One Day Trip : Curug Kawasan Sentul
Rasanya masih terngiang jelas keseruan liburan hari Minggu kemarin. Meski hari ini badan terasa pegal-pegal, tapi mengingat tiap kejadian justru bisa senyum-senyum sendiri. One day trip kemarin benar-benar meninggalkan kesan yang mendalam.
Kami berlima sepakat mengadakan trip bersama. Aku, Juu, Broki, Ito, Aqbar. Si Juu teman kuliahku. Broki dan Ito teman kantor Si Juu. Sementara Aqbar adalah teman Ito. Kami merencanakan liburan ini sudah dari sebulan yang lalu.
We will have one day trip on this!
IG : bogorjuara |
Awalnya kami ingin mengikuti trip ke curug yang ada di Gunung Salak. Namun, karena cuaca kurang mendukung dan ada kabar buruk dimana ada pengunjung yang hanyut karena derasnya arus curug di kawasan Gunung Salak, maka untuk sementara kawasan tersebut ditutup. Kami pun diarahkan ke curug kawasan Sentul.
Minggu, 24 Januari 2015
Itulah tanggal yang kami pilih untuk private trip kami. Dari pihak travel (@bogorjuara) menyarankan agar kami jam 05.00 WIB sudah kumpul di Belanova, Sentul City, Bogor. Merasa keberatan, kami pun janjian bertemu jam 07.00 WIB.
Sekitar pukul 05.45 WIB kami sudah berkumpul bersama dan siap berangkat ke Bogor. Kami menyewa satu mobil untuk hari itu. Sebagai satu-satunya orang yang bisa menyetir, Ito lah yang jadi 'sopir' kami hingga Bogor.
Berangkatlah kami dengan hati riang gembira. Jalanan begitu mendukung. Kami melaju dengan leluasa.
Pukul 07.00 WIB kami sudah di kawasan Belanova. Dari pihak travel belum ada yang menemui kami. Kami pun memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu. Tak berapa lama kemudian, datanglah Ambo dari pihak travel yang menemui kami. Sayangnya bukan dia yang akan mendampingi trip kami. Temannya, Mas Jemmy, yang akan seharian bersama kami. Dan kami pun menunggu kehadirannya.
Mas Jemmy pun datang menemui kami. Setelah berkenalan, dia pun ambil alih kemudi. Selain karena dia yang tahu tempatnya, jalanannya pun menanjak dan berkelok.
Perjalanan sekitar satu jam naik mobil. Selanjutnya kami naik ojek motor menuju pintu masuk kawasan curug. Seharusnya kami tak perlu naik ojek jika saja tidak ada perbaikan jalan.
Memasuki kawasan, kami harus melakukan trekking alias pendakian untuk mencapai curug. Sensasinya seperti naik gunung pada umumnya. Berjalan nanjak, sesekali berhenti untuk ambil nafas, dan tak jarang nyaris terpeleset karena jalanan licin setelah hujan.
Sekitar satu jam kami melakukan trekking. Rasa lelah segera tergantikan ketika kami sampai di salah satu curug.
cekrik #1 |
Di curug ini kami tidak bisa berenang dikarenakan derasnya arus. Meski demikian, kami tetap menikmatinya.
Puas di curug pertama, perjalanan kami lanjutkan ke curug selanjutnya. Curug yang kedua tak kalah bagusnya. Apalagi pengunjungnya tak terlalu banyak. Jadi kami bisa puas menghabiskan waktu disana.
cekrik #2 |
Di curug kedua, kami disediakan teh manis hangat dari pihak travel. Kami pun mendapat jatah makan siang. Lumayan mengembalikan tenaga kami setelah berendam lama di air.
Setelah puas, kami menuju curug selanjutnya. Masih ada lima curug yang harus kami kunjungi. Kali ini untuk menuju curug selanjutnya, kami melakukan river trekking yaitu perjalanan menyusuri sungai. Kami tak lagi naik turun bukit, tapi melewati pinggir sungai.
Perjalanan berlanjut sampai kami menemukan curug yang tepat untuk sesi lompat melompat.
Keadaanku tak jauh berbeda dari lompatan pertama. Aku tergulung arus, tetapi kemudian segera ditolong Broki. Pada akhirnya si Juu pun berhasil lompat, meski nasibnya tak beda denganku. Menanti bantuan untuk kembali ke daratan. Hihihi.
Lelah lompat melompat, kami melanjutkan perjalanan ke curug selanjutnya.
makan siang |
bersiap menuju curug berikutnya |
Tiap kali kami merasa lelah, kami segera disuguhkan dengan pemandangan curug yang kami temui selanjutnya.
cekrik #3 |
Byuuurrrrrr |
Lompatan pertama dilakukan oleh Aqbar. Disusul kemudian oleh Broki dan Ito. Aku yang tak ingin menyia-nyiakan kesempatan pun akhirnya memberanikan diri untuk melompat. Meski tak bisa berenang, aku nekat untuk melompat. Rasanya..... byuuuurrrrr hampir kelelep, tapi untung segera dibantu oleh Ito.
Si Juu pun merasa tertantang. Namun, dia terlihat masih ragu-ragu. Demi membuat dia berani, aku pun melakukan lompatan kedua, agar si Juu yakin bahwa semua kan baik-baik saja. Sayangnya disini aku justru terpeleset dan gagal melompat.
sesaat sebelum terpeleset |
Lelah lompat melompat, kami melanjutkan perjalanan ke curug selanjutnya.
cekrik #4 |
Di curug ini, kami lebih santai. Mas Jemmy kembali menghidangkan teh manis hangat untuk kami semua. Tak lupa sedikit snack pun disajikan. Sayangnya kami tak terlalu lahap karena rasa lelah mulai melanda. Masih ada tiga curug lagi yang harus kami kunjungi. Agaknya kami tak sanggup menghabiskannya. Hahaha.
Setelah tenaga kami pulih, kami pun menuju curug berikutnya. Di curug berikutnya, hanya kami pengunjungnya. Terlihat sepi dan tenang. Tapi kami tak lama disana. Langit hitam mulai terlihat. Mendung. Hujan segera datang. Kami pun segera meninggalkan curug tersebut dan memutuskan untuk pulang.
Kami mulai melakukan trekking untuk kembali. Ditemani hujan, kami bersusah payah naik turun perbukitan. Jalanan menjadi begitu licin karena air hujan. Aqbar yang hanya memakai sandal jepit akhirnya harus terpeleset dan mengalami kram. Untungnya dia masih kuat untuk meneruskan perjalanan.
Tak lama setelah Aqbar terpeleset, aku pun ikut terpeleset. Gara-garanya aku memutuskan untuk melepaskan sandal karena licin. Rasanya seperti main perosotan. Wushhhh... Dan entah bagaimana ceritanya, Broki pun menyusul terpeleset. Hahaha. Justru hal-hal menyakitkan seperti ini yang mengukir kenangan indah, yang kan selalu diingat. Hihihi.
Tak terasa perjalanan kami telah usai. Kami pun segera ganti baju dan kembali ke Jakarta.
What a nice trip, Guys!
Setelah tenaga kami pulih, kami pun menuju curug berikutnya. Di curug berikutnya, hanya kami pengunjungnya. Terlihat sepi dan tenang. Tapi kami tak lama disana. Langit hitam mulai terlihat. Mendung. Hujan segera datang. Kami pun segera meninggalkan curug tersebut dan memutuskan untuk pulang.
Kami mulai melakukan trekking untuk kembali. Ditemani hujan, kami bersusah payah naik turun perbukitan. Jalanan menjadi begitu licin karena air hujan. Aqbar yang hanya memakai sandal jepit akhirnya harus terpeleset dan mengalami kram. Untungnya dia masih kuat untuk meneruskan perjalanan.
Tak lama setelah Aqbar terpeleset, aku pun ikut terpeleset. Gara-garanya aku memutuskan untuk melepaskan sandal karena licin. Rasanya seperti main perosotan. Wushhhh... Dan entah bagaimana ceritanya, Broki pun menyusul terpeleset. Hahaha. Justru hal-hal menyakitkan seperti ini yang mengukir kenangan indah, yang kan selalu diingat. Hihihi.
Tak terasa perjalanan kami telah usai. Kami pun segera ganti baju dan kembali ke Jakarta.
What a nice trip, Guys!
seru banget liburannya pergi ke curug
ReplyDeleteTerimakasih Informasinya
ReplyDelete