, mangga, atau apapun yang menggunakan tangan, dia selalu membuka mulut). Saat itu aku sadar, mungkin anakku memang suka disuap tangan, TAPI GIMANA CARANYA MAKAN BUBUR PAKAI TANGAN?!
Aku masih bertahan menyuapi anakku pakai sendok, dengan bergonta-ganti sendok (karena kemungkinan dia trauma dengan sendok tertentu). Hasilnya? Nggak cukup signifikan, segitu-gitu aja.
Seiring bertambahnya usia, aku mulai memberikan biskuit bayi dengan dipotong ke ukuran kecil. Dia suka, selalu membuka mulutnya saat disuapi biskuit. Aku belum memberikan kesempatan bayiku untuk makan sendiri karena ketika kue itu dipegang, yang ada hanya diremas-remas tapi tak dimasukkan ke mulutnya.
Pinter rebut sendok dan mangkok tapi nggak masuk mulut |
karbohidrat : kentang
protein : telur
lemak : minyak goreng, keju
Pertama, kentang direbus sampai lunak. Setelah itu kupas dan haluskan. Campur dengan keju dan uleni.
Ku tambahkan telur, tapi kok malah jadi encer, padahal belum semua ku masukkan. Auto panic dong, apalagi nggak sedia terigu. Coba ku bentuk yang ada malah lengket, nempel ditangan semua. Mau ku tambah bubur instan, takut merusak rasa. Adanya hanya tepung Gasol beras merah, akhirnya ku tambah tepung itu sedikit. Kok teksturnya agak kasar ya, nggak selembut terigu? Udahlah, nggak sampai kalis ku goreng saja, meski bentuknya tak karuan.
Setelah matang, ku berikan ke anakku. Mau dong, secara nggak pakai sendok. Tapi di mulut agak lama, mungkin karena teksturnya agak kasar (kentang tidak halus sempurna). Setidaknya ia mencoba rasa baru.
Akan tetapi, meskipun sudah memenuhi gizi seimbang (menu lengkap) rasanya kok 'belum makan' ya kalau belum makan nasi/bubur. Akhirnya siang hari tetap bikin bubur instan. Kali ini suap pakai tangan. No sendok sendok club. Lebih lahab. Yes!
Yasudahlah, makan nggak harus selalu pakai sendok. Yang penting ada asupan yang masuk ke perut. Lama kelamaan pasti tambah pinter ya Nak, maemnya.
NB:
Minggu, tanggal 24 November (8m1d) saat minum pakai gelas, terdengar 'tik tik' seperti gigi yang bersentuhan dengan bibir gelas. Benar dong, pas dicek ada putih-putih yang muncul dari gusi bawah. Belum keluar seutuhnya, baru ujungnya aja, itupun masih dikit sekali. Pantesan dari kemarin lidahnya digerak-gerakkan mulu, mungkin dia merasa risih dengan kehadiran gigi kecilnya.
Setelah matang, ku berikan ke anakku. Mau dong, secara nggak pakai sendok. Tapi di mulut agak lama, mungkin karena teksturnya agak kasar (kentang tidak halus sempurna). Setidaknya ia mencoba rasa baru.
Akan tetapi, meskipun sudah memenuhi gizi seimbang (menu lengkap) rasanya kok 'belum makan' ya kalau belum makan nasi/bubur. Akhirnya siang hari tetap bikin bubur instan. Kali ini suap pakai tangan. No sendok sendok club. Lebih lahab. Yes!
Yasudahlah, makan nggak harus selalu pakai sendok. Yang penting ada asupan yang masuk ke perut. Lama kelamaan pasti tambah pinter ya Nak, maemnya.
NB:
Minggu, tanggal 24 November (8m1d) saat minum pakai gelas, terdengar 'tik tik' seperti gigi yang bersentuhan dengan bibir gelas. Benar dong, pas dicek ada putih-putih yang muncul dari gusi bawah. Belum keluar seutuhnya, baru ujungnya aja, itupun masih dikit sekali. Pantesan dari kemarin lidahnya digerak-gerakkan mulu, mungkin dia merasa risih dengan kehadiran gigi kecilnya.
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^