Berjuang
Pukul 20.30 WIB anak ini belum mau beranjak tidur padahal sudah mengantuk. Ia justru ingat mainan pasir dan ingin memainkannya. Aku yang sudah tak mau kalau harus bersih-bersih, malas sekali mengambilkan mainan pasir yang ada di atas lemari.
Ambil jangan?
Ku katakan padanya untuk main besok saja. Dia merengek. Yah, kalau cuma merengek atau menangis sih aku nggak akan kalah. Udah kebal dengan rayuan berupa tangisan. Tapi kali ini ia tak hanya sekedar menangis. Ia mengambil toples kecil dan meletakkan dekat lemari.
Untuk apa? Untuk menambah ketinggian nya sehingga bisa menggapai mainan pasir di atas lemari.
Apakah bisa? Tentu saja tidak. Lihatlah tinggi lemari ini. Pasir ada di tray warna putih. Dia belum setinggi itu untuk menggapai nya, apalagi cuma dibantu toples kecil.
Sambil merengek dia berkata,"Ibu bisa. Ibu bisa. Payus (menyebut nama sendiri) nggak bisa. Nih. Nih. (Tangannya masih sambil menggapai ke atas)."
Akhirnya ku ambilkan mainan pasir dan kami bermain bersama. Yeay.
Bukan kalah atau menang, bukan masalah tega atau nggak tega, tapi aku menghargai usahanya. Ia sudah berjuang mendapatkan apa yang dia inginkan.
***
Hallo Anakku Sayang,
Terima kasih sudah berusaha, berjuang mendapatkan apa yang kamu impikan.
Kelak di masa mendatang, tantangan yang akan kamu hadapi jauh lebih besar. Tetaplah semangat mengejar mimpimu. Jangan berhenti. Mungkin Ibu tidak bisa membantumu secara langsung. Tapi Ibu akan selalu mendoakanmu.
“Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran)
No comments:
Terima kasih telah mengunjungi Wamubutabi :)
Silahkan tinggalkan jejak ^^