Unforgettable Journey : 1 DAY TRIP TO 3 ISLANDS
Kisah ini berawal ketika aku facebook-walking atau stalking alias kepo dari facebook salah seorang teman di dunia nyata yang tak berani ku jadikan teman di dunia maya. Dia sosok yang asyik dan seru bagi orang-orang yang sudah mengenal dekat dirinya. Namun, bagi aku dan orang-orang yang hanya sekedar kenal tanpa tahu dia seperti apa, maka mereka menganggap dia sebagai orang yang punya dunia sendiri. Itulah mengapa aku sering mengunjungi facebooknya untuk mencari tahu sisi lain di balik kesehariannya yang misterius. Ups. Stop.
Singkatnya, di timeline facebooknya aku menemukan sebuah link yang mengantarkanku pada unforgettable Journey: 1 DAY TRIP TO 3 ISLANDS
Jelajahi peninggalan kolonial di Kepulauan Seribu, hanya Rp 84.000 per orang dan nikmati petualangan di 3 pulau yang eksotis!
Merasa tertarik dengan deskripsi singkat tersebut, aku segera mengundang teman-teman yang sekiranya mau diajak menikmati keindahan Kepulauan Seribu.
Mereka adalah teman-teman kuliahku dulu. Dan beruntungnya, mereka merespon dengan baik link liburan yang ku tawarkan.
Kami pun segera membentuk barisan, mengajak teman-teman yang sekiranya bisa ikut. Hingga akhirnya terpilihlah kami bertiga belas;
- Adininggar Khintana Dewi (Intan). Dulu aku sering memanggilnya Tunni. Namun, sekarang aku lebih senang memanggilnya Juu (Juu.wariyah alias JuuJuu Marke.Juu)
- Anggun Fadhlin Librianti (Boii Ang)
- Angga Risky Margiyanti (Fem)
- Siti Nurjanah (Sichi)
- Putri Ayu Rahayu (Pun)
- Dian Wulandari (Oma)
- Mohammad Faizal Amirudin (Acit)
- Arief Budiman (Illy)
- Lia Destiasari Putri (Boii Li)
- Lilis Nurholipah (Lilis)
- Hilma Anisa (Hilma)
- Endratanaya Ikhlas (Komeng)
Dua belas orang. Loh kok kurang satu? Iya karena aku belum masuk dalam hitungan. Namun, pada kenyataannya kami memang berangkat berdua belas karena Lilis tidak jadi ikut dan kami tidak menemukan pengganti tiket milik Lilis.
Voucher berlaku untuk tanggal keberangkatan 1 Maret, 8 Maret, 15 Maret 2014
Itulah infomasi yang ku dapatkan dari web travel tersebut. Kami memilih tanggal 8 Maret. Jauh-jauh hari sebelumnya, kami sudah memikirkan jajanan yang akan dibawa, seragam yang akan dipakai, dan tak lupa aku ingatkan untuk segera meminta ijin untuk tidak lembur di hari Sabtu tanggal 8 Maret. Yay, masing-masing dari kami sudah bekerja dan sebagian dari kami selalu masuk di hari Sabtu.
Kami membuat sebuah grup di WhatsApp (WA) untuk memudahkan berkomunikasi. Seminggu sebelum hari H, kami selalu mengganti subject grupnya menjadi H-5, H-4 hingga kami bertemu dengan hari H. Senangnya...
ITINERARY :
07:30 - 08:00 : Meeting point di Muara Kamal
08:00 - 08:30 : Perjalanan menuju Pulau Kelor
08:30 - 10:00 : Sampai di Pulau Kelor. hunting foto, main air
10:00 - 10:30 : Perjalanan dilanjutkan ke Pulau Cipir
10:30 - 12:00 : Stay di Pulau Cipir, main air, bernarsis ria.
12:00 - 12:30 : Lanjut ke pulau terakhir, Pulau Onrust.
12:30 - 13:30 : ISHOMA
13:30 - 15:30 : Explore Pulau Onrust. (penjara Jepang, makam, museum)
15:30 - 16:30 : Kembali ke Muara Kamal. Perjalanan berakhir.
Itulah agenda kami. Malam sebelum hari H, aku pergi ke kosan si Juu di Sunter. Aku menginap disana. Aku yang sekarang ini berdomisili di Bekasi akan terlambat jika aku berangkat dari Bekasi. Pun demikian dengan Illy. Rumahnya di Bogor dan malam itu dia menginap di kosan Acit.
Hari H pun datang. Kami semua sepakat bertemu di halte busway PuloGadung, kecuali Boii Ang, Oma dan Fem. Kosan mereka berada di Jakarta Selatan dan lebih memilih berangkat dari sana.
Pagi, 4.30 WIB si Juu sudah mandi dan disusul aku kemudian. Kami semua sepakat untuk mengenakan seragam MI 2010 Family, kaos baru berwarna biru. Pukul 5.30 lebih, Acit dan Illy datang ke kosan si Juu, menjemput kami.
Kami pun berjalan menuju halte busway terdekat, halte Plumpang. Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan Pun. Sesampainya di Plumpang, kami tak lantas naik busway. Kami memilih naik taksi menuju PuloGadung. Ya, lima orang dalam 1 taksi.
***
Sesampainya di PuloGadung, kami bertemu dengan Sichi, Hilma, dan Komeng. Tak ku temukan Boii Li. Sepertinya dia masih di jalan.
Dan malang bagi Boii Li, karena busway menuju halte Rawa Buaya (halte yang akan menjadi saksi kami pergi menuju ke Muara Kamal) sudah datang. Kami akhirnya meninggalkan Boii Li. Maaf Boii Li
Perjalanan dengan busway sekitar 1 jam lebih. Kami tiba di Rawa Buaya pukul 7.30 an. Karena merasa kasihan, akhirnya kami menunggu Boii Li, meski kami sendiri khawatir karena sesuai jadwal kami harus berkumpul paling lambat pukul 08.00.
Boii Li datang pukul 08.30. Beruntung aku sudah menelpon pihak panitia agar bisa menunggu kami karena kami bertiga belas (tiket yang kami beli). Kami kemudian naik mobil (angkutan umum) yang mengantarkan kami ke Muara Kamal.
Pukul 09.00 WIB. Akhirnya kami sampai di Muara Kamal. Disana ku lihat Boii Ang, Oma dan Fem. Mereka tak meninggalkan kami. Kami pun naik ke perahu.
Pulau pertama yang kami kunjungi adalah Pulau Kelor.
Butuh waktu sekitar 30 menit dari tempat kami naik perahu. Sayang seribu sayang, pulau sudah di depan mata, mendadak mesin perahu mati. Kami terombang-ambing di tengah lautan. Sebagian dari kami terlihat ketakutan, mengaku tidak bisa berenang. Sementara aku, meski tak bisa berenang, aku cukup santai menikmati goyangan perahu yang bergerak terbawa angin.
Akhirnya sebuah perahu datang menarik perahu kami. Kami pun sampai dengan selamat di Pulau Kelor.
Waktu kami hanya satu jam. Setelah puas berfoto ria, kami kembali ke perahu menuju pulau kedua, Pulau Cipir.
Perjalanan ke Pulau kedua cukup mulus meski kapan tetap tersendat-sendat. Mesin kadang mati dan kemudian hidup kembali. Nyawa kami seakan berada dipertaruhkan di atas lautan lepas. Namun, akhirnya semua baik-baik saja.
Waktu kami hanya satu jam. Sebelum berkeliling, kami makan siang dari bekal yang kami bawa. Rasanya sungguh menyenangkan bisa menikmati perjalanan ini.
Di Pulau Cipir kami menemukan reruntuhan
bangunan rumah sakit yang menghadap ke laut. Dalam sejarahnya, ini
adalah rumah sakit karantina penyakit menular di masa penjajahan Belanda
dan pernah juga menjadi rumah sakit karantina haji.
Setelah asik makan bekal, foto-foto dan waktu kami habis, kami lanjut ke pulau ketiga, Pulau Onrust.
Setibanya di Pulau Onrust, kami disambut oleh Tourguide lokal. Kami diajak berkeliling pulau; mengunjungi museum, makam, dan menyaksikan penjara Jepang.
Aku sempat bergidik ngeri saat melihat tempat untuk sumo. Konon katanya, pertandingan sumo tidak akan selesai jika salah satu di antaranya belum meninggal.
Lepas lelah mengelilingi pulau Onrust, kami diberi waktu untuk ishoma dan berfoto-foto ria. Namun nampaknya kami terlalu kelelahan sehingga kami hanya duduk santai menghabiskan waktu sambil bercengkrama.
Bagiku, perjalanan kali ini benar-benar unforgettable journey. Setelah sekian bulan kami terpisah menikmati kerasnya dunia kerja masing-masing, kami dapat bertemu dalam sebuah perjalanan yang menyenangkan. Ditambah perahu kami yang kembali mogok di tengah perjalanan pulang, semuanya terasa semakin spesial.
07:30 - 08:00 : Meeting point di Muara Kamal
08:00 - 08:30 : Perjalanan menuju Pulau Kelor
08:30 - 10:00 : Sampai di Pulau Kelor. hunting foto, main air
10:00 - 10:30 : Perjalanan dilanjutkan ke Pulau Cipir
10:30 - 12:00 : Stay di Pulau Cipir, main air, bernarsis ria.
12:00 - 12:30 : Lanjut ke pulau terakhir, Pulau Onrust.
12:30 - 13:30 : ISHOMA
13:30 - 15:30 : Explore Pulau Onrust. (penjara Jepang, makam, museum)
15:30 - 16:30 : Kembali ke Muara Kamal. Perjalanan berakhir.
Itulah agenda kami. Malam sebelum hari H, aku pergi ke kosan si Juu di Sunter. Aku menginap disana. Aku yang sekarang ini berdomisili di Bekasi akan terlambat jika aku berangkat dari Bekasi. Pun demikian dengan Illy. Rumahnya di Bogor dan malam itu dia menginap di kosan Acit.
Hari H pun datang. Kami semua sepakat bertemu di halte busway PuloGadung, kecuali Boii Ang, Oma dan Fem. Kosan mereka berada di Jakarta Selatan dan lebih memilih berangkat dari sana.
Pagi, 4.30 WIB si Juu sudah mandi dan disusul aku kemudian. Kami semua sepakat untuk mengenakan seragam MI 2010 Family, kaos baru berwarna biru. Pukul 5.30 lebih, Acit dan Illy datang ke kosan si Juu, menjemput kami.
Kami pun berjalan menuju halte busway terdekat, halte Plumpang. Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan Pun. Sesampainya di Plumpang, kami tak lantas naik busway. Kami memilih naik taksi menuju PuloGadung. Ya, lima orang dalam 1 taksi.
***
Sesampainya di PuloGadung, kami bertemu dengan Sichi, Hilma, dan Komeng. Tak ku temukan Boii Li. Sepertinya dia masih di jalan.
Dan malang bagi Boii Li, karena busway menuju halte Rawa Buaya (halte yang akan menjadi saksi kami pergi menuju ke Muara Kamal) sudah datang. Kami akhirnya meninggalkan Boii Li. Maaf Boii Li
Perjalanan dengan busway sekitar 1 jam lebih. Kami tiba di Rawa Buaya pukul 7.30 an. Karena merasa kasihan, akhirnya kami menunggu Boii Li, meski kami sendiri khawatir karena sesuai jadwal kami harus berkumpul paling lambat pukul 08.00.
Boii Li datang pukul 08.30. Beruntung aku sudah menelpon pihak panitia agar bisa menunggu kami karena kami bertiga belas (tiket yang kami beli). Kami kemudian naik mobil (angkutan umum) yang mengantarkan kami ke Muara Kamal.
Pukul 09.00 WIB. Akhirnya kami sampai di Muara Kamal. Disana ku lihat Boii Ang, Oma dan Fem. Mereka tak meninggalkan kami. Kami pun naik ke perahu.
Pulau pertama yang kami kunjungi adalah Pulau Kelor.
Butuh waktu sekitar 30 menit dari tempat kami naik perahu. Sayang seribu sayang, pulau sudah di depan mata, mendadak mesin perahu mati. Kami terombang-ambing di tengah lautan. Sebagian dari kami terlihat ketakutan, mengaku tidak bisa berenang. Sementara aku, meski tak bisa berenang, aku cukup santai menikmati goyangan perahu yang bergerak terbawa angin.
Akhirnya sebuah perahu datang menarik perahu kami. Kami pun sampai dengan selamat di Pulau Kelor.
Kami di benteng Martello |
Waktu kami hanya satu jam. Setelah puas berfoto ria, kami kembali ke perahu menuju pulau kedua, Pulau Cipir.
Perjalanan ke Pulau kedua cukup mulus meski kapan tetap tersendat-sendat. Mesin kadang mati dan kemudian hidup kembali. Nyawa kami seakan berada dipertaruhkan di atas lautan lepas. Namun, akhirnya semua baik-baik saja.
Kami di Pulau Cipir |
Waktu kami hanya satu jam. Sebelum berkeliling, kami makan siang dari bekal yang kami bawa. Rasanya sungguh menyenangkan bisa menikmati perjalanan ini.
Kami di bekas reruntuhan bangunan rumah sakit |
#jomblo |
Setelah asik makan bekal, foto-foto dan waktu kami habis, kami lanjut ke pulau ketiga, Pulau Onrust.
Setibanya di Pulau Onrust, kami disambut oleh Tourguide lokal. Kami diajak berkeliling pulau; mengunjungi museum, makam, dan menyaksikan penjara Jepang.
Aku sempat bergidik ngeri saat melihat tempat untuk sumo. Konon katanya, pertandingan sumo tidak akan selesai jika salah satu di antaranya belum meninggal.
Pulau Onrust |
Lepas lelah mengelilingi pulau Onrust, kami diberi waktu untuk ishoma dan berfoto-foto ria. Namun nampaknya kami terlalu kelelahan sehingga kami hanya duduk santai menghabiskan waktu sambil bercengkrama.
Bagiku, perjalanan kali ini benar-benar unforgettable journey. Setelah sekian bulan kami terpisah menikmati kerasnya dunia kerja masing-masing, kami dapat bertemu dalam sebuah perjalanan yang menyenangkan. Ditambah perahu kami yang kembali mogok di tengah perjalanan pulang, semuanya terasa semakin spesial.
wow lengkapp bangeettt...........
ReplyDeletekapan yaa aku bisa ke sanaaaaaaaaaaaa
semoga yaa... suatu hari nanti..
ReplyDeletelumayan lho Mbak..
84rb ke 3 pulau wkwkwkw
terakhir kali ke kepulauan Seribu ke Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa...udah lama bgt...
ReplyDeleteBelum pernah sama sekali mengunjungi sebuah pulau—kecuali pulau Jawa. Seperti apa ya rasanya, apalagi mereka yang bertempat tinggal di sana.
ReplyDeleteaih. keren mba. amazing. jadi pengen kesana
ReplyDeletekepengen banget lihat2 peninggalan sejarah di sana
ReplyDeletenamun nyali kok belum nyampe ya..., takut naik perahunya, wk..wk..
goodluck GAnya ya
Benteng Martello dan pulau Onrustnya keren banget
ReplyDeleteyeayyy :e asyik ya pergi barengan teman2. 84 ribu 3 pulau??wuiih mau banget, moga2 kapan2 ada kesempatan kesana barengan krucils :)
ReplyDeletePulau kelornya cantikk bangeet
ReplyDelete