Dikira Menikah
Keputusanku untuk kembali ke kampung halaman menimbulkan SATU PERTANYAAN sama dari semua orang. "Kamu mau nikah ya?"
"Iya pasti. Cowokmu orang sana, terus kamu disuruh pulang."
"Iya pasti. Cowokmu orang sana, terus kamu disuruh pulang."
Nggak cuma satu orang lho, tapi hampir semua. Teman kerja, kepala departemen, HRD, dan bahkan teman-teman dekatku di Baperjo, ikut menanyakan juga. Duh!
Kalau kenyataannya memang seperti itu sih aku seneng banget. Tapi kalau aku pindah karena menikah, pasti aku akan resign setelah menikah. Kan lumayan dapat "uang sumbangan" dari perusahaan. Ehh? Iya ga sih?
Pada akhirnya, saat hari terakhir sebelum pindah, aku pun hanya mengiyakan ketika mereka berkata,"Undangannya ditunggu ya. Kalau nikah kabar-kabari lho." *ketawa sambil nangis*
Terkadang bingung sendiri harus jawab gimana saat orang-orang bertanya,"Calonnya orang mana?" Aku pun membiarkan mereka berspekulasi sendiri. "Orang Semarang ya? Apa Ambarawa?"
Halah. Halah. Suka-suka mereka wis. *ketawa sambil nangis (lagi)*
Sekarang ini aku hanya berharap, semoga apa yang orang-orang katakan, segera jadi kenyataan :D
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^